Senin, 29 September 2025
spot_img
spot_img

Begini Permintaan Politisi Nasdem Ini soal Demonstran Penolak Tambang yang Tewas

PARIGI MOUTONG (RIAUPOS.CO) – Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari, meminta Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusut tuntas kasus tewasnya Erfadi, seorang demonstran penolak perusahaan tambang di Kabupaten Parigi Moutong.

Menurut dia, Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi memang sudah meminta maaf menyikapi tewasnya Erfadi. Namun, hal tersebut tidak cukup adil bagi keluarga korban.

"Pelaku penembakan dan kekerasan wajib diusut dan dilakukan penegakan hukum," kata Taufik saat dihubungi, Senin (14/2/2022).

Legislator Fraksi Partai Nasdem itu di sisi lain meminta Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bisa terjun mendinginkan kondisi di Parigi Moutong pascatewasnya Erfadi.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan kondisi di lapangan makin memanas setelah pemuda 21 tahun itu tewas setelah berdemonstrasi.

Baca Juga:  4 Pintu Spillway Dibuka, Imbau Warga Waspada

"Gubernur untuk memulihkan keadaan agar tercipta situasi yang kondusif serta mewujudkan dialog dengan masyarakat," kata Tobas, sapaan Taufik Basari.

Komnas HAM RI berkesimpulan bahwa Erfadi, demonstran penolak perusahaan tambang di Parigi Moutong, Sulteng, tewas karena ada proyektil yang tertanam di tubuh yang bersangkutan.

Kesimpulan itu didapat Komnas HAM setelah melakukan penelitian terhadap kasus tewasnya Erfadi ketika ada unjuk rasa menolak tambang di Parigi Moutong, pada Sabtu (12/2).

"Benar meninggal disebabkan oleh peluru tajam, sebagaimana proyektil yang ditemukan dan diangkat dari bagian tubuh korban," kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM RI Sulteng Dedi Askary melalui keterangan persnya, Senin (14/2).

Komnas HAM dalam kesimpulan lainnya menyatakan bahwa proyektil yang masuk ke tubuh Erfadi berasal dari arah belakang pria 21 tahun itu.

Baca Juga:  Grogi Belajar di Polsek

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

PARIGI MOUTONG (RIAUPOS.CO) – Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari, meminta Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusut tuntas kasus tewasnya Erfadi, seorang demonstran penolak perusahaan tambang di Kabupaten Parigi Moutong.

Menurut dia, Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi memang sudah meminta maaf menyikapi tewasnya Erfadi. Namun, hal tersebut tidak cukup adil bagi keluarga korban.

"Pelaku penembakan dan kekerasan wajib diusut dan dilakukan penegakan hukum," kata Taufik saat dihubungi, Senin (14/2/2022).

Legislator Fraksi Partai Nasdem itu di sisi lain meminta Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bisa terjun mendinginkan kondisi di Parigi Moutong pascatewasnya Erfadi.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan kondisi di lapangan makin memanas setelah pemuda 21 tahun itu tewas setelah berdemonstrasi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Airlangga Ingatkan Camat, Vaksinasi Booster Syarat bagi Pemudik

"Gubernur untuk memulihkan keadaan agar tercipta situasi yang kondusif serta mewujudkan dialog dengan masyarakat," kata Tobas, sapaan Taufik Basari.

Komnas HAM RI berkesimpulan bahwa Erfadi, demonstran penolak perusahaan tambang di Parigi Moutong, Sulteng, tewas karena ada proyektil yang tertanam di tubuh yang bersangkutan.

- Advertisement -

Kesimpulan itu didapat Komnas HAM setelah melakukan penelitian terhadap kasus tewasnya Erfadi ketika ada unjuk rasa menolak tambang di Parigi Moutong, pada Sabtu (12/2).

"Benar meninggal disebabkan oleh peluru tajam, sebagaimana proyektil yang ditemukan dan diangkat dari bagian tubuh korban," kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM RI Sulteng Dedi Askary melalui keterangan persnya, Senin (14/2).

Komnas HAM dalam kesimpulan lainnya menyatakan bahwa proyektil yang masuk ke tubuh Erfadi berasal dari arah belakang pria 21 tahun itu.

Baca Juga:  Dilarang Mengetahui Jenis Kelamin Anaknya

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PARIGI MOUTONG (RIAUPOS.CO) – Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari, meminta Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) mengusut tuntas kasus tewasnya Erfadi, seorang demonstran penolak perusahaan tambang di Kabupaten Parigi Moutong.

Menurut dia, Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi memang sudah meminta maaf menyikapi tewasnya Erfadi. Namun, hal tersebut tidak cukup adil bagi keluarga korban.

"Pelaku penembakan dan kekerasan wajib diusut dan dilakukan penegakan hukum," kata Taufik saat dihubungi, Senin (14/2/2022).

Legislator Fraksi Partai Nasdem itu di sisi lain meminta Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bisa terjun mendinginkan kondisi di Parigi Moutong pascatewasnya Erfadi.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan kondisi di lapangan makin memanas setelah pemuda 21 tahun itu tewas setelah berdemonstrasi.

Baca Juga:  Jemaah Haji Kepulauan Meranti Alami Amnesia dan Kelelahan, Dirawat Intensif di Makkah

"Gubernur untuk memulihkan keadaan agar tercipta situasi yang kondusif serta mewujudkan dialog dengan masyarakat," kata Tobas, sapaan Taufik Basari.

Komnas HAM RI berkesimpulan bahwa Erfadi, demonstran penolak perusahaan tambang di Parigi Moutong, Sulteng, tewas karena ada proyektil yang tertanam di tubuh yang bersangkutan.

Kesimpulan itu didapat Komnas HAM setelah melakukan penelitian terhadap kasus tewasnya Erfadi ketika ada unjuk rasa menolak tambang di Parigi Moutong, pada Sabtu (12/2).

"Benar meninggal disebabkan oleh peluru tajam, sebagaimana proyektil yang ditemukan dan diangkat dari bagian tubuh korban," kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM RI Sulteng Dedi Askary melalui keterangan persnya, Senin (14/2).

Komnas HAM dalam kesimpulan lainnya menyatakan bahwa proyektil yang masuk ke tubuh Erfadi berasal dari arah belakang pria 21 tahun itu.

Baca Juga:  Grogi Belajar di Polsek

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari