PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau menggelar kegiatan bakti sosial di Lapas Kelas II A Pekanbaru, Sabtu (5/2). Kegiatan yang dilakukan berupa vaksinasi massal dan juga layanan kesehatan.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini serentak dilakukan di 30 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Kegiatan serentak ini juga dilakukan secara virtual. "Kegiatan yang bertema "Berkolaborasi untuk Mengabdi Dengan Hati" di Lapas Kelas II Pekanbaru ini dihadiri Keluarga Alumni Gajah Mada Kedokteran (Kagamadok), Kemenkumham, Asosiasi TNI Polri, Kaseindo beserta seluruh jajaran yang terlibat," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi, Sabtu (5/2).
Ia mengatakan, kegiatan ini dilakukan secara terpisah di dua tempat, yakni di Lapas Kelas II A Pekanbaru khusus warga binaan laki-laki dan perempuan.
"Di Lapas Kelas IIA khusus warga binaan laki laki diadakan kegiatan vaksin massal, dan layanan kesehatan penyakit ringan," ujarnya.
BKKBN Riau sendiri, lanjut Mardalena, memfasilitasi kegiatan layanan kesehatan di lapas kelas II A khusus perempuan.
"Dengan mengadakan layanan KB untuk warga binaan dan warga di sekitar lapas, penyuluhan kesehatan reproduksi, dan sosialisasi dari GenRe Indonesia Riau," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo dalam sambutannya yang digelar secara virtual mengatakan BKKBN memberikan layanan kesehatan reproduksi terkait deteksi dini terhadap penyakit keganasan khusus di lapas perempuan.
"Tentunya ini masih berkaitan dengan stunting yang telah dipercayakan kepada kami di BKKBN. Ini juga merupakan suatu hal yang luar biasa mengingat perempuan merupakan kunci suksesnya sebuah keluarga," ujar Hasto Wardoyo.
Edward Omar Syarif selaku Wamenkumham yang turut mengikuti kegiatan secara virtual ini, mengucapkan terima kasih telah memilih lapas untuk menjadi sasaran diadakannya kegiatan ini.
"Saya kemarin baru saja mengunjungi rutan di Medan dan menemukan rutan dengan kapasitas 1.300 orang dihuni oleh 3.400 orang warga binaan. Ternyata untuk Sumatera Utara sendiri jika ditotal seluruhnya rutan yang ada hanya bisa menampung 13.000 warga binaan, tapi nyatanya penghuninya ada 35.000. Kelebihannya mencapai 300 persen," ujar Edward.
"Nah dengan keterbatasan tempat yang ada, tentunya penerapan protokol kesehatan pun sulit untuk dilakukan. Saya berharap setelah diadakannya kerja sama dengan pihak BPJS kita bisa menemukan solusi dari masalah ini," ungkapnya.(eca/dof)