PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Terkonfirmasinya satu peserta didik di SMPN 1 Pekanbaru positif Covid-19 membuat aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tersebut ditutup sementara waktu. Pantauan Riau Pos, di sekolah yang berada di Jalan Sultan Syarif Kasim Kelurahan Rintis, Kecamatan Lima Puluh itu, Senin (7/2), terlihat sepi. Bahkan tak tampak adanya penjagaan yang dilakukan pihak sekolah maupun pihak terkait lainnya.
Tak tampak juga adanya papan informasi terkait sejak kapan sekolah tersebut ditutup sementara dan akan kembali dibuka untuk aktivitas belajar mengajar. Salah seorang warga setempat, Yoga mengaku sekolah tersebut sudah tutup sejak akhir pekan lalu. Namun dirinya tidak mengetahui alasan terkiat penutupan sekolah tersebut dilakukan.
"Sudah dua hari ini ditutup sekolahnya, tapi saya tidak tahu alasannya apa," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas mengatakan, pemberhentian sementara waktu aktivitas belajar mengajar di SMP N 1 Pekanbaru dikarenakan terdapat satu orang peserta didik di sekolah itu terkonfirmasi positif Covid-19 usai menjalani pemeriksaan kesehatan pada Jumat (4/2). Sedangkan untuk penutupan terhadap aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut dilakukan hingga Rabu lusa.
"Kami sudah hentikan PTM. Kami mulai hentikan Jumat lalu," kata Ismardi Ilyas.
Dilanjutkan Ismardi, saat ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru telah melakukan pelacakan kontak erat pasien positif. Mereka juga melakukan swab antigen seluruh peserta didik dan pendidik, dan seluruh ruang kelas juga dilakukan penyemprotan disinfektan, sehingga Rabu (9/2) nanti sekolah tersebut bisa kembali dibuka.
"Ketahuannya Jumat kemarin melalui tes mandiri, dia mengeluh demam. Untuk sekolah sudah kita semprot disinfektan sesuai SOP, tapi belum tau kalau siswa tersebut terkonfirmasi Covid-19 di sana, makanya kita berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk melakukan pelacakan," jelasnya.
Meskipun begitu, saat ini Satgas Covid-19 juga tetap melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTM, dan pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada keputusan satgas di mana SMP tersebut masih menerapkan PTM 100 persen, dan SD menerapkan PTM 50 persen.(ali/ayi/sol)