JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut menyatakan bahwa seorang ibu rumah tangga pun tetap bisa memberikan bakti bagi negara.
Mbak Tutut cerita, seorang ibu rumah tangga yang menyisihkan Rp 100 ribu dari kas rumah tangga, telah mendirikan yayasan yang mampu mewujudkan semangat tolong-menolong di antara sesama warga negara.
"Ibu rumah tangga itu tak lain adalah ibu saya tercinta. Ibu kita semua, almarhumah Ibu Tien Soeharto," ujar Mbak Tutut di Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (23/8).
Dari modal Rp100 ribu itu, Ibu Tien, istri Presiden kedua RI Soeharto mendirikan Yayasan Harapan Kita. Tepat 51 tahun lalu, dari modal Rp100 ribu itu Yayasan Harapan Kita berkembang menjadi jaringan rumah sakit, berbagai sarana pendidikan, dan kebudayaan.
Yayasan Harapan Kita membangun banyak rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Selain itu, membangun Taman Mini Indonesia Indah, Perpustakaan Nasional, hingga Taman Anggrek Indonesia Permai. Pembangunan ini berhasil mengurangi ketergantungan warga Indonesia akan perawatan terbaik di luar negeri.
"Yayasan Harapan Kita bertekad kuat sebagaimana keinginan Ibu Tien sebagai pendirinya untuk membela kesehatan rakyat. Sejak awal berdiri, Yayasan Harapan Kita menegaskan bahwa bagi yang ekonominya tidak mampu, meskipun mengalami gangguan jantung, tetap harus diselamatkan dengan mekanisme cross subsidi," kata Mbak Tutut.
Dikatakan, tanggal 23 Agustus 2019 merupakan momentum yang sangat istimewa bagi Yayasan Harapan Kita (YHK) yang didirikan oleh Raden Ayu Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto. Pada tanggal tersebut, YHK genap berusia setengah abad dan berdedikasi tinggi bagi masyarakat Indonesia.
Almarhumah Ibu Tien juga menginisiasi Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan Siti Hartinah Soeharto (YDGRK). Sejak berdirinya pada 1986, YDGRK yang didukung oleh Presiden Soeharto selaku pribadi, dikhususkan untuk membantu korban bencana alam yang ada di Tanah Air.
"Jadi manakala melihat penderitaan akibat sekian banyak bencana yang terjadi seakan tak ada habisnya, almarhumah ibu Tien tidak menyerah. Dalam keterbatasan langkah sebagai seorang ibu rumah tangga, bahkan beliau maju berkiprah, itulah ibu Tien Soeharto," ujar Mbak Tutut saat menyampaikan kata sambutan di acara HUT ke-51 tahun YHK dan 33 tahun YDGRK yang bertajuk “Melanjutkan Membangun Harapan dan Melaksanakan Bakti untuk Indonesia”.
Mbak Tutut menambahkan, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) di rentang waktu 33 tahun telah menunjukkan berbagai pengabdian kepada warga negara yang terkena bencana.
"Kami selalu hadir di mana rakyat menderita karena bencana, tak hanya sekali. Pada bencana yang baru saja terjadi, yakni tsunami di pesisir Banten dan Lampung, akhir tahun 2018 hingga awal 2019 lalu, saya sendiri terlibat, sedikitnya dalam dua kali kedatangan," ujar ketua umum YDGRK ini.
Selama 33 tahun berkiprah, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) telah menyalurkan bantuan sekitar Rp64 miliar. Semua untuk korban bencana, meliputi korban bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, tsunami, gunung meletus dan bencana sejenisnya, selama itu, yayasan juga telah menyalurkan bantuan di 1.099 lokasi bencana, pada 899 kejadian bencana di 34 Provinsi di Indonesia.
"Semua itu kami lakukan melalui kerja sama luar biasa dengan semua pihak. Semua yang percaya bahwa kehidupan yang lebih baik, yang lebih sejahtera itu bisa kita raih bersama melalui tolong-menolong di antara kita," ucapnya.
Sumber: Jpnn.com
Editror: Erizal