- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sudah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Di tengah beragam dampak negatif yang ditimbulkan, pandemi Covid-19 membawa sejumlah dampak positif. Di antaranya adalah mempercepat adopsi teknologi di lingkungan perguruan tinggi.
Keterangan tersebut disampaikan Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam dalam The Signing of The Cooperation Framework Agreement ICE Institute secara virtual Selasa (19/4). "Dua tahun pandemi Covid-19 berhasil akselerasi transformasi layanan pendidikan tinggi untuk mengadopsi teknologi," kata Nizam.
- Advertisement -
Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu mengatakan, ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba menerapkan perkuliahan secara online atau virtual. Kampus seperti dipaksa untuk membuka perkuliahan secara online. Sebab pemerintah melarang ada kerumunan, termasuk di lingkungan kampus, untuk mencegah penularan Covid-19.
Nizam mengatakan ketika kampus-kampus membuka layanan online, ternyata membawa manfaat lainnya. Yaitu layanan pendidikan tinggi bisa diakses lebih luas lagi. "Anak-anak di pulau-pulau yang tersebar di Indonesia, bisa mengikuti perkuliahan secara online," kata dia.
Selain itu Nizam mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk membuka layanan kursus-kursus seperti yang dilakukan oleh ICE Institute. Apalagi layanan kursus yang dilakukan oleh ICE Institute berbasis online. Sehingga dapat dijangkau mahasiswa lebih luas lagi. "Melalui teknologi, layanan pendidikan tinggi lebih mudah diakses," katanya.
- Advertisement -
Nizam berpesan meskipun layanan pendidikan tinggi saat ini lebih leluasa, karena bisa menggunakan online, kualitasnya untuk tetap dijaga. Dia tidak ingin kualitas pendidikan tinggi seperti dikorbankan.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sudah dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Di tengah beragam dampak negatif yang ditimbulkan, pandemi Covid-19 membawa sejumlah dampak positif. Di antaranya adalah mempercepat adopsi teknologi di lingkungan perguruan tinggi.
Keterangan tersebut disampaikan Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Nizam dalam The Signing of The Cooperation Framework Agreement ICE Institute secara virtual Selasa (19/4). "Dua tahun pandemi Covid-19 berhasil akselerasi transformasi layanan pendidikan tinggi untuk mengadopsi teknologi," kata Nizam.
- Advertisement -
Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu mengatakan, ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba menerapkan perkuliahan secara online atau virtual. Kampus seperti dipaksa untuk membuka perkuliahan secara online. Sebab pemerintah melarang ada kerumunan, termasuk di lingkungan kampus, untuk mencegah penularan Covid-19.
Nizam mengatakan ketika kampus-kampus membuka layanan online, ternyata membawa manfaat lainnya. Yaitu layanan pendidikan tinggi bisa diakses lebih luas lagi. "Anak-anak di pulau-pulau yang tersebar di Indonesia, bisa mengikuti perkuliahan secara online," kata dia.
- Advertisement -
Selain itu Nizam mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk membuka layanan kursus-kursus seperti yang dilakukan oleh ICE Institute. Apalagi layanan kursus yang dilakukan oleh ICE Institute berbasis online. Sehingga dapat dijangkau mahasiswa lebih luas lagi. "Melalui teknologi, layanan pendidikan tinggi lebih mudah diakses," katanya.
Nizam berpesan meskipun layanan pendidikan tinggi saat ini lebih leluasa, karena bisa menggunakan online, kualitasnya untuk tetap dijaga. Dia tidak ingin kualitas pendidikan tinggi seperti dikorbankan.(jpg)