Penerapan Metode Pembelajaran CTL

Kegiatan belajar mengajar di kelas sangat erat kaitannya dengan peran seorang guru. Seorang guru harus mampu melakukan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini dilakukan agar siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang menarik dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran kontekstual. Metode pembelajaran kontekstual atau sering juga disebut Contextual Teaching Learning (CTL). CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

- Advertisement -

Metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Metode pembelajaran kontekstual memiliki kelebihan dibandingkan metode lain yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

- Advertisement -

Selain itu metode pembelajaran CTL ini juga memiliki kelebihan, mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kontekstual adalah diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung, Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif  dan  guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada pada metode pembelajaran kontekstual ini dirasa akan membuat guru lebih aktif dalam mengajar dan membuat pelajaran lebih menarik. Karena di sini guru tidak hanya sebagai penceramah tapi pengelola kelas dan siswa dapat menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata yang tidak hanya sebatas teori belaka.

Guru harus selalu memiliki metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak cepat bosan dan dengan senang hati mengikuti pembelajaran dengan baik. Berbagai metode yang diterapkan harus dievaluasi tingkat keberhasilannya. Dengan demikian seorang guru memiliki banyak metode yang mampu diterapkan. Dengan demikian diharapkan siswa akan mampu mencapai nilai yang baik.

Metode pembelajaran dengan pendekatan CTL mewajibkan guru kreatif dalam memfasilitasi siswa belajar. Karena guru harus menggunakan alat peraga yang tepat dan sesuai antara materi yang diajarkan dengan alat peraga yang sesuai dengan kehidupan nyata.

Ketika materi pelajaran tentang ukuran panjang maka seorang guru akan memperagakan kegiatan mengukur menggunakan ukuran panjang langsung ke alat peraga di lapangan.

Kemudian ketika materi tentang waktu maka guru langsung memperagakan dengan penggunaan jam. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini diharapkan siswa akan mampu langsung memahami karena mereka langsung mempraktikkan.

Ketika tidak memahami konsep rillnya seorang siswa akan bingung, tetapi jika dikaitkan dengan kehidupan nyata maka siswa akan lebih mudah untuk menangkap pelajaran yang disampaikan guru. Setiap materi yang diajarkan guru sebaiknya dikaitkan dengan fungsi matematika itu pada kehidupan sehari-hari.

Matematika sebagi mata pelajaran yang sulit harus diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Penggunaan pendekatan metode CTL pada pembelajaran matematika diharapkan mampu menarik minat siswa dan membuat mata pelajaran matematika menjadi lebih menarik.

Dengan demikian diharapkan penggunaan pendekatan CTL ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.***

SITI SPd, Guru SDN 43 Sungai Alam Bengkalis

Kegiatan belajar mengajar di kelas sangat erat kaitannya dengan peran seorang guru. Seorang guru harus mampu melakukan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini dilakukan agar siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran diperlukan penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang menarik dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran kontekstual. Metode pembelajaran kontekstual atau sering juga disebut Contextual Teaching Learning (CTL). CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Metode pembelajaran kontekstual memiliki kelebihan dibandingkan metode lain yaitu pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Selain itu metode pembelajaran CTL ini juga memiliki kelebihan, mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, di mana seorang siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran kontekstual adalah diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung, Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif  dan  guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada pada metode pembelajaran kontekstual ini dirasa akan membuat guru lebih aktif dalam mengajar dan membuat pelajaran lebih menarik. Karena di sini guru tidak hanya sebagai penceramah tapi pengelola kelas dan siswa dapat menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata yang tidak hanya sebatas teori belaka.

Guru harus selalu memiliki metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak cepat bosan dan dengan senang hati mengikuti pembelajaran dengan baik. Berbagai metode yang diterapkan harus dievaluasi tingkat keberhasilannya. Dengan demikian seorang guru memiliki banyak metode yang mampu diterapkan. Dengan demikian diharapkan siswa akan mampu mencapai nilai yang baik.

Metode pembelajaran dengan pendekatan CTL mewajibkan guru kreatif dalam memfasilitasi siswa belajar. Karena guru harus menggunakan alat peraga yang tepat dan sesuai antara materi yang diajarkan dengan alat peraga yang sesuai dengan kehidupan nyata.

Ketika materi pelajaran tentang ukuran panjang maka seorang guru akan memperagakan kegiatan mengukur menggunakan ukuran panjang langsung ke alat peraga di lapangan.

Kemudian ketika materi tentang waktu maka guru langsung memperagakan dengan penggunaan jam. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini diharapkan siswa akan mampu langsung memahami karena mereka langsung mempraktikkan.

Ketika tidak memahami konsep rillnya seorang siswa akan bingung, tetapi jika dikaitkan dengan kehidupan nyata maka siswa akan lebih mudah untuk menangkap pelajaran yang disampaikan guru. Setiap materi yang diajarkan guru sebaiknya dikaitkan dengan fungsi matematika itu pada kehidupan sehari-hari.

Matematika sebagi mata pelajaran yang sulit harus diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Penggunaan pendekatan metode CTL pada pembelajaran matematika diharapkan mampu menarik minat siswa dan membuat mata pelajaran matematika menjadi lebih menarik.

Dengan demikian diharapkan penggunaan pendekatan CTL ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.***

SITI SPd, Guru SDN 43 Sungai Alam Bengkalis

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya