- Advertisement -
WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Amerika Serikat (AS) meyakini intelijen Rusia berada di belakang serangan kimia terhadap jurnalis Rusia pemenang penghargaan Nobel perdamaian. Jurnalis bernama Dmitry Muratov tersebut punya sikap kritis terhadap Kremlin.
Muratov, redaktur surat kabar investigatif Novaya Gazeta mengatakan bahwa saat dia di kereta, tiba-tiba disiram dengan cat merah mengandung aseton. Seseorang yang menyerangnya berkata;
- Advertisement -
“Ini untukmu dari orang-orang kami.”
Muratov pada saat itu mengunggah foto wajah, dada, dan tangannya yang tertutup cat minyak merah, yang dia katakan membuat matanya terbakar parah lantaran aseton tersebut.
New York Times dan Washington Post melaporkan pada Kamis (28/4) bahwa badan intelijen AS sudah membuat kesimpulan bahwa sejumlah mata-mata Rusia mengatur penyerangan itu. Serangan tersebut terjadi di kereta rute Moskow-Samara.
- Advertisement -
Sebelum penyerangan terjadi, Novaya Gazeta mengumumkan bahwa pihaknya menunda aktivitasnya secara daring maupun cetak sampai tindakan yang disebut Rusia sebagai operasi khusus di Ukraina berakhir. Pemerintah Rusia sudah dua kali memperingatkan surat kabar itu atas peliputan konflik tersebut.
Rusia mengatakan pergerakannya itu ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya dengan kalangan nasionalis berbahaya. Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat sudah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya memaksa negara itu untuk menarik pasukannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Amerika Serikat (AS) meyakini intelijen Rusia berada di belakang serangan kimia terhadap jurnalis Rusia pemenang penghargaan Nobel perdamaian. Jurnalis bernama Dmitry Muratov tersebut punya sikap kritis terhadap Kremlin.
Muratov, redaktur surat kabar investigatif Novaya Gazeta mengatakan bahwa saat dia di kereta, tiba-tiba disiram dengan cat merah mengandung aseton. Seseorang yang menyerangnya berkata;
- Advertisement -
“Ini untukmu dari orang-orang kami.”
Muratov pada saat itu mengunggah foto wajah, dada, dan tangannya yang tertutup cat minyak merah, yang dia katakan membuat matanya terbakar parah lantaran aseton tersebut.
- Advertisement -
New York Times dan Washington Post melaporkan pada Kamis (28/4) bahwa badan intelijen AS sudah membuat kesimpulan bahwa sejumlah mata-mata Rusia mengatur penyerangan itu. Serangan tersebut terjadi di kereta rute Moskow-Samara.
Sebelum penyerangan terjadi, Novaya Gazeta mengumumkan bahwa pihaknya menunda aktivitasnya secara daring maupun cetak sampai tindakan yang disebut Rusia sebagai operasi khusus di Ukraina berakhir. Pemerintah Rusia sudah dua kali memperingatkan surat kabar itu atas peliputan konflik tersebut.
Rusia mengatakan pergerakannya itu ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya dengan kalangan nasionalis berbahaya. Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat sudah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya memaksa negara itu untuk menarik pasukannya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman