PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aliansi mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi menandai satu bulan bergulirnya kasus pelecehan seksual yang menimpa mahasiswi Hukum Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unri, Senin (6/12).
Ratusan mahasiswa memenuhi halaman Gedung Rektorat menuntut kejelasan penyelesaian kasus yang melibatkan Dekan FISIP Unri tersebut sejak pukul 14.45 WIB siang.
Para mahasiswa menuntut Pimpinan Unri untuk mengambil keputusan konkrit dengan menonaktifkan SH dari jabatannya. Belasan spanduk dibentang mahasiswa di depan pintu gerbang Gedung Rektorat. Menggunakan pengeras suara dan kendaraan komando mahasiswa mebanjiri halaman depan gedung. Sejumlah kompak mengenakan ikat kepala merah senagai bentuk solidaritas dan pada rekan mereka yang menjadi korban dalam kasus ini.
Para Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri yang hadir secara bergantian melakukan orasi. Dimotori Presiden BEM Unri Kaharuddin, mahasiswa tetap bertahan ketika diberitahu bahwa rektor sedang tidak ditempat.
''Kami kecewa karena Rektor keluar kota. Aksi lami menuntut Rektor untuk mengambil langkah konkrit dan sikap tegas, karena hingga hari ini (kemarin, red) SH belum dinonaktif. Kasus ini sudah bergulir satu bulan, tapi tindakan tegas dari Rektor juga belum terlihat,'' ungkap Kaharuddin saat jeda aksi saat salat ashar.
Mahasiswa hingga pukul 16.00 WIB masih bertahan di depan rektorat. Saat tulisan ini diturunkan, ratusan mahasiswa sebagian duduk di halaman, sembari sebagian lainnya salat ashar bergantian di musolla dekat Gedung Rektorat Unri. Belum ada satupun Pimpinan Unri terlihat menjumpai mahasiswa.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Aliansi mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi menandai satu bulan bergulirnya kasus pelecehan seksual yang menimpa mahasiswi Hukum Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unri, Senin (6/12).
Ratusan mahasiswa memenuhi halaman Gedung Rektorat menuntut kejelasan penyelesaian kasus yang melibatkan Dekan FISIP Unri tersebut sejak pukul 14.45 WIB siang.
- Advertisement -
Para mahasiswa menuntut Pimpinan Unri untuk mengambil keputusan konkrit dengan menonaktifkan SH dari jabatannya. Belasan spanduk dibentang mahasiswa di depan pintu gerbang Gedung Rektorat. Menggunakan pengeras suara dan kendaraan komando mahasiswa mebanjiri halaman depan gedung. Sejumlah kompak mengenakan ikat kepala merah senagai bentuk solidaritas dan pada rekan mereka yang menjadi korban dalam kasus ini.
Para Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri yang hadir secara bergantian melakukan orasi. Dimotori Presiden BEM Unri Kaharuddin, mahasiswa tetap bertahan ketika diberitahu bahwa rektor sedang tidak ditempat.
- Advertisement -
''Kami kecewa karena Rektor keluar kota. Aksi lami menuntut Rektor untuk mengambil langkah konkrit dan sikap tegas, karena hingga hari ini (kemarin, red) SH belum dinonaktif. Kasus ini sudah bergulir satu bulan, tapi tindakan tegas dari Rektor juga belum terlihat,'' ungkap Kaharuddin saat jeda aksi saat salat ashar.
Mahasiswa hingga pukul 16.00 WIB masih bertahan di depan rektorat. Saat tulisan ini diturunkan, ratusan mahasiswa sebagian duduk di halaman, sembari sebagian lainnya salat ashar bergantian di musolla dekat Gedung Rektorat Unri. Belum ada satupun Pimpinan Unri terlihat menjumpai mahasiswa.
Laporan: Hendrawan Kariman (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman