PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kenaikan tren berinvestasi di instrument cryptocurrency tidak langsung mempengaruhi perdagangan di bursa komoditas berjangka (future). Hal itu terlihat dari jumlah pertumbuhan yang justru meningkat.
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Jakarta Future Exchange Stephanus Paulus Lumintang pada pemaparan media gathering yang diselenggarakan perusahaan pialang PT Bestprofit Future, Kamis (27/5/2021). Media gathering kali ini mengambil tema Cryptocurrency dan Future, Mana yang Lebih Dilirik Investor? Turut memberikan pemaparan Direktur PT Bestprofit Future Syaiful Rahman dan Kepala Cabang PT Bestprofit Future Pekanbaru, Rian Santana.
Peningkatan itu terlihat dari volume transaksi per 20 Mei 2021 yang menembus angka 3 juta lot, yakni 3.064.091 lot. Peningkatan juga terlihat dari kinerja di Bestprofit Future cabang Pekanbaru yang kuartal I per Maret 2021 lalu sebesar 87.559 lot atau naik 69,04 persen di banding kuartal yang sama di tahun lalu.
"Banyak pihak yang bertanya, apakah transaksi di investasi kripto yang akhir-akhir ini begitu meningkat membawa pengaruh yang besar pada kinerja future atau bursa berjangka, data-data yang ada menunjukkan tidak begitu berpengaruh. Sebab, baik kripto maupun future memiliki segmen atau jalan masing-masing," kata Paulus.
Paulus juga mengatakan bahwa pemerintah sudah mengakui dan menyatakan sah terhadap perdagangan kripto. Karena tidak sebagai alat pembayaran yang sah, kripto dikategorikan sebagai komoditas dengan istilah digital asset dan berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas Indonesia (Bapebti) RI. Dalam waktu tidak lama, pemerintah akan membentuk bursa tersendiri bagi perdagangan kripto layaknya Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) dan Jakarta Future Exchange.
Dalam kesempatan itu Paulus memaparkan persamaan dan perbedaan antara kripto dengan future. Persamaannya antara lain sama-sama memiliki nasabah atau investor, sama-sama memiliki modal, pasar global, sistem perdagangan, risiko pasar hingga untung dan rugi. Sedangkan perbedaannya future modal memiliki margin <10%, kripto full 100%. Kemudian di future sebagai pasar berjangka, kripto sebagai market spot. Lalu di future ada jatuh tempo sedangkan di kripto tidak ada jatuh tempo dan perbedaan lainnya.
"Jadi, kondisi yang memperlihatkan adanya peningkatan di kripto, tidak begitu banyak mempengaruhi future. Karena masing-masing jalannya berbeda," kata Paulus.
Secara kinerja pialang dijelaskan oleh Rian Santana. Dari sisi volume transaksi, Best Profit merupakan pialang nomor 2 terbanyak transaksi di Indonesia, tetapi terbanyak nomor 1 di Pekanbaru. Peningatan juga terjadi pada sisi jumlah nasabah baru. Pada 2021 ini hingga Maret terdapat penambahan 174 nasabah, naik 19,18 persen disbanding periode yang sama tahun lalu.
Laporan: Prapti Dwi Lestari (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi