JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Keberangkatan jemaah calon haji (JCH) tinggal menghitung hari. Rencananya, kloter pertama diterbangkan pada 4 Juni menuju ke Madinah. Ahad (29/5/2022) tim advance Kementerian Agama (Kemenag) lebih dulu berangkat ke Arab Saudi untuk menyiapkan teknis pelayanan haji.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Subhan Cholid menyampaikan, tim advance atau pendahulu tahap pertama yang berjumlah 14 orang berangkat menuju Jeddah. Disusul 16 anggota tim advance tahap kedua yang berangkat besok (31/5/2022).
Sejumlah tugas bakal dilakoni personel tim pendahulu tersebut. Salah satunya, berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait di Arab Saudi.
’’Mereka juga mengecek kesiapan kantor layanan di daker (daerah kerja) dan sektor-sektor,’’ jelasnya.
Tim advance bidang akomodasi akan mengecek ulang kesiapan hotel-hotel di Madinah dan Makkah. Sementara itu, tim bidang katering memastikan kesiapan dapur-dapur penyedia layanan konsumsi.
’’Tim katering juga melakukan orientasi dan training para juru masak,’’ ungkap dia.
Tim bidang transportasi, lanjut Subhan, bakal mengecek kesiapan perusahaan penyedia bus. Sebagaimana diketahui, penyedia bus akan melayani transportasi antarkota (Jeddah, Makkah, dan Madinah) serta bus salawat. Subhan menyatakan, bus salawat selama 24 jam melayani transportasi jemaah dari hotel menuju Masjidilharam dan sebaliknya.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief menuturkan, tim advance melakukan pengecekan secara detail.
’’Semoga tim advance bisa lancar menjalankan tugas,’’ tuturnya.
Dia berharap tim advance betul-betul melihat secara detail persiapan layanan jemaah. Dia mencontohkan, fasilitas mesin cuci, kondisi AC, sampai kelayakan lift di hotel harus dicek secara teliti.
Setiba di Madinah, JCH sudah bisa berkeliling untuk berziarah ke tempat bersejarah. Menurut Subhan, ketentuan protokol kesehatan (prokes) di Madinah maupun Makkah sudah dilonggarkan. Pelonggaran tersebut tidak hanya dilakukan di Masjid Nabawi atau di Masjidilharam.
’’Jemaah sudah boleh ziarah ke tempat-tempat bersejarah,’’ ujar Subhan.
Selain Masjid Nabawi, setidaknya ada empat tempat bersejarah di Madinah yang sering dikunjungi jemaah. Salah satunya, Masjid Quba yang berada di sebuah desa di sisi barat Madinah. Itu adalah masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad. Ada juga Jabal Uhud yang menjadi saksi sejarah perang dahsyat antara 700 kaum muslim dengan 3.000 kaum musyrikin dari Makkah.
Lalu, ada Masjid Miqat dan Masjid Qiblatain. Masjid Qiblatain cukup bersejarah karena memiliki dua kiblat. Masjid itu sebelumnya menghadap ke Baitulmaqdis di Jerusalem sebagai kiblatnya. Namun, kemudian arah kiblatnya diubah ke Masjidilharam.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman