Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Rusia Umumkan Gencatan Senjata Sementara di Mariupol dan Volnovakha

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rusia mengumumkan gencatan sementara pada Sabtu pagi (5/3) waktu setempat untuk Mariupol dan Volnovakha yang sudah dikepung Rusia demi evakuasi warga sipil.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan serangannya pada pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Sabtu.

Sehingga penduduk dapat meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang dikelilingi Laut Azov yang berjarak sekitar 110 km dari Donetsk.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina juga telah menyepakati jalur aman evakuasi dengan Ukraina.

Pejabat Mariupol mengatakan warga sipil memiliki waktu hingga pukul 4 sore waktu setempat untuk berangkat dengan mobil atau bus melalui tiga jalur evakuasi.

Para pejabat terkait juga mengumumkan bahwa evakuai akan berlangsung dalam beberapa tahap dan akan berlangsung selama beberapa hari.

Dilaporkan, Wali Kota Mariupol Vadim Boychenko mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan dimulainya pekerjaan pemulihan pasokan listrik dan air, serta layanan telepon seluler.

Baca Juga:  Gerindra Buka Opsi Cawabup Nonpolitisi

Dia menambahkan bahwa pejabat setempat juga akan berusaha mengirimkan makanan dan kotak P3K. Sementara Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan para pejabat berencana untuk mengevakuasi lebih dari 200.000 orang dari Mariupol dan lebih dari 15.000 dari Volnovakha.

Mikhail Podolyak, anggota tim negosiasi Ukraina, mengkonfirmasi sebelumnya bahwa kedua belah pihak telah berbicara tentang kemungkinan penghentian sementara permusuhan agar warga sipil dapat mengungsi.

Dikutip dari CNBC Internasional, gencatan senjata ini dilaporkan sudah dimulai pada pukul 10 pagi Sabtu waktu Moskow. Meski begitu, tidak jelas apakah Ukraina telah menyetujui gencatan senjata Rusia tersebut.

Kota-kota tersebut dilaporkan telah menanggung beban dari pertempuran paling sengit di Ukraina selama beberapa hari terakhir.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa rute keluar untuk para penduduk telah disepakati dengan Ukraina, namun sayangnya tidak ada pernyataan yang menguatkan dari pihak Ukraina mengenai hal ini.

Baca Juga:  Arara Abadi - APP - Martha Tilaar Latih Warga Desa

Mariupol dan Volnovakha sendiri telah menjadi tempat terjadinya beberapa pertempuran paling intens di Ukraina selama beberapa hari terakhir.

Hal ini disebabkan karena lokasi mereka yang berada di sudut tenggara Ukraina dekat perbatasan Rusia dan Krimea, yang mana menjadi target penyerangan strategis Rusia.

Pada hari Kamis (3/3) lalu, BBC melaporkan bahwa Rusia sudah memerintahkan penduduk Mariupol untuk mulai meninggalkan kota, tetapi penduduk mengatakan mereka tidak dapat bergerak karena tidak ada jeda dalam serbuan yang dilakukan Rusia.

Rusia menyerang Ukraina pekan lalu, dengan alasan bahwa mereka membela Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.

Moskow juga mengatakan sedang mengupayakan "demiliterisasi dan denazifikasi" di negara itu.

Sementara itu, Ukraina mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan telah meminta bantuan masyarakat internasional.

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rusia mengumumkan gencatan sementara pada Sabtu pagi (5/3) waktu setempat untuk Mariupol dan Volnovakha yang sudah dikepung Rusia demi evakuasi warga sipil.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan serangannya pada pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Sabtu.

- Advertisement -

Sehingga penduduk dapat meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang dikelilingi Laut Azov yang berjarak sekitar 110 km dari Donetsk.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina juga telah menyepakati jalur aman evakuasi dengan Ukraina.

- Advertisement -

Pejabat Mariupol mengatakan warga sipil memiliki waktu hingga pukul 4 sore waktu setempat untuk berangkat dengan mobil atau bus melalui tiga jalur evakuasi.

Para pejabat terkait juga mengumumkan bahwa evakuai akan berlangsung dalam beberapa tahap dan akan berlangsung selama beberapa hari.

Dilaporkan, Wali Kota Mariupol Vadim Boychenko mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan dimulainya pekerjaan pemulihan pasokan listrik dan air, serta layanan telepon seluler.

Baca Juga:  Jelang Konferkot, Calon Ketua PWI Bermunculan

Dia menambahkan bahwa pejabat setempat juga akan berusaha mengirimkan makanan dan kotak P3K. Sementara Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan para pejabat berencana untuk mengevakuasi lebih dari 200.000 orang dari Mariupol dan lebih dari 15.000 dari Volnovakha.

Mikhail Podolyak, anggota tim negosiasi Ukraina, mengkonfirmasi sebelumnya bahwa kedua belah pihak telah berbicara tentang kemungkinan penghentian sementara permusuhan agar warga sipil dapat mengungsi.

Dikutip dari CNBC Internasional, gencatan senjata ini dilaporkan sudah dimulai pada pukul 10 pagi Sabtu waktu Moskow. Meski begitu, tidak jelas apakah Ukraina telah menyetujui gencatan senjata Rusia tersebut.

Kota-kota tersebut dilaporkan telah menanggung beban dari pertempuran paling sengit di Ukraina selama beberapa hari terakhir.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa rute keluar untuk para penduduk telah disepakati dengan Ukraina, namun sayangnya tidak ada pernyataan yang menguatkan dari pihak Ukraina mengenai hal ini.

Baca Juga:  Wukuf 8 Juli, Masa Tinggal Jemaah Tetap 42 Hari

Mariupol dan Volnovakha sendiri telah menjadi tempat terjadinya beberapa pertempuran paling intens di Ukraina selama beberapa hari terakhir.

Hal ini disebabkan karena lokasi mereka yang berada di sudut tenggara Ukraina dekat perbatasan Rusia dan Krimea, yang mana menjadi target penyerangan strategis Rusia.

Pada hari Kamis (3/3) lalu, BBC melaporkan bahwa Rusia sudah memerintahkan penduduk Mariupol untuk mulai meninggalkan kota, tetapi penduduk mengatakan mereka tidak dapat bergerak karena tidak ada jeda dalam serbuan yang dilakukan Rusia.

Rusia menyerang Ukraina pekan lalu, dengan alasan bahwa mereka membela Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev.

Moskow juga mengatakan sedang mengupayakan "demiliterisasi dan denazifikasi" di negara itu.

Sementara itu, Ukraina mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan telah meminta bantuan masyarakat internasional.

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari