JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengapresiasi temuan hasil penelitian siswa SMAN 2 Palangka Raya, Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani. Hal ini lantaran para pelajar itu sudah menemukan manfaat di balik akar bajakah untuk kesehatan. Akar bajakah diklaim bisa menjadi obat kanker payudara.
Menanggapi hasil riset atau penelitian itu, Menteri Nasir mengagumi pencapaian ketiga siswa tersebut. Meski belum duduk di bangku kuliah kata dia, namun temuan ketiga anak tersebut luar biasa. "Langkah selanjutnya kami ingin apresiasi hasil yang dilakukan oleh anak Indonesia yang sudah diakui dunia itu," jelasnya kepada wartawan di Gedung Kemenristek Dikti, Jakarta, Jumat (16/8).
Selanjutnya, kata Nasir, hasil penelitian tersebut akan difasilitasi ulang untuk dilakukan uji lebih lanjut kepada masyarakat. Salah satunya dengan mengujinya kembali bersama dengan pihak perguruan tinggi. "Oh iya nanti Dirjen akan fasilitasi hal itu. Kalau memungkinkan akan riset masyarakat. Nah makanya tergantung di mana, kalau Palangka Raya apakah nanti akan dilakukan di Universitas di Palangka Raya atau gimana," jelasnya.
Menteri Nasir juga memastikan akan memfasilitasi kemudahan hak paten atas temuan tersebut. Dia menegaskan inovasi tersebut akan segera diuji coba kepada masyarakat. "Akan fasilitasi bagaimana cara berikan paten atas inovasi itu. Karena ini bukan perguruan tinggi dan mahasiswa. Maka selanjutnya di masyarakat akan kami masukan penelitian ini. Syukur nanti kalau jadi mahasiswa akan kami fasilitasi kembali," katanya.
Akar bajakah dipercaya bisa menjadi obat pasien kanker payudara. Akar bajakah dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "akar akaran" dalam bahasa Maanyan disebut "wakai" yaitu ratusan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat di hutan hujan Kalimantan. Nama bajakah bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran.
Pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan silam dari indigenous knowledge mereka. Namun untuk membuktikan manfaatnya sebagai anti kanker ternyata masih harus menempuh perjalanan penelitian yang panjang.
Sember : Jawapos.com
Editor : Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengapresiasi temuan hasil penelitian siswa SMAN 2 Palangka Raya, Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani. Hal ini lantaran para pelajar itu sudah menemukan manfaat di balik akar bajakah untuk kesehatan. Akar bajakah diklaim bisa menjadi obat kanker payudara.
Menanggapi hasil riset atau penelitian itu, Menteri Nasir mengagumi pencapaian ketiga siswa tersebut. Meski belum duduk di bangku kuliah kata dia, namun temuan ketiga anak tersebut luar biasa. "Langkah selanjutnya kami ingin apresiasi hasil yang dilakukan oleh anak Indonesia yang sudah diakui dunia itu," jelasnya kepada wartawan di Gedung Kemenristek Dikti, Jakarta, Jumat (16/8).
- Advertisement -
Selanjutnya, kata Nasir, hasil penelitian tersebut akan difasilitasi ulang untuk dilakukan uji lebih lanjut kepada masyarakat. Salah satunya dengan mengujinya kembali bersama dengan pihak perguruan tinggi. "Oh iya nanti Dirjen akan fasilitasi hal itu. Kalau memungkinkan akan riset masyarakat. Nah makanya tergantung di mana, kalau Palangka Raya apakah nanti akan dilakukan di Universitas di Palangka Raya atau gimana," jelasnya.
Menteri Nasir juga memastikan akan memfasilitasi kemudahan hak paten atas temuan tersebut. Dia menegaskan inovasi tersebut akan segera diuji coba kepada masyarakat. "Akan fasilitasi bagaimana cara berikan paten atas inovasi itu. Karena ini bukan perguruan tinggi dan mahasiswa. Maka selanjutnya di masyarakat akan kami masukan penelitian ini. Syukur nanti kalau jadi mahasiswa akan kami fasilitasi kembali," katanya.
- Advertisement -
Akar bajakah dipercaya bisa menjadi obat pasien kanker payudara. Akar bajakah dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "akar akaran" dalam bahasa Maanyan disebut "wakai" yaitu ratusan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat di hutan hujan Kalimantan. Nama bajakah bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran.
Pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan silam dari indigenous knowledge mereka. Namun untuk membuktikan manfaatnya sebagai anti kanker ternyata masih harus menempuh perjalanan penelitian yang panjang.
Sember : Jawapos.com
Editor : Rinaldi