Minggu, 10 November 2024

Kondisi Haiti Tak Menentu Setelah Pembunuhan Presiden Jovenel Moise 

- Advertisement -

PORT-AU-PRINCE (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 10 dari 30 senat Haiti mengajukan supaya Ketua Senat, Joseph Lambert, untuk menjabat sebagai presiden sementara setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise. 

Informasi itu didapat oleh Reuters dari sebuah dokumen. Tindakan senat itu justru membuat Haiti semakin terjerembab dalam krisis politik. Terlebih, pengambilalihan kekuasaan dalam situasi seperti saat ini. 

- Advertisement -

Sebuah surat yang didapat Reuters menyatakan Haiti meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan pasukan untuk mengamankan negara Karibia ini, khususnya terkait dengan infrastruktur utama. 

"Untuk mendukung upaya polisi nasional yang bertujuan membangun kembali keamanan dan ketertiban umum di seluruh wilayah," demikian isi kutipan surat tersebut. 

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang perlu mengesahkan perintah mengirim pasukan ke Haiti. Sementara, sejauh ini Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk memberikan bantuan militer. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Polres Tanam 1.500 Bibit Bakau di Pantai Madani Bengkalis

Moise ditembak kelompok tak dikenal di rumah pribadi pada Rabu (7/7/2021) dini hari waktu setempat. Kematian Moise diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, melalui pernyataan pada pagi hari waktu setempat. 

Moise tewas diberondong tembakan oleh 28 anggota regu pembunuh yang menggunakan senjata api. Pembunuh itu terdiri dari dari 26 warga Kolombia dan dua warga AS keturunan Haiti. 

Sebanyak 17 mantan tentara Kolombia diduga terlibat dalam pembunuhan Moise. Sebanyak dua dari 17 orang tersebut tewas dalam baku tembak dengan anggota Kepolisian Haiti. 

Menurut informasi, dua orang anggora regu tim pembunuh itu terbang dari Bogota, Kolombia ke Panama pada 6 Mei lalu. Dari sana mereka menuju ke Santo Domingo, ibu kota Republik Dominika. Setelah empat hari berada di sana, mereka terbang ke Haiti. 

Baca Juga:  Novel Urungkan Niat Mundur dari KPK

Kolombia mengatakan memiliki informasi soal keterlibatan empat perusahaan dalam kejahatan itu. Presiden Kolombia, Ivan Duque, sebelumnya mengumumkan akan mengirim misi intelijen ke Haiti untuk membantu penyelidikan.

Sumber: Reuters/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

PORT-AU-PRINCE (RIAUPOS.CO) – Sebanyak 10 dari 30 senat Haiti mengajukan supaya Ketua Senat, Joseph Lambert, untuk menjabat sebagai presiden sementara setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise. 

Informasi itu didapat oleh Reuters dari sebuah dokumen. Tindakan senat itu justru membuat Haiti semakin terjerembab dalam krisis politik. Terlebih, pengambilalihan kekuasaan dalam situasi seperti saat ini. 

- Advertisement -

Sebuah surat yang didapat Reuters menyatakan Haiti meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan pasukan untuk mengamankan negara Karibia ini, khususnya terkait dengan infrastruktur utama. 

"Untuk mendukung upaya polisi nasional yang bertujuan membangun kembali keamanan dan ketertiban umum di seluruh wilayah," demikian isi kutipan surat tersebut. 

- Advertisement -

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang perlu mengesahkan perintah mengirim pasukan ke Haiti. Sementara, sejauh ini Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk memberikan bantuan militer. 

Baca Juga:  Polres Tingkatkan Pengamanan di Bagansiapiapi

Moise ditembak kelompok tak dikenal di rumah pribadi pada Rabu (7/7/2021) dini hari waktu setempat. Kematian Moise diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, melalui pernyataan pada pagi hari waktu setempat. 

Moise tewas diberondong tembakan oleh 28 anggota regu pembunuh yang menggunakan senjata api. Pembunuh itu terdiri dari dari 26 warga Kolombia dan dua warga AS keturunan Haiti. 

Sebanyak 17 mantan tentara Kolombia diduga terlibat dalam pembunuhan Moise. Sebanyak dua dari 17 orang tersebut tewas dalam baku tembak dengan anggota Kepolisian Haiti. 

Menurut informasi, dua orang anggora regu tim pembunuh itu terbang dari Bogota, Kolombia ke Panama pada 6 Mei lalu. Dari sana mereka menuju ke Santo Domingo, ibu kota Republik Dominika. Setelah empat hari berada di sana, mereka terbang ke Haiti. 

Baca Juga:  Nikita Willy Mengandung Anak Pertama

Kolombia mengatakan memiliki informasi soal keterlibatan empat perusahaan dalam kejahatan itu. Presiden Kolombia, Ivan Duque, sebelumnya mengumumkan akan mengirim misi intelijen ke Haiti untuk membantu penyelidikan.

Sumber: Reuters/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari