PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ratusan umat muslim melakukan Aksi Bela Ustad Abdul Somad (UAS) yang berlangsung di Tugu Parjuangan, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Jumat (20/5). Dalam aksinya massa menuntut agar pemerintah Singapura mencabut pernyataan yang menyatakan UAS ekstrimis dan radikal serta segera meminta maaf atas pernyataan tersebut.
Koordinator aksi Khairudin Ahmad Jais mengatakan, beberapa waktu lalu, UAS bersama keluarga dan keluarga sahabatnya berkunjung ke Singapura. Namun sampai di Singapura UAS dan keluarga dideportasi. UAS sudah melewati imigrasi namun kemudian dipanggil kembali dan tanpa penjelasan apa-apa, UAS dimasukan dalam ruangan sempit.
"Bahkan anak UAS yang baru berusia tiga bulan yang ikut bersama beliau juga ditempatkan di ruangan yang tidak layak," katanya.
Karena itu, pihaknya sengaja berkumpul untuk menyerukan aksi membela UAS. Sekaligus juga menyikapi pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura yang menyatakan UAS adalah dai yang ekstrimis dan radikal.
"Dasarnya karena UAS pernah menyatakan terkait bom bunuh diri di Palestina, tapi itu juga sudah diklarifikasi. Apalagi, terkait penyebutan kafir bagi nonmuslim juga telah diluruskan. Terkait orang nonmuslim disebut kafir, itu terkait keyakinan umat muslim," terang Khairudin.
Menurut pihaknya, hal itu bukan masalah karena penjelasan UAS sesuai keyakinan Islam, sehingga pihaknya menginginkan penjelasan dari pihak Singapura. "Kami menginginkan penjelasan pemerintah Singapura sebagai tetangga yang baik agar memberikan penjelasan dan permintaan maaf," katanya.
Selama ini, lanjut Khairuddin, UAS dikenal baik karena selalu mengisi acara Damai Indonesia ku. Sehingga atas nama alumni Ikatan Al-Azhar pihaknya ingin semuanya diluruskan. "UAS adalah aset kita, ikon kita. Sehingga harapan kami mudahan-mudahan ada tanggapan dari pemerintah Singapura," ujarnya.
Pada kegiatan tersebut juga hadir salah satu tokoh masyarakat Riau Azlaini Agus. Saat menyampaikan orasi, Azlaini juga meminta Singapura segera meminta maaf. Karena jikalau tidak, ia mengajak semua pihak tidak perlu lagi datang ke Singapura, untuk berobat ataupun berbelanja. "Jangan mau datang ke Singapura apalagi membeli barang-barang mereka," seru Azlaini Agus.(ade)
Laporan soleh saputra, Pekanbaru