Tak Pernah Merasa Lelah, Kalah, dan Tenggelam dalam Ujian

Wajah-wajah semringah terpancar cerah meski digelayuti raut lelah. Beberapa dari mereka yang mulai termakan usia juga tak kalah menunjukkan semangat menggelora. Badai pandemi Covid-19 berkepanjangan tak menjadi halangan mengayuh bahtera usaha yang telah ditata. 

Laporan ELVY CHANDRA, Pekanbaru

- Advertisement -

Suwardi, pria 52 tahun itu mengakui dua tahun ini merupakan masa tersulit yang pernah ia hadapi. Bapak tiga anak itu mungkin saja terjerembab dalam keputusasaan kala usaha yang tengah dirintisnya harus diterpa badai berkepanjangan. Terlebih, modal usaha yang ia tanamkan nyaris seluruhnya berasal dari pinjaman. Namun, tak pernah sedikitpun ia merasa lelah, kalah, dan tenggelam dalam ujian ini.

Suwardi adalah salah satu mitra usaha mikro kecil (UMK) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V), anak usaha Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang ada di Riau. Dia menjadi salah satu pelopor di kampungnya dalam memulai usaha ternak lele di Desa Sialang Kubang, Kabupaten Kampar, Riau. Suwardi mengisahkan, pada 2019, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia mengajukan bantuan dana bergilir dan bergulir kepada PTPN V. Program bantuan modal kerja kini disebut dengan program Pendanaan UMK.

- Advertisement -

Bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PTPN V mengajukan syarat agar ia membentuk kelompok. Alasannya, dengan membentuk kelompok maka pendampingan, pelatihan, serta upaya-upaya peningkatan kapasitas UMK menjadi lebih mudah dan relatif cepat. Dan yang terpenting, pemberdayaan ekonomi masyarakat semakin terdorong. Ditambah lagi, di kampung tersebut sudah ada beberapa peternak lele lain yang merintis usaha serupa Suwardi.

"Kami menyanggupi, dan bersama sembilan orang rekan saya membentuk komunitas yang kami namai Kelompok Lele Mutiara," ceritanya.

Kemudian di akhir 2019, PTPN V menggelontorkan Rp500 juta kepada Kelompok Lele Mutiara. Total Rp3,5 miliar dana pinjaman modal kerja tersalurkan di penghujung tahun tersebut kepada 75 UMK yang ada di Riau.

Namun, nasib berkata lain. Awal 2020, pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Hampir seluruh aspek menghadapi gelombang besar yang merusak tatanan, termasuk mengganggu usaha Kelompok Lele Mutiara. "Sekali layar terkembang, pantang surut ke tepian," katanya merujuk peribahasa lokal setempat yang ia jadikan pembakar semangat.

Kolaborasi PTPN V dan PT PNM (Persero) selaku pihak penyalur, terbukti memberikan manfaat nyata kepada masyarakat. Kini, usaha yang dijalaninya memiliki omzet Rp100 juta hngga Rp120 juta setiap satu siklus panen. Satu siklusnya sendiri memerlukan waktu satu setengah hingga dua bulan lamanya.

"Alhamdulillah, dengan bantuan PTPN V, walau harus menghadapi masa pandemi, tapi dengan kemampuan modal yang dimiliki malah terdapat peningkatan yang cukup lumayan dari ekonomi. Kami mendoakan agar Covid-19 ini cepat berlalu sehingga aktivitas bisa berjalan lancar kembali. Tentu saja kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan ketat," ujarnya.

Senada dengan Suwardi, Ali dan Adnan, anggota kelompok usaha lainnya mengaku bangga bisa menjadi mitra PTPN V. Selain mendapat cicilan pengembalian dengan beban administrasi yang sangat rendah, yakni 3 persen per tahun, kelompoknya pun mendapatkan pendampingan dan pelatihan, seperti yang didapat hari ini.

Selama dua hari berturut-turut di akhir September 2021 lalu, mereka mendapatkan pelatihan peningkatan kecakapan atau capacity building serta studi banding agar mampu bertahan dan berkembang di tengah pandemi. Selama dua hari itu pula, ia dan sejumlah kelompok lainnya, mendapatkan mentoring serta mengunjungi UMK ternak sapi sukses yang ada di Pelalawan, Riau.

"Banyak hal yang saya dapatkan dari sini. Ilmu dan semangat rasanya telah kembali meningkat. Optimisme bangkit kembali. Terima kasih PTPN V dan PNM yang peduli dengan kami semua," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Ali. Dia mengatakan jika tidak menjadi mitra PTPN V, mungkin saja usaha yang dirintisnya karam sejak awal pandemi. Beruntung, pendampingan, penguatan, dan kemudahan yang diberikan menjadi andalan untuk terus bertahan.  "Ada banyak kemudahan. Bahkan kami juga mendapat relaksasi di masa-masa sulit tersebut," tuturnya.

Sementara itu SEVP Business Support PTPN V Rurianto melalui Corporate Secretary, Bambang Budi Santoso, berharap bahwa dengan kegiatan tersebut, UMKM Mitra Binaan dapat terus tumbuh dalam menghadapi tantangan ke depan.  "Alhamdulillah, sebagian besar mitra yang menerima pinjaman modal kerja PTPN V yang bergilir dan bergulir di 2019 lalu, mayoritas berhasil mengembalikan dana bantuan ini tepat waktu. Artinya, UMKM Mitra Binaan kita Insya Allah kuat walau diterpa pandemi," kata Bambang.

Dia mengatakan, sinergi PTPN V dan PT PNM (Persero) dalam penyaluran pendanaan dan pembinaan UMK di Riau terbentuk sejak 2019 lalu. Hingga tahun 2020, di mana seluruh dunia dilanda pandemi Covid 19, PTPN V konsisten menyalurkan Rp6,1 miliar untuk 123 UMK yang ada di Riau. Seluruhnya tergabung di dalam kelompok-kelompok usaha.

"Kami berharap dengan bantuan berkelompok, impact-nya lebih besar. Pemberdayaan menjadi lebih efektif, dan kita dapat ambil bagian dalam program pemulihan ekonomi yang dicanangkan pemerintah," kata Bambang.

Sepanjang 2020 hingga 2021, PTPN V bahkan telah membeli peralatan panen sebesar Rp4,5 miliar peralatan panen dari kelompok tersebut.(ifr)
 

Wajah-wajah semringah terpancar cerah meski digelayuti raut lelah. Beberapa dari mereka yang mulai termakan usia juga tak kalah menunjukkan semangat menggelora. Badai pandemi Covid-19 berkepanjangan tak menjadi halangan mengayuh bahtera usaha yang telah ditata. 

Laporan ELVY CHANDRA, Pekanbaru

Suwardi, pria 52 tahun itu mengakui dua tahun ini merupakan masa tersulit yang pernah ia hadapi. Bapak tiga anak itu mungkin saja terjerembab dalam keputusasaan kala usaha yang tengah dirintisnya harus diterpa badai berkepanjangan. Terlebih, modal usaha yang ia tanamkan nyaris seluruhnya berasal dari pinjaman. Namun, tak pernah sedikitpun ia merasa lelah, kalah, dan tenggelam dalam ujian ini.

Suwardi adalah salah satu mitra usaha mikro kecil (UMK) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V), anak usaha Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang ada di Riau. Dia menjadi salah satu pelopor di kampungnya dalam memulai usaha ternak lele di Desa Sialang Kubang, Kabupaten Kampar, Riau. Suwardi mengisahkan, pada 2019, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda, ia mengajukan bantuan dana bergilir dan bergulir kepada PTPN V. Program bantuan modal kerja kini disebut dengan program Pendanaan UMK.

Bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PTPN V mengajukan syarat agar ia membentuk kelompok. Alasannya, dengan membentuk kelompok maka pendampingan, pelatihan, serta upaya-upaya peningkatan kapasitas UMK menjadi lebih mudah dan relatif cepat. Dan yang terpenting, pemberdayaan ekonomi masyarakat semakin terdorong. Ditambah lagi, di kampung tersebut sudah ada beberapa peternak lele lain yang merintis usaha serupa Suwardi.

"Kami menyanggupi, dan bersama sembilan orang rekan saya membentuk komunitas yang kami namai Kelompok Lele Mutiara," ceritanya.

Kemudian di akhir 2019, PTPN V menggelontorkan Rp500 juta kepada Kelompok Lele Mutiara. Total Rp3,5 miliar dana pinjaman modal kerja tersalurkan di penghujung tahun tersebut kepada 75 UMK yang ada di Riau.

Namun, nasib berkata lain. Awal 2020, pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Hampir seluruh aspek menghadapi gelombang besar yang merusak tatanan, termasuk mengganggu usaha Kelompok Lele Mutiara. "Sekali layar terkembang, pantang surut ke tepian," katanya merujuk peribahasa lokal setempat yang ia jadikan pembakar semangat.

Kolaborasi PTPN V dan PT PNM (Persero) selaku pihak penyalur, terbukti memberikan manfaat nyata kepada masyarakat. Kini, usaha yang dijalaninya memiliki omzet Rp100 juta hngga Rp120 juta setiap satu siklus panen. Satu siklusnya sendiri memerlukan waktu satu setengah hingga dua bulan lamanya.

"Alhamdulillah, dengan bantuan PTPN V, walau harus menghadapi masa pandemi, tapi dengan kemampuan modal yang dimiliki malah terdapat peningkatan yang cukup lumayan dari ekonomi. Kami mendoakan agar Covid-19 ini cepat berlalu sehingga aktivitas bisa berjalan lancar kembali. Tentu saja kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan ketat," ujarnya.

Senada dengan Suwardi, Ali dan Adnan, anggota kelompok usaha lainnya mengaku bangga bisa menjadi mitra PTPN V. Selain mendapat cicilan pengembalian dengan beban administrasi yang sangat rendah, yakni 3 persen per tahun, kelompoknya pun mendapatkan pendampingan dan pelatihan, seperti yang didapat hari ini.

Selama dua hari berturut-turut di akhir September 2021 lalu, mereka mendapatkan pelatihan peningkatan kecakapan atau capacity building serta studi banding agar mampu bertahan dan berkembang di tengah pandemi. Selama dua hari itu pula, ia dan sejumlah kelompok lainnya, mendapatkan mentoring serta mengunjungi UMK ternak sapi sukses yang ada di Pelalawan, Riau.

"Banyak hal yang saya dapatkan dari sini. Ilmu dan semangat rasanya telah kembali meningkat. Optimisme bangkit kembali. Terima kasih PTPN V dan PNM yang peduli dengan kami semua," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Ali. Dia mengatakan jika tidak menjadi mitra PTPN V, mungkin saja usaha yang dirintisnya karam sejak awal pandemi. Beruntung, pendampingan, penguatan, dan kemudahan yang diberikan menjadi andalan untuk terus bertahan.  "Ada banyak kemudahan. Bahkan kami juga mendapat relaksasi di masa-masa sulit tersebut," tuturnya.

Sementara itu SEVP Business Support PTPN V Rurianto melalui Corporate Secretary, Bambang Budi Santoso, berharap bahwa dengan kegiatan tersebut, UMKM Mitra Binaan dapat terus tumbuh dalam menghadapi tantangan ke depan.  "Alhamdulillah, sebagian besar mitra yang menerima pinjaman modal kerja PTPN V yang bergilir dan bergulir di 2019 lalu, mayoritas berhasil mengembalikan dana bantuan ini tepat waktu. Artinya, UMKM Mitra Binaan kita Insya Allah kuat walau diterpa pandemi," kata Bambang.

Dia mengatakan, sinergi PTPN V dan PT PNM (Persero) dalam penyaluran pendanaan dan pembinaan UMK di Riau terbentuk sejak 2019 lalu. Hingga tahun 2020, di mana seluruh dunia dilanda pandemi Covid 19, PTPN V konsisten menyalurkan Rp6,1 miliar untuk 123 UMK yang ada di Riau. Seluruhnya tergabung di dalam kelompok-kelompok usaha.

"Kami berharap dengan bantuan berkelompok, impact-nya lebih besar. Pemberdayaan menjadi lebih efektif, dan kita dapat ambil bagian dalam program pemulihan ekonomi yang dicanangkan pemerintah," kata Bambang.

Sepanjang 2020 hingga 2021, PTPN V bahkan telah membeli peralatan panen sebesar Rp4,5 miliar peralatan panen dari kelompok tersebut.(ifr)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya