PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pascadihentikan layanan vaksin pekan lalu (Rabu-Ahad) karena stok menipis, kini Pekanbaru mendapatkan 1000 vial vaksin dari Provinsi Riau. Dan jumlah ini langsung disalurkan bertempat di perkantoran Pemko Tenayan raya, Senin (21/6/2021).
Dikatakan Plt Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru dr Arnaldo Eka Putra SpPD, pihak nya sudah menerima vaksin itu. Dan menegaskan jumlah itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Pekanbaru.
"Idealnya kita harus mendapatkan 50 ribu vial lagi,” tegas Naldo.
Dengan 1000 vaksin yang didapat saat ini, pasca layanan dihentikan, disebabkan karena vaksin menipis pekan lalu. maka fokus saat ini juga untuk menyelesaikan vaksin tahap dua.
Disampaikannya, Sabtu (19/6/2021) kemarin, Pemko Pekanbaru di kasih jatah vaksin 1000 vial, ini untuk 10 ribu dosis. Dan senin (21/6) sudah di distribusikan semua ke fasilitas yankes primer maupun rujukan.
“Dan sudah pula dilaksanakan vaksin massal di perkantoran tenayan, sempena Hari jadi Pekanbaru, layanan vaksinasi itu,” terangnya.
Dari kuota yang diberikan untuk Pekanbaru itu (1000 vial) disebut kan kurang.
“Karena dari vaksin yang sudah dikasih ke Pekanbaru sebelumnya itu, 10 ribu vial dan ada lagi 50 ribu vial itu sudah di disuntik semuanya ke masyarakat, dan jatuh tempo nya untuk vaksin ke dua ada tanggal 20, 21 Juni ini sampai akhir bulan. Jdi saat ini masih keteran juga memenuhi kebutuhan vaksin di Pekanbaru,” papar Naldo.
Infonya disampaikan Naldo lagi, Senin (21/6/2021) ini datang lagi 15 ribu vial, tapi kepastiannya belum lagi.
“Dengan 1000 vial ini hanya untuk dua hari bagi Pekanbaru menghabiskannya,” ungkapnya.
Untuk progres vaksinasi di Pekanbaru itu sampai saat ini disebutkan Naldo sudha diangka 30 persen.
“Target kita untuk herd immunity itu di Desember tinggal 550 ribuan penduduk lagi yang belum. Total penduduk 1,1 juta vaksin sampai Desember,” pungkas Naldo.
Sampai hari ini ditegaskan nya dalam pelaksanaannya vaksin tidak ada kendala. "hanya persoalan stok vaksin saja yang mesti dijaga ketersediaan nya,” tuturnya.
Laporan: Agustiar (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra