Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Jaga Kebugaran saat Puasa Ramadan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Umat muslim sedunia bakal menjalani ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Terhitung sejak hari ini, Ahad (3/4), umat muslim yang tidak berhalangan bakal menahan aktivitas makan dan minum mulai dari waktu  imsak sampai dengan berbuka. Ada 12 jam lebih aktivitas makan dan minum ditahan.

Riau Pos mewawancarai ahli gizi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Provinsi Riau, dr Mukhyarjon SpPD terkait menjaga kebugaran saat Ramadan. Kepada Riau Pos, dr Mukhyarjon menuturkan, ada beberapa aspek yang sangat penting di perhatikan selama menjalani ibadah puasa Ramadan. Di antaranya asupan makanan hingga cairan. Pada saat berpuasa Ramadan akan terjadi perubahan asupan dan pola hidup. Di mana pada hari biasa, manusia terbiasa dengan pola makan yang diawali dengan sarapan, makan siang dan makan malam.

Namun pada saat puasa Ramadan pola asupan tersebut berubah. Mulai dari saat sahur selama satu kali, dan berbuka satu kali. Dikatakan dia, pertama, yang paling penting adalah memastikan asupan cairan tubuh terpenuhi. Karena selama puasa, waktu minum terbatasi dari yang biasanya bisa dilakukan setiap saat, kini hanya pada waktu sahur dan malam hari saja.

“Nah selama itu kita kan kurang mendapat asupan cairan. Salah satunya adalah asupan cairan. Kita pastikan cukup cairan supaya tidak dehidrasi. Caranya gampang, berat badan kita dikali dengan 40 cc. Jadi bila berat badan 50 kg tinggal dikali dengan 40 cc air minum, maka kita harus meminum kurang lebih 2.000 cc air atau 2 liter,” ungkapnya.

Baca Juga:  8 JPT Pratama Segera Dilantik

Jumlah itu merupakan kebutuhan minimal. Bila memiliki kegiatan yang cukup banyak saat berpuasa apalagi bekerja di luar ruangan, maka dibutuhkan asupan cairan lebih dari angka minimal kebutuhan tubuh kita. Hal itu agar tubuh tidak mengalami dehidrasi yang bisa berimplikasi terhadap berbagai penyakit lainnya.

Ia juga sangat menganjurkan untuk selalu menyempatkan makan sahur. Karena menurut dia, makan sahur merupakan cadangan energi ketika kita berpuasa. Beberapa makanan yang dianjurkan haruslah memperhatikan kebutuhan dari tubuh masing-masing. Seperti makanan yang mengandung protein, cukup lemak, cukup kalori, makanan tinggi serat seperti sayuran dan lainnya yang di butuhkan tubuh.

“Sahur seperti biasa ada karbohidrat, cukup protein, cukup serat, cukup lemaknya juga. Kalau kurang serat, kita kurang cairan terjadi gangguan kesehatan dan sebagainya. Cukup konsumsi buah. Kalau karbohidrat, lemak itu kan sumber kalori. Buah untuk daya tahan tubuh. Bahan pengatur untuk meningkatkan metabolisme tubuh yakni ada pada buah dan sayuran,” paparnya.

Sedangkan pada waktu berbuka puasa, sambung dia, usahakan tidak langsung mengkonsumsi makanan dalam kapasitas banyak atau makanan berat. Ia justru menyarankan agar mengkonsumsi makanan manis seperti kurma dan beberapa makanan yang mengandung kalori lainnya. Setelah beberapa saat, barulah mulai memakan makanan berat seperti nasi dan lauk pauk lainnya.

Baca Juga:  Epidemiolog Sarankan PCR Diperluas ke Semua Moda 

“Pada waktu berbuka karena kita sudah sekian lama tidak mengkonsumsi sumber energi pada waktu berbuka dianjurkan makan yang manis. Kemudian cukup minum untuk mengganti cairan yang kurang. Tujuannya mengkonsumsi cairan manis dulu sebelum makanan padat, karena makanan manis itu lebih cepat diserap,” terangnya.

Bila memiliki aktivitas padat saat berpuasa, ia juga menyarankan agar mengkonsimsi multivitamin yang dapat dimakan setelah memakan makanan berat pada waktu berbuka. Namun bila konsumsi buah dan sayur sudah tercukupi, konsumsi vitamin tidaklah wajib. Terkecuali kondisi kesehatan tubuh sedang ada gangguan atau sakit.

“Kemudian juga, ada aspek khusus pada pasien yang punya komorbid. Itu ada cara khusus meminum obat. Jadi coba ditanyakan ke dokter saat konsultasi. Seperti obat gula, ditanyakan ke dokternya kapan waktu konsumsinya,” imbuhnya.

Terakhir, dr Mukhyarjon menambahkan bagi yang ingin makan menjelang waktu tidur, disarankan dia agar menghindari makan 2 jam menjelang tidur. Kecuali makanan ringan. Karena hal tersebut bisa menyebabkan hal-hal kurang baik bagi tubuh kita.

“Makan menjelang tidur sebaiknya makan berat itu jedanya 2 jam sebelum tidur. Kecuali makanan ringan. Karena bisa menyebabkan hal-hal kurang baik, seperti gangguan pada kesehatan kita kalau setelah makan berat langsung tidur,” pungkasnya.(nda)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Umat muslim sedunia bakal menjalani ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh. Terhitung sejak hari ini, Ahad (3/4), umat muslim yang tidak berhalangan bakal menahan aktivitas makan dan minum mulai dari waktu  imsak sampai dengan berbuka. Ada 12 jam lebih aktivitas makan dan minum ditahan.

Riau Pos mewawancarai ahli gizi dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Provinsi Riau, dr Mukhyarjon SpPD terkait menjaga kebugaran saat Ramadan. Kepada Riau Pos, dr Mukhyarjon menuturkan, ada beberapa aspek yang sangat penting di perhatikan selama menjalani ibadah puasa Ramadan. Di antaranya asupan makanan hingga cairan. Pada saat berpuasa Ramadan akan terjadi perubahan asupan dan pola hidup. Di mana pada hari biasa, manusia terbiasa dengan pola makan yang diawali dengan sarapan, makan siang dan makan malam.

- Advertisement -

Namun pada saat puasa Ramadan pola asupan tersebut berubah. Mulai dari saat sahur selama satu kali, dan berbuka satu kali. Dikatakan dia, pertama, yang paling penting adalah memastikan asupan cairan tubuh terpenuhi. Karena selama puasa, waktu minum terbatasi dari yang biasanya bisa dilakukan setiap saat, kini hanya pada waktu sahur dan malam hari saja.

“Nah selama itu kita kan kurang mendapat asupan cairan. Salah satunya adalah asupan cairan. Kita pastikan cukup cairan supaya tidak dehidrasi. Caranya gampang, berat badan kita dikali dengan 40 cc. Jadi bila berat badan 50 kg tinggal dikali dengan 40 cc air minum, maka kita harus meminum kurang lebih 2.000 cc air atau 2 liter,” ungkapnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Yang Suhu Badan di Atas 37 Ujiannya di Ruang Khusus

Jumlah itu merupakan kebutuhan minimal. Bila memiliki kegiatan yang cukup banyak saat berpuasa apalagi bekerja di luar ruangan, maka dibutuhkan asupan cairan lebih dari angka minimal kebutuhan tubuh kita. Hal itu agar tubuh tidak mengalami dehidrasi yang bisa berimplikasi terhadap berbagai penyakit lainnya.

Ia juga sangat menganjurkan untuk selalu menyempatkan makan sahur. Karena menurut dia, makan sahur merupakan cadangan energi ketika kita berpuasa. Beberapa makanan yang dianjurkan haruslah memperhatikan kebutuhan dari tubuh masing-masing. Seperti makanan yang mengandung protein, cukup lemak, cukup kalori, makanan tinggi serat seperti sayuran dan lainnya yang di butuhkan tubuh.

“Sahur seperti biasa ada karbohidrat, cukup protein, cukup serat, cukup lemaknya juga. Kalau kurang serat, kita kurang cairan terjadi gangguan kesehatan dan sebagainya. Cukup konsumsi buah. Kalau karbohidrat, lemak itu kan sumber kalori. Buah untuk daya tahan tubuh. Bahan pengatur untuk meningkatkan metabolisme tubuh yakni ada pada buah dan sayuran,” paparnya.

Sedangkan pada waktu berbuka puasa, sambung dia, usahakan tidak langsung mengkonsumsi makanan dalam kapasitas banyak atau makanan berat. Ia justru menyarankan agar mengkonsumsi makanan manis seperti kurma dan beberapa makanan yang mengandung kalori lainnya. Setelah beberapa saat, barulah mulai memakan makanan berat seperti nasi dan lauk pauk lainnya.

Baca Juga:  Mudik Pakai Motor Tidak Boleh Boncengan

“Pada waktu berbuka karena kita sudah sekian lama tidak mengkonsumsi sumber energi pada waktu berbuka dianjurkan makan yang manis. Kemudian cukup minum untuk mengganti cairan yang kurang. Tujuannya mengkonsumsi cairan manis dulu sebelum makanan padat, karena makanan manis itu lebih cepat diserap,” terangnya.

Bila memiliki aktivitas padat saat berpuasa, ia juga menyarankan agar mengkonsimsi multivitamin yang dapat dimakan setelah memakan makanan berat pada waktu berbuka. Namun bila konsumsi buah dan sayur sudah tercukupi, konsumsi vitamin tidaklah wajib. Terkecuali kondisi kesehatan tubuh sedang ada gangguan atau sakit.

“Kemudian juga, ada aspek khusus pada pasien yang punya komorbid. Itu ada cara khusus meminum obat. Jadi coba ditanyakan ke dokter saat konsultasi. Seperti obat gula, ditanyakan ke dokternya kapan waktu konsumsinya,” imbuhnya.

Terakhir, dr Mukhyarjon menambahkan bagi yang ingin makan menjelang waktu tidur, disarankan dia agar menghindari makan 2 jam menjelang tidur. Kecuali makanan ringan. Karena hal tersebut bisa menyebabkan hal-hal kurang baik bagi tubuh kita.

“Makan menjelang tidur sebaiknya makan berat itu jedanya 2 jam sebelum tidur. Kecuali makanan ringan. Karena bisa menyebabkan hal-hal kurang baik, seperti gangguan pada kesehatan kita kalau setelah makan berat langsung tidur,” pungkasnya.(nda)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari