PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kawanan gajah sumatera kembali mengamuk. Kali ini amukan gajah menyasar kebun dan rumah warga Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kampar, Selasa (1/2) malam. Menurut laporan warga, Yono, diperkirakan ada 200 batang pohon sawit dirusak kawanan gajah.
Sementara tiga unit rumah tinggal di sekitar kebun yang berada di RW 08 Dusun Flamboyan, Kota Garo tersebut juga ikut dirusak para gajah. Adapun tiga unit rumah yang dirusak merupakan rumah milik Yono sendiri, Panggabean dan rumah milik Julianto. Menurut Yono, aksi serangan gajah ini diketahuinya pertama kali sekitar pukul 19.00 WIB. Dalam kondisi gelap gulita itu, setidaknya dua ekor gajah terlihat paling agresif. Mereka masih berada di sekitar rumah warga hingga pukul 20.00 WIB.
"Saya sempat mencoba mengusir dengan bilang ‘tuk, pergilah tuk’. Dua ekor malah balik mengejar, kami langsung lari terbirit-birit. Patah mental saya langsung. Dua ekor ini agresif. Kami beberapa kali pernah jumpa, tapi ketika diminta pergi, mereka pergi. Tapi yang ini mengeluarkan suara mendengus, lalu langsung mengejar," kata Yono lewat sambungan telepon.
Yono menyebutkan, saat dikejar gajah, mereka lari tidak tentu arah.
Bahkan dua ekor gajah itu menurutnya mengejar sampai sejauh 50 meter dari tempat hewan yang dilindungi itu awalnya berdiri. Hingga dirinya tidak lagi berani mendekat. Selain sudah terpukul secara psikis, itu juga menjadi pengalaman pertama jiwanya terancam oleh hewan liar.
"Saya langsung memanggil warga untuk mencari bantuan. Kami berjaga tidak jauh dari lokasi sampai pagi. Kawasan kebun di sini luas, datuk (gajah) mulai merusak kebun, banyak habis pohon sawit yang masih berbuah pasir. Perkiraan kami, ada sekitar 200 batang yang rusak," kata Yono.
Yono menyebutkan, hingga sore kemarin sudah ada pawang gajah yang datang ke lokasi. Diperkirakan, gajah yang datang ke perkebunan warga itu ada sebanyak sebelas ekor. Yono dan warga lainnya berharap pemerintah atau pihak berwenang cepat mengusir gajah dari kawasan perkebunan mereka.
"Kami terancam, kalau kata orang, sudah tidak ada lagi darah waktu dikejar. Beberapa kali kami berjumpa datuk (gajah) itu, tapi baru kali ini kami diserang dan dikejar," ujarnya.
Kondisi tiga rumah yang dirusak tersebut tidak hancur keseluruhannya. Namun kerusakan terlalu parah untuk ditempati kembali. Salah satu rumah bahkan kehilangan bagian dapur. Sementara perkakas rumah berserakan. Adapun jejak kaki gajah seukuran kepala orang dewasa terlihat di mana-mana di lokasi reruntuhan rumah tersebut.
Terkait perusakan yang dilakukan hewan yang dilindungi tersebut, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau menyebutkan, lokasi kejadian masih termasuk home range atau lintasan gajah sumatera. Tepatnya lintasan gajah kelompok 11 atau kelompok Kantong Petapahan. Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin meminta warga agar waspada dan tetap menahan diri.
"Sampai saat ini posisi satwa gajah sumatera masih berada di kawasan Tahura SSK II, Desa Rantau Bertuah, Kecamatan Minas, berdasarkan data monitoring GPS Collar. Tidak begitu jauh dari lokasi kejadian. Untuk itu kami minta warga tetap waspada dan tidak melakukan hal anarkis," ujar Fifin.(end)