PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) — Banyak laporan masyarakat terkait lokasi tempat melakukan donor dan penyaluran darah PMI atau Unit Transfusi Darah (UTD) yang dulu dikenal Unit Donor Darah (UDD) di Jalan poros Langgam Pangkalan Kerinci.
Pasalnya, lokasi yang jauh dan dinilai tidak layak karena jalan tak beraspal dan kerap berdebu dilewati truk balak dan kendaraan bertonase berat.
“ Ya, masalah untuk memisahkan lokasi UTD PMI ini sudah kita bahas dulunya pada akhir 2016 lalu bersama Pemkab Pelalawan dalam pelaksanaan rapat koordinasi (Rakor). Dalam pertemuan tersebut, kita minta Pemkab dapat segera mencarikan bangunan yang layak untuk UTD yang berlokasi di tengah kota seperti di Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci,” jelas Wakil Ketua Komisi I DPRD Pelalawan H Abdullah AMd, Selasa (20/8).
Abdullah menambahkan, Pemkab menyetujui hasil rakor ini dengan segera membangun UTD PMI di sekitar jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci. Sementara untuk markas PMI tetap berada di poros Langgam. Namun hingga saat ini Pemkab tidak menindaklanjuti hasil rakor tersebut, sehingga diminta agar Pemkab dapat memenuhi realisasi hasil rakor tersebut.
Diungkapkan Abdullah yang juga menjabat Sekretaris Fraksi Madani DPRD Pelalawan ini, bahwa posisi UTD harus strategis. Selain bisa terjangkau, juga mudah diketahui orang banyak. Sehingga diharapkan sosialisasi dan minat masyarakat untuk melaksanakan donor darah secara kontinue dapat berjalan dengan baik. Apalagi hingga saat ini markas PMI dan UTD masih satu lokasi. Dan ini yang menjadi keluhan para pendonor karena lokasi yang tidak tepat.
“Miris kita mendengar PMI sangat minim pasokan darah dari berbagai golongan. Dan ini pemicunya karena lokasi UTD tersebut yang tidak strategis sehingga masyarakat banyak yang enggan mendonorkan darahnya. Kami meminta agar Pemkab Pelalawan juga dapat melengkapi dan memenuhi fasilitas sarana dan prasarana pendukung UTD PMI. Salah satunya mobil operasional dan ambulans,” paparnya.
Ketua PMI Pelalawan Marhadi MR menambahkan, bahwa berbagai kendala dialami pihaknya seperti lokasi UTD yang tidak strategis atau tidak berada di tengah-tengah kota sehingga sulit dijangkau oleh para pendonor. Selain itu, PMI Pelalawan juga masih sangat kekurangan sarana dan prasana.
Sehingga tentunya diperlukan adanya dukungan dari Pemkab dan juga Pemrov Riau. Saat ini PMI Kabupaten Pelalawan hanya memiliki satu unit armada ambulan yang merupakan bantuan dari Provinsi Riau pada 2017 silam. Dan kondisi sangat memprihatinkan atau tak layak pakai, sehingga pihaknya sangat kesulitan dalam menjalankan aktivitas kemanusiaan.
Selain kendaraan ambulan, saat ini juga memerlukan bantuan peralatan kesehatan seperti tandu dan fasilitas medis dasar untuk pertolongan pertama di lapangan. Serta penyediaan sarana medis lainnya seperti unit transfusi darah.
‘’PMI masih kekurangan kantong darah dan kapasitas ruangan penyimpanan darah khususnya lemari (kulkas, red) penyimpan darah. Untuk itu, dengan kondisi minimnya sarana dan prasarana yang kita miliki, maka tentunya kita perlu dukungan dari Pemkab Pelalawan untuk membantu memenuhi sarana dan prasana yang memadai,” tutupnya. (amn)