JENEWA (RIAUPOS.CO) – Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendapatkan lebih dari 228 laporan kasus hepatitis dengan penyebab tak diketahui per 1 Mei 2022. Laporan tersebut datang dari 20 negara. Sebagian besar berada di Eropa.
’’Masih ada 50 kasus yang masih melalui proses penyelidikan,’’ ujar Jubir WHO Tarik Jasarevic seperti dilansir Agence France-Presse.
WHO kali pertama mendapatkan laporan dari pemerintah Skotlandia pada awal April. Mereka menemukan 10 kasus hepatitis pada anak dengan usia di bawah 10 tahun. Sebagian besar pasien menderita gejala penyakit kuning, diare, muntah-muntah, dan sakit perut.
Namun, pihak medis tak melihat virus-virus yang biasa mengakibatkan hepatitis saat memeriksa pasien. Baik dari varian virus A, B, C, D, atau E. Mereka menemukan adanya adenovirus di tubuh pasien. Namun, virus tersebut biasanya hanya mengakibatkan gangguan saluran pernapasan, peradangan mata, atau gangguan saluran pencernaan.
’’Saat ini adenovirus menjadi penyebab secara hipotesis. Namun, perlu ada penyelidikan lebih lanjut untuk tahu pasti apa penyebab hepatitis mereka,’’ paparnya.
Perkembangan kasus hepatitis baru itu makin menyebar. Sebelumnya, WHO mencatat 12 negara yang melaporkan wabah serupa. Namun, dalam sesi terbaru, dilaporkan 20 negara yang sudah mempunyai kasus. Meski, tidak diperinci negara mana saja.
Daily Mail menyebutkan, 20 negara tersebut kebanyakan berada di Eropa. Kasus terbanyak ada di Britania Raya dengan jumlah 145 kasus. Dalam daftar tersebut tidak termasuk Indonesia. Sampai saat ini baru ada satu kematian yang dikonfirmasi akibat hepatitis tersebut.
’’Kami terus mengingatkan kepada orang tua untuk mengawasi gejala hepatitis pada anak. Terutama, jika ada warna kuning di mata mereka,’’ ungkap Meera Chand, direktur infeksi pada UK Health Security Agency.