P2G Desak Sekolah Tunda Libur dan Kenaikan Kelas

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyatakan prihatin atas terus meningkatnya angka persebaran Covid-19, terutama varian baru yang disinyalir lebih ganas dibanding varian Wuhan. Diharapkan semua pihak menahan diri untuk bepergian, terutama menginjak masa liburan kenaikan kelas, pada akhir Juni sampai awal Juli nanti.

 

- Advertisement -

“Mengingat semua sekolah akan melakukan pembagian rapor laporan hasil belajar siswa semester genap, bagi seluruh siswa pada pekan ini dan pekan depan,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim kepada JawaPos.com, Jumat (25/6).

 

- Advertisement -

P2G meminta para kepala sekolah dan wali kelas membagikan rapor siswa secara daring saja. Jangan ada sekolah yang memaksa orang tua siswa mengambil rapor secara tatap muka (luring) ke sekolah, mengingat kondisi masih berbahaya.

 

“Pekan ini, dalam kalender pendidikan sudah memasuki masa penerimaan rapor siswa. Kami harap, seluruh siswa, orang tua, dan guru jangan liburan pada akhir semester, setelah menerima rapor nanti. Syukuran perayaan kenaikan kelasnya cukup di rumah saja,” kata dia.

 

Pasalnya, penyebaran Covid-19 semakin masif, terutama setelah libur lebaran. Di beberapa daerah Covid-19 menyebar dengan sangat cepat dengan positivity rate seluruh Indonesia sekitar 51,62 persen. Angka yang betul-betul mengkhawatirkan.

 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mencatat proporsi kasus Covid-19 pada anak berkisar 12,5 persen yang berarti 1 dari 8 kasus konfirmasi terjadi pada anak. Bahkan, diperkirakan gelombang peningkatan ini akan terus meningkat.

 

“Per-23 Juni 2021 jumlah kasus harian mencapai 15.308 kasus. Angka tertinggi selama pandemi. Gelombang kasus ini masih diperkirakan beberapa pekan ke depan. Kami tidak ingin dunia pendidikan atau sekolah, justru malah memperburuk situasi pandemi ini,” tambah Satriwan.

 

Pihaknya juga mendesak para kepala daerah yang masih menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka, segera menghentikan uji coba sekolah tatap muka. Bahkan daerah yang positivity rate nya masih di atas 10 persen, jangan dulu berencana membuka sekolah tatap muka di awal tahun ajaran baru pertengahan Juli 2021 nanti.

 

“P2G masih mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, bahwa masih ada daerah yang melakukan uji coba sekolah tatap muka. Walaupun siswa sudah beres ujian kenaikan kelas, tetapi para guru masih masuk,” tegasnya.

 

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyatakan prihatin atas terus meningkatnya angka persebaran Covid-19, terutama varian baru yang disinyalir lebih ganas dibanding varian Wuhan. Diharapkan semua pihak menahan diri untuk bepergian, terutama menginjak masa liburan kenaikan kelas, pada akhir Juni sampai awal Juli nanti.

 

“Mengingat semua sekolah akan melakukan pembagian rapor laporan hasil belajar siswa semester genap, bagi seluruh siswa pada pekan ini dan pekan depan,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim kepada JawaPos.com, Jumat (25/6).

 

P2G meminta para kepala sekolah dan wali kelas membagikan rapor siswa secara daring saja. Jangan ada sekolah yang memaksa orang tua siswa mengambil rapor secara tatap muka (luring) ke sekolah, mengingat kondisi masih berbahaya.

 

“Pekan ini, dalam kalender pendidikan sudah memasuki masa penerimaan rapor siswa. Kami harap, seluruh siswa, orang tua, dan guru jangan liburan pada akhir semester, setelah menerima rapor nanti. Syukuran perayaan kenaikan kelasnya cukup di rumah saja,” kata dia.

 

Pasalnya, penyebaran Covid-19 semakin masif, terutama setelah libur lebaran. Di beberapa daerah Covid-19 menyebar dengan sangat cepat dengan positivity rate seluruh Indonesia sekitar 51,62 persen. Angka yang betul-betul mengkhawatirkan.

 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mencatat proporsi kasus Covid-19 pada anak berkisar 12,5 persen yang berarti 1 dari 8 kasus konfirmasi terjadi pada anak. Bahkan, diperkirakan gelombang peningkatan ini akan terus meningkat.

 

“Per-23 Juni 2021 jumlah kasus harian mencapai 15.308 kasus. Angka tertinggi selama pandemi. Gelombang kasus ini masih diperkirakan beberapa pekan ke depan. Kami tidak ingin dunia pendidikan atau sekolah, justru malah memperburuk situasi pandemi ini,” tambah Satriwan.

 

Pihaknya juga mendesak para kepala daerah yang masih menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka, segera menghentikan uji coba sekolah tatap muka. Bahkan daerah yang positivity rate nya masih di atas 10 persen, jangan dulu berencana membuka sekolah tatap muka di awal tahun ajaran baru pertengahan Juli 2021 nanti.

 

“P2G masih mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, bahwa masih ada daerah yang melakukan uji coba sekolah tatap muka. Walaupun siswa sudah beres ujian kenaikan kelas, tetapi para guru masih masuk,” tegasnya.

 

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya