Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penata “Mahkota” Pria

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Perawatan tubuh saat ini tidak hanya digandrungi kaum hawa. Melainkan juga dilakoni para pria. Hal itu seolah menjadi keperluan wajib, agar bisa berpenampilan lebih maksimal. Salah satunya perawatan terhadap rambut. Bila pada kaum hawa kita mengenal salon sebagai tempat perawatan. Sedangkan bagi kaum Adam dikenal dengan barber shop.

Lantas apa perbedaan barber shop dengan pangkas rambut biasa? Akhir pekan ini Riau Pos berkesempatan mewawancarai langsung seorang barber (sebutan untuk hair stylish barber shop) bernama Sohibul Anwar atau dikenal dengan sapaan Jawer, dari Barberjobs Pekanbaru. Di awal, Jawer menjelaskan bahwa sebetulnya tidak ada perbedaan signifikan antara barber shop dengan pangkas rambut biasa. Namun lebih kepada tempat yang khas, perawatan ekstra serta hair stylish yang tersertifikasi.

“Lebih tepatnya pelanggan yang menentukan perbedaan. Misalkan, kami sendiri nih rata-rata lima hair stylish di sini kursus. Jadi memang ada ilmunya dalam mencukur rambut. Seperti menyesuaikan bentuk kepala dan dicocokkan dengan jenis rambut,” ungkapnya.

Ia mengibaratkan bila pada perempuan ada salon sebagai tempat perawatan khusus rambut, pada pria ada barber shop. Memang salah satu ciri khasnya adalah sebuah ornamen berbentuk plang dengan warna merah, putih dan biru. Ornamen ini dinamakan barberpole. Di mana, untuk peletakan barberpole sendiri memiliki sejarah panjang dan punya banyak makna. Diceritakan Jawer, dulunya, sebelum ada dunia medis modern para dokter berpraktik di sebuah barber.

Barber Shop - Akhwan
(MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

Kemudian pada ornamen barberpole, diletakanlah handuk bekas operasi. Yang kemudian memunculkam warna merah. Sedangkan warna biru, di dapat dari arteri pascaoperasi. Di atasnya terdapat sebuah tatakan yang merupakan tempat meletakkan lintah. “Jadi semua yang ada pada barberpole itu ada maknanya. Mulai dari warna, serta model tonjolan di atas. Itu semua ada artinya,” sebut Jawer.

Baca Juga:  Perlu Akomodir Media Lokal dan Komunitas

Kembali ke urusan rambut pria, Jawer menuturkan bahwa rambut memang menjadi salah satu penentu penampilan pria. Berbeda dengan wanita, rambut pria yang terlihat rapi berpengaruh dengan pakaian. Bila rambut tidak rapi, alias acak-acakan, maka apa yang dikenakan terlihat tidak rapi. Namun bila sang mahkota pria sudah rapi, maka akan sangat mendukung terhadap pakaian dan aksesoris yang digunakan.

“Kalau menurut saya sangat berpengaruh. Coba kita lihat bila rambut yang acak-acakan, maka sebagaimanapun rapi pakaian tetap akan terlihat kurang rapi. Begitu sebaliknya. Kalau sudah mahkotanya rapi, pakaian agak pudar pun tetap terlihat keren,” sebutnya.

Biasanya, para konsumen yang datang selalu meminta model sesuai dengan trend mode rambut. Namun dirinya tidak melulu mengikuti keinginan konsumen. Sebab, trend model rambut tidak akan bisa di terapkan secara universal. Hal itu disebabkan oleh jenis rambut dan bentuk kontur kepala. Sebagai contoh, saat ini yang paling banyak diminati adalah model rambut undercut. Yakni pada bagian samping dan belakang rambut dipotong sangat tipis, sedangkan bagian atas dibiarkan agak sedikit panjang.

Menurut dia, model seperti ini tidak akan bisa diterapkan pada jenis rambut ikal. Atau bentuk kontur kepala yang cenderung mengotak. Maka fungsi dia sebagai hair stylish ataupun seorang barber adalah memberikan masukan. Karena, sambung dia, bila dipaksakan maka hasilnya tidak akan maksimal. “Biasanya kami memberi masukan. Makanya kepada konsumen percayakan saja kepada hair stylish-nya,” ungkap Jawer.

Mode Disesuaikan Bentuk Kepala
Hal yang pertama ketika datang ke sebuah barber shop pastilah menentukan model potongan atau cukuran rambut. Ya, menata rambut memang sudah menjadi keperluan bagi kaum pria. Mode atau fesyen yang disesuaikan dengan jenis rambut dan kontur kepala, dipercaya bakal memaksimalkan hasil potongan rambut. Sehingga anda bisa tampil lebih percaya diri.

Baca Juga:  Buah Primadona, Penyulap Belantara

Salah seorang hair stylish dari Barberjobs Pekanbaru, Jawer menuturkan biasanya beberapa mode rambut tidak bisa dipaksakan dengan jenis rambut tertentu. Misal rambut dengan jenis ikal tidak akan cocok bila dipangkas dengan mode under cut maupun mullet. Bila tetap dipaksakan, maka akan terlihat tidak estetik dan menghasilkan ketidakpuasaan bagi si konsumen. Ia justru lebih menyarankan agar konsumen berkonsultasi dulu dengan hair stylish dan menanyakan mode rambut yang cocok untuk dirinya.

“Dalam bentuk, customer kita ga mau customer yang jadi contoh. Tipikal kepala ga bisa dipaksa. Tidak ada. Dari diri kita sendiri. Kepala kita kotak, rambut ikal, apa yang cocok? Sebaiknya ditanyakan atau dikonsultasikan. Harus dibentuk lagi presisinya kotaknya dan lain lain,” ungkapnya.

Berbicara mengenai mode yang sedang tren, diakui Jawer, mode klasik menjadi yang paling banyak dipilih konsumen saat ini. Seperti model rambut pria di tahun 1970-80 an. Model itu mulai diminati lagi sejak tahun 2017 lalu sampai saat ini. Seperti under cut, comma hair, bombadour, mullet dan beberapa model lainnya. Selain menentukan mode, ia juga menyarankan agar melakukan perawatan rutin pada rambut.

“Tentunya agar selalu terlihat sehat, rambut dirawat. Seperti perawatan dengan kondisioner, sampo. Minimal keramas dua hari sekali. Pagi yang waktu tepat. Karena dunia kedokteran kan juga menganjurkan begitu, 2 hari sekali. Dan ditambah creambath dan lainnya,” sebutnya.(nda)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Perawatan tubuh saat ini tidak hanya digandrungi kaum hawa. Melainkan juga dilakoni para pria. Hal itu seolah menjadi keperluan wajib, agar bisa berpenampilan lebih maksimal. Salah satunya perawatan terhadap rambut. Bila pada kaum hawa kita mengenal salon sebagai tempat perawatan. Sedangkan bagi kaum Adam dikenal dengan barber shop.

Lantas apa perbedaan barber shop dengan pangkas rambut biasa? Akhir pekan ini Riau Pos berkesempatan mewawancarai langsung seorang barber (sebutan untuk hair stylish barber shop) bernama Sohibul Anwar atau dikenal dengan sapaan Jawer, dari Barberjobs Pekanbaru. Di awal, Jawer menjelaskan bahwa sebetulnya tidak ada perbedaan signifikan antara barber shop dengan pangkas rambut biasa. Namun lebih kepada tempat yang khas, perawatan ekstra serta hair stylish yang tersertifikasi.

- Advertisement -

“Lebih tepatnya pelanggan yang menentukan perbedaan. Misalkan, kami sendiri nih rata-rata lima hair stylish di sini kursus. Jadi memang ada ilmunya dalam mencukur rambut. Seperti menyesuaikan bentuk kepala dan dicocokkan dengan jenis rambut,” ungkapnya.

Ia mengibaratkan bila pada perempuan ada salon sebagai tempat perawatan khusus rambut, pada pria ada barber shop. Memang salah satu ciri khasnya adalah sebuah ornamen berbentuk plang dengan warna merah, putih dan biru. Ornamen ini dinamakan barberpole. Di mana, untuk peletakan barberpole sendiri memiliki sejarah panjang dan punya banyak makna. Diceritakan Jawer, dulunya, sebelum ada dunia medis modern para dokter berpraktik di sebuah barber.

- Advertisement -

Barber Shop - Akhwan
(MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

Kemudian pada ornamen barberpole, diletakanlah handuk bekas operasi. Yang kemudian memunculkam warna merah. Sedangkan warna biru, di dapat dari arteri pascaoperasi. Di atasnya terdapat sebuah tatakan yang merupakan tempat meletakkan lintah. “Jadi semua yang ada pada barberpole itu ada maknanya. Mulai dari warna, serta model tonjolan di atas. Itu semua ada artinya,” sebut Jawer.

Baca Juga:  Pemkab Kampar Tanda Tangani MoU dengan UGM Yogyakarta

Kembali ke urusan rambut pria, Jawer menuturkan bahwa rambut memang menjadi salah satu penentu penampilan pria. Berbeda dengan wanita, rambut pria yang terlihat rapi berpengaruh dengan pakaian. Bila rambut tidak rapi, alias acak-acakan, maka apa yang dikenakan terlihat tidak rapi. Namun bila sang mahkota pria sudah rapi, maka akan sangat mendukung terhadap pakaian dan aksesoris yang digunakan.

“Kalau menurut saya sangat berpengaruh. Coba kita lihat bila rambut yang acak-acakan, maka sebagaimanapun rapi pakaian tetap akan terlihat kurang rapi. Begitu sebaliknya. Kalau sudah mahkotanya rapi, pakaian agak pudar pun tetap terlihat keren,” sebutnya.

Biasanya, para konsumen yang datang selalu meminta model sesuai dengan trend mode rambut. Namun dirinya tidak melulu mengikuti keinginan konsumen. Sebab, trend model rambut tidak akan bisa di terapkan secara universal. Hal itu disebabkan oleh jenis rambut dan bentuk kontur kepala. Sebagai contoh, saat ini yang paling banyak diminati adalah model rambut undercut. Yakni pada bagian samping dan belakang rambut dipotong sangat tipis, sedangkan bagian atas dibiarkan agak sedikit panjang.

Menurut dia, model seperti ini tidak akan bisa diterapkan pada jenis rambut ikal. Atau bentuk kontur kepala yang cenderung mengotak. Maka fungsi dia sebagai hair stylish ataupun seorang barber adalah memberikan masukan. Karena, sambung dia, bila dipaksakan maka hasilnya tidak akan maksimal. “Biasanya kami memberi masukan. Makanya kepada konsumen percayakan saja kepada hair stylish-nya,” ungkap Jawer.

Mode Disesuaikan Bentuk Kepala
Hal yang pertama ketika datang ke sebuah barber shop pastilah menentukan model potongan atau cukuran rambut. Ya, menata rambut memang sudah menjadi keperluan bagi kaum pria. Mode atau fesyen yang disesuaikan dengan jenis rambut dan kontur kepala, dipercaya bakal memaksimalkan hasil potongan rambut. Sehingga anda bisa tampil lebih percaya diri.

Baca Juga:  Perlu Akomodir Media Lokal dan Komunitas

Salah seorang hair stylish dari Barberjobs Pekanbaru, Jawer menuturkan biasanya beberapa mode rambut tidak bisa dipaksakan dengan jenis rambut tertentu. Misal rambut dengan jenis ikal tidak akan cocok bila dipangkas dengan mode under cut maupun mullet. Bila tetap dipaksakan, maka akan terlihat tidak estetik dan menghasilkan ketidakpuasaan bagi si konsumen. Ia justru lebih menyarankan agar konsumen berkonsultasi dulu dengan hair stylish dan menanyakan mode rambut yang cocok untuk dirinya.

“Dalam bentuk, customer kita ga mau customer yang jadi contoh. Tipikal kepala ga bisa dipaksa. Tidak ada. Dari diri kita sendiri. Kepala kita kotak, rambut ikal, apa yang cocok? Sebaiknya ditanyakan atau dikonsultasikan. Harus dibentuk lagi presisinya kotaknya dan lain lain,” ungkapnya.

Berbicara mengenai mode yang sedang tren, diakui Jawer, mode klasik menjadi yang paling banyak dipilih konsumen saat ini. Seperti model rambut pria di tahun 1970-80 an. Model itu mulai diminati lagi sejak tahun 2017 lalu sampai saat ini. Seperti under cut, comma hair, bombadour, mullet dan beberapa model lainnya. Selain menentukan mode, ia juga menyarankan agar melakukan perawatan rutin pada rambut.

“Tentunya agar selalu terlihat sehat, rambut dirawat. Seperti perawatan dengan kondisioner, sampo. Minimal keramas dua hari sekali. Pagi yang waktu tepat. Karena dunia kedokteran kan juga menganjurkan begitu, 2 hari sekali. Dan ditambah creambath dan lainnya,” sebutnya.(nda)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari