Jumat, 20 September 2024

Dari 5.200 Unggahan Hoaks soal Covid-19, 4.593 Tersebar di Facebook

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah terus menggalakkan upaya vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Upaya tersebut merupakan salah satu langkah menekan angka penyebaran Covid-19. Seiring, penyebaran hoaks juga ikut bertebaran di ruang digital masyarakat. Terdata, 2.036 isu pada 5.200 unggahan di media sosial yang menyebar informasi hoaks soal Covid-19 ini sejak Januari 2020 hingga 23 Desember 2021.

Informasi-informasi terkait Covid-19 serta Permbelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan konten hoaks yang menyebar, juga membuat masyarakat semakin menghiraukan bahaya yang ditimbulkan.

Menurut data yang dirangkum Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), penemuan hoaks dan disinformasi di ruang siber seputar informasi Covid-19 masih terus terjadi, dan bertambah. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Kemenkominfo RI Dedy Permadi dalam keterangan pers secara daring, Kamis (23/12/2021).

"Pertama untuk isu hoaks telah ditemukan 2.036 isu pada 5.200 unggahan media sosial. Dengan sebaran terbanyak pada Facebook berjumlah 4.593 unggahan, dan telah dilakukan pemutusan akses terhadap 5.125 unggahan sisa unggahan lainnya sedang di tindaklanjuti," kata Juru Bicara Kementrian Kominfo Dedy Permadi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dampak Banjir: Aset Rusak, Distribusi Mandek, Penjualan Turun

Lebih lanjut Dedy menjelaskan, pemerintah telah menemukan 418 isu hoaks vaksinasi pada 2.507 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 2.315 ungghanan dan telah di lakukan pemutusan terhadap akses terhadap seluruh unggahan tersebut.

Terkait isu hoaks PPKM, jelaskan Dedy Permadi ditemukan 50 isu pada 1.302 unggahan media sosial dengan sebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 1.284 unggahan dan di lakukan pemutusan akses terhadap 1.112 unggahan dan selebihnya sedang ditindak lanjuti.

- Advertisement -

"Pekan ini jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait Covid-19 masih ada penambahan isu dan angka sebaran yang melebihi dari angka pekan lalu, dimana terdapat 17 isu di 64 unggahan media sosial," jelas Dedy dalam keterangan resminya.

Dari 17 isu hoaks yang menyebar beberapa waktu ini, dijelaskannya seperti hoaks Covid-19 sudah hilang di Cianjur, Jawa Barat. Kemudian pendeta di Meksiko meninggal usai vaksin Covid-19, hoaks adanya cairan iblis dalam kandungan vaksin Covid-19, hoaks ilmuan Pfizer memperingatkan vaksinasi mingguan untuk varian Omicron diperlukan untuk mencegah Lockdown.

Baca Juga:  Kabar Buruk, Pakar: Puncak Pandemi Diperkirakan Sampai Akhir Tahun

Kemudian hoaks Vaksin Sinovac belum dilakukan uji coba untuk anak-anak, hingga tersebarnya video bukti varian Omicron hanya dibuat-buat, dan hoaks vaksin Covid-19 menyebabkan penyakit Prion.

"Jangan sampai kita percaya dengan informasi yang tidak benar dan menganggap Covid-19 telah lenyap,” harap Kemenkominfo.

Kemudian, menyambut hari raya natal dan tahun baru saya, pemerintah disampaikan Dedy, mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol yang sudah ditetapkan. Tentunya dengan menerapkan prokes ketat dan selalu menyaring informasi di media-media sosial perihal informasi, terutama soal isu Covid-19.

Laporan : Bayu Saputra (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah terus menggalakkan upaya vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Upaya tersebut merupakan salah satu langkah menekan angka penyebaran Covid-19. Seiring, penyebaran hoaks juga ikut bertebaran di ruang digital masyarakat. Terdata, 2.036 isu pada 5.200 unggahan di media sosial yang menyebar informasi hoaks soal Covid-19 ini sejak Januari 2020 hingga 23 Desember 2021.

Informasi-informasi terkait Covid-19 serta Permbelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan konten hoaks yang menyebar, juga membuat masyarakat semakin menghiraukan bahaya yang ditimbulkan.

Menurut data yang dirangkum Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), penemuan hoaks dan disinformasi di ruang siber seputar informasi Covid-19 masih terus terjadi, dan bertambah. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Kemenkominfo RI Dedy Permadi dalam keterangan pers secara daring, Kamis (23/12/2021).

"Pertama untuk isu hoaks telah ditemukan 2.036 isu pada 5.200 unggahan media sosial. Dengan sebaran terbanyak pada Facebook berjumlah 4.593 unggahan, dan telah dilakukan pemutusan akses terhadap 5.125 unggahan sisa unggahan lainnya sedang di tindaklanjuti," kata Juru Bicara Kementrian Kominfo Dedy Permadi.

Baca Juga:  Kabar Buruk, Pakar: Puncak Pandemi Diperkirakan Sampai Akhir Tahun

Lebih lanjut Dedy menjelaskan, pemerintah telah menemukan 418 isu hoaks vaksinasi pada 2.507 unggahan media sosial dengan persebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 2.315 ungghanan dan telah di lakukan pemutusan terhadap akses terhadap seluruh unggahan tersebut.

Terkait isu hoaks PPKM, jelaskan Dedy Permadi ditemukan 50 isu pada 1.302 unggahan media sosial dengan sebaran terbanyak pada Facebook sejumlah 1.284 unggahan dan di lakukan pemutusan akses terhadap 1.112 unggahan dan selebihnya sedang ditindak lanjuti.

"Pekan ini jika dilihat dari setiap topik hoaks terkait Covid-19 masih ada penambahan isu dan angka sebaran yang melebihi dari angka pekan lalu, dimana terdapat 17 isu di 64 unggahan media sosial," jelas Dedy dalam keterangan resminya.

Dari 17 isu hoaks yang menyebar beberapa waktu ini, dijelaskannya seperti hoaks Covid-19 sudah hilang di Cianjur, Jawa Barat. Kemudian pendeta di Meksiko meninggal usai vaksin Covid-19, hoaks adanya cairan iblis dalam kandungan vaksin Covid-19, hoaks ilmuan Pfizer memperingatkan vaksinasi mingguan untuk varian Omicron diperlukan untuk mencegah Lockdown.

Baca Juga:  Sebaiknya Pemerintah Beli Vaksin dari Arab Saudi

Kemudian hoaks Vaksin Sinovac belum dilakukan uji coba untuk anak-anak, hingga tersebarnya video bukti varian Omicron hanya dibuat-buat, dan hoaks vaksin Covid-19 menyebabkan penyakit Prion.

"Jangan sampai kita percaya dengan informasi yang tidak benar dan menganggap Covid-19 telah lenyap,” harap Kemenkominfo.

Kemudian, menyambut hari raya natal dan tahun baru saya, pemerintah disampaikan Dedy, mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol yang sudah ditetapkan. Tentunya dengan menerapkan prokes ketat dan selalu menyaring informasi di media-media sosial perihal informasi, terutama soal isu Covid-19.

Laporan : Bayu Saputra (Pekanbaru)

Editor: Eka G Putra

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari