Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Penguatan Literasi Kebijakan Perubahan Iklim Masyarakat Pulau Bengkalis

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Masyarakat Bengkalis yang berada di kawasan pesisir, menjadi kelompok paling terdampak langsung perubahan iklim. Untuk itu tim pengabdian Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.

Kegiatan tersebut bermitra dengan  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan (IPMPL) yang berkegiatan di tiga desa, yakni Desa Muntai Barat, Desa Muntai, dan Desa Pembang Pesisir. 

Ketiga desa ini mengalami dampak abrasi terparah, dimana garis pantai berdasarkan hasil kajian terancam berkurang 30-40 meter per tahun dampak hantaman ombak selat Melaka. Permasalahan mitra adalah lemahnya literasi dan informasi terkait kebijakan perubahan iklim, dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

''Untuk itu kami gelar pengabdian dengan tema penguatan literasi, bertujuan agar ada peningkatan pemahaman, keterampilan, dan ketentraman masyarakat untuk ikut terlibat dalam aksi mitigasi dan adaptasi melalui Program Kampung Iklim atau Proklim,'' kata Ketua Tim Pengabdian, Vita Amelia ST, SHum, MIP, Jumat (25/6/2021).

Dalam kegiatan ini dilakukan sosialisasi terkait Progam Kampung Iklim atau Proklim untuk membentuk masyarakat berketahanan iklim yang dipaparkan anggota tim pengabdian. Melalui penguatan literasi diharapkan dapat bermanfaat mendorong Proklim bisa terlaksana dengan baik di lokasi ini.

Baca Juga:  Tragis, Suami Beli Nasi Bungkus, Istri Gantung Diri

''Kami juga siap membantu kegiatan Proklim melalui program-program yang ada di BPDASHL Indragiri Rokan. Kami sangat berterimakasih atas semangat dan dukungan masyarakat, yang telah membantu program mangrove nasional tahun lalu, dan insyaAllah tahun ini akan kita lanjutkan dengan BRGM,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,  Irpana Nur, SHut, MSc, yang turut hadir dalam kegiatan ini.

Tahun 2020 lalu di tiga desa ini, BPDASHL Indragiri Rokan KLHK melakukan program penanaman 2,1 juta bibit propagul di pesisir pantai seluas 210 ha. Program penyelamatan lingkungan di kawasan ini dengan pelibatan masyarakat secara besar-besaran.

Secara Nasional di seluruh Indonesia, pada tahun 2020 lalu program ini menjangkau seluas 15.000 ha di 34 provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat, melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja atau mencapai lebih dari 1,5 juta Hari Orang Kerja. Tahun ini Pemerintah Indonesia melanjutkan program restorasi gambut seluas 600.000 Ha. yang akan dilaksanakan pada 9 Provinsi hingga tahun 2024.

Sementara itu Kades Muntai, Muhammad Nurin, menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan kalangan akademisi di Desa mereka. Selama ini meski dampak perubahan iklim sangat mereka rasakan, namun informasi terkait Proklim belum pernah sekalipun mereka dapatkan, sehingga mereka juga tidak mengetahui adanya kebijakan nasional dalam bentuk Proklim.

Baca Juga:  Jabat Menteri ATR/BPN, Ini Profil Hadi Tjahjanto Mantan Panglima TNI

''Baru kali ini ada yang memberitahu dan mengajarkan kepada kami tentang Proklim, serta berbagai contoh aksi mitigasi dan adaptasi. Kami sangat berharap pendampingan lanjutan, dan tidak hanya selesai pada hari ini saja,'' katanya.

Untuk informasi terkait Proklim, masyarakat dapat mengunjungi https://edu.proklim.org/. Bilamana ada hal-hal yang memerlukan informasi lanjutan, dapat menghubungi Sekretariat Proklim KLHK, atas nama Aminah di 0813-6841-9481 dan Sitti Marlina F di 0811-456-103.

Pembina IPMPL yang juga aktivis penggerak lingkungan, Solichin, bersama dengan perwakilan kelompok masyarakat lainnya, ikut antusias mengikuti acara yang digelar di tepian Pantai Raja Kecik, Bengkalis, dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Sebagai bentuk edukasi pengurangan sampah plastik, juga diserahkan tumbler sebagai bagian dari aksi nyata mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. 

''Kegiatan seperti ini akan menambah semangat bagi anggota kami, dan tentu saja masyarakat sekitar, karena kita harus bersama-sama untuk menjaga kawasan yang menjadi halaman terdepan Indonesia ini,'' tutup Solichin.

Editor: Hary B Koriun

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Masyarakat Bengkalis yang berada di kawasan pesisir, menjadi kelompok paling terdampak langsung perubahan iklim. Untuk itu tim pengabdian Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.

Kegiatan tersebut bermitra dengan  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ikatan Pemuda Melayu Peduli Lingkungan (IPMPL) yang berkegiatan di tiga desa, yakni Desa Muntai Barat, Desa Muntai, dan Desa Pembang Pesisir. 

- Advertisement -

Ketiga desa ini mengalami dampak abrasi terparah, dimana garis pantai berdasarkan hasil kajian terancam berkurang 30-40 meter per tahun dampak hantaman ombak selat Melaka. Permasalahan mitra adalah lemahnya literasi dan informasi terkait kebijakan perubahan iklim, dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

''Untuk itu kami gelar pengabdian dengan tema penguatan literasi, bertujuan agar ada peningkatan pemahaman, keterampilan, dan ketentraman masyarakat untuk ikut terlibat dalam aksi mitigasi dan adaptasi melalui Program Kampung Iklim atau Proklim,'' kata Ketua Tim Pengabdian, Vita Amelia ST, SHum, MIP, Jumat (25/6/2021).

- Advertisement -

Dalam kegiatan ini dilakukan sosialisasi terkait Progam Kampung Iklim atau Proklim untuk membentuk masyarakat berketahanan iklim yang dipaparkan anggota tim pengabdian. Melalui penguatan literasi diharapkan dapat bermanfaat mendorong Proklim bisa terlaksana dengan baik di lokasi ini.

Baca Juga:  Bantuan Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Sudah Ditransfer

''Kami juga siap membantu kegiatan Proklim melalui program-program yang ada di BPDASHL Indragiri Rokan. Kami sangat berterimakasih atas semangat dan dukungan masyarakat, yang telah membantu program mangrove nasional tahun lalu, dan insyaAllah tahun ini akan kita lanjutkan dengan BRGM,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,  Irpana Nur, SHut, MSc, yang turut hadir dalam kegiatan ini.

Tahun 2020 lalu di tiga desa ini, BPDASHL Indragiri Rokan KLHK melakukan program penanaman 2,1 juta bibit propagul di pesisir pantai seluas 210 ha. Program penyelamatan lingkungan di kawasan ini dengan pelibatan masyarakat secara besar-besaran.

Secara Nasional di seluruh Indonesia, pada tahun 2020 lalu program ini menjangkau seluas 15.000 ha di 34 provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat, melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja atau mencapai lebih dari 1,5 juta Hari Orang Kerja. Tahun ini Pemerintah Indonesia melanjutkan program restorasi gambut seluas 600.000 Ha. yang akan dilaksanakan pada 9 Provinsi hingga tahun 2024.

Sementara itu Kades Muntai, Muhammad Nurin, menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan kalangan akademisi di Desa mereka. Selama ini meski dampak perubahan iklim sangat mereka rasakan, namun informasi terkait Proklim belum pernah sekalipun mereka dapatkan, sehingga mereka juga tidak mengetahui adanya kebijakan nasional dalam bentuk Proklim.

Baca Juga:  Pakar Lingkungan Hidup: Save Sungai Rokan

''Baru kali ini ada yang memberitahu dan mengajarkan kepada kami tentang Proklim, serta berbagai contoh aksi mitigasi dan adaptasi. Kami sangat berharap pendampingan lanjutan, dan tidak hanya selesai pada hari ini saja,'' katanya.

Untuk informasi terkait Proklim, masyarakat dapat mengunjungi https://edu.proklim.org/. Bilamana ada hal-hal yang memerlukan informasi lanjutan, dapat menghubungi Sekretariat Proklim KLHK, atas nama Aminah di 0813-6841-9481 dan Sitti Marlina F di 0811-456-103.

Pembina IPMPL yang juga aktivis penggerak lingkungan, Solichin, bersama dengan perwakilan kelompok masyarakat lainnya, ikut antusias mengikuti acara yang digelar di tepian Pantai Raja Kecik, Bengkalis, dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Sebagai bentuk edukasi pengurangan sampah plastik, juga diserahkan tumbler sebagai bagian dari aksi nyata mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. 

''Kegiatan seperti ini akan menambah semangat bagi anggota kami, dan tentu saja masyarakat sekitar, karena kita harus bersama-sama untuk menjaga kawasan yang menjadi halaman terdepan Indonesia ini,'' tutup Solichin.

Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari