PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tes rapid antigen acak yang dilakukan setiap akhir pekan bagi peserta didik yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dihentikan. Ini karena sekarang banyak sekolah yang sudah beralih pada belajar daring.
Tes rapid antigen acak ini biasanya digelar oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru. Hal ini untuk skrining peserta didik dalam PTM serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain bagi peserta didik, rapid antigen juga dilakukan bagi tenaga pendidik.
"Tes rapid antigen acak ini tidak lagi kita lakukan, karena kan sudah banyak sekolah yang tidak PTM dan beralih menjadi daring," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr Zaini Rizaldi Saragih, Senin (28/2).
Menurutnya, saat ini pihaknya mengutamakan penelusuran kontak erat pasien positif atau tracing. Pasalnya saat ini kasus aktif Covid-19 di Kota Pekanbaru meningkat.
Selain itu, pihaknya juga fokus dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Apalagi beberapa hari lalu ratusan tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19. Ini memperlambat pemagangan yang dilakukan pihaknya.
Dari tes rapid antigen acak yang dilakukan pada peserta didik beberapa waktu lalu, sejumlah peserta didik dari beberapa sekolah negeri dan swasta di dapati hasil reaktif. Mereka mendapat pemeriksaan lanjutan melalui tes swab. Hasilnya ada puluhan peserta didik yang positif Covid-19.
"Mereka terpapar dari klaster keluarga. Keluarga ini memiliki riwayat perjalanan dari luar kota," ungkapnya.
Sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah membuat kebijakan vaksinasi jadi syarat Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Peserta didik harus vaksinasi Covid-19 agar bisa mengikuti PTM di sekolah.
Kebijakan ini berlaku bagi peserta didik tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru. Meski ini menuai kontra oleh orang tua peserta didik, namun bagi mereka yang tidak vaksin harus ikut belajar secara daring dari rumah masing-masing.
"Saya tidak akan merubah kebijakan saya, Itu final," tegas Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas.
Menurutnya, vaksinasi sebagai salah satu upaya pemerintah agar PTM yang berlangsung di sekolah tetap berjalan aman dari Covid-19. Vaksinasi merupakan upaya meningkatkan imunitas tubuh.
Ismardi menyebut, tidak ada anak-anak yang memiliki gejala-gejala berat pascavaksinasi. Vaksinasi ini, dikatakan Ismardi merupakan upaya pemerintah dalam melindungi rakyatnya.
Menurutnya, saat ini sejumlah sekolah telah menerapkan sistem pembelajaran secara daring. Namun, Ismardi belum bisa merinci berapa jumlah sekolah yang melaksanakan daring.
Ia juga mendorong agar orang tua peserta didik untuk memberikan vaksin bagi anak mereka. Peserta didik bisa mendapatkan vaksin di fasilitas pemerintah.(yls)
Laporan M ALI NURMAN, Kota