Jumat, 20 September 2024

Anggota DPR Desak Pertamina Selesaikan Kendala Listrik di Blok Rokan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sabtu (1/5/2021) hitungan mundur (countdown) memasuki 100 hari masa transisi alih kelola Blok Rokan, Provinsi Riau, dari Chevron ke Pertamina. Namun demikian, Proses transisi tersebut terkendala pembangkit listrik.

Padahal, kebutuhan listrik di sana selama ini dipasok oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN). Untuk itu, legislator Partai Demokrat dari Dapil Riau, H Achmad, meminta agar Pertamina segera mengambil langkah untuk mengatasi pasokan listrik di Blok Rokan tersebut.

"Seratus hari itu tidak lama lho, Pertamina tidak boleh gegabah, harus mengambil langkah cepat. Masalahnya kan PT Mandau yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan listrik di Blok Rokan, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Chevron Standar Limited (CSL), tidak mau menyerahkan begitu saja pembangkitnya," ujar Achmad kepada Wartawan, Sabtu (1/5/2021).

Jika PT MCTN tidak mau menyerahkan pembangkitnya, kata Achmad, Pertamina harus secepatnya menyiapkan beberapa rencana lain. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Suzuki Klaim, Pandemi Corona Tak Halangi Capaian Penjualan XL7

"Kalau memang bisa, Pertamina duduk bersama dulu dengan PT MCTN, ambil kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Jika akhirnya mentok, baru cari rencana lain sebelum masa transisi itu tiba," jelasnya.

Selain itu, kata Mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini, PT Pertamina  sebagai pemegang kendali akuisisi atas Blok Rokan tersebut juga diminta memperhatikan problem lain yang saat ini dialami Provinsi Riau.

- Advertisement -

"Misalnya infrastruktur, ini juga penting. Seperti jalan yang selama ini menjadi beban Pemprov Riau dan kebetulan melintas di kawasan Blok Rokan hingga kini juga belum terselesaikan," jelasnya. 

Ia berharap dengan produksi minyak dari Blok Rokan ini dapat dimaksimalkan untuk menyejahterakan masyarakat Riau. Sebab, kata Achmad, pendapatan daerah Riau sangat bergantung pada bagi hasil Migas. 

Baca Juga:  Tiket Pesawat Bakal Murah Dibanjiri Insentif

"Kalau misalnya bagi hasil Migas seadanya, tentu Riau akan kesulitan. Blok Rokan ini merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang tentunya juga harus bisa menyejahterkan masyarakat di 5 Kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir," katanya lagi.

Blok Rokan ini, kata Achamd, memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. 

Sektor Migas, jelas Achmad, masih menjadi revenue generator, meski menempati posisi penyumbang kedua terbesar di APBN setelah pajak, namun sejatinya dari Migas-lah, Indonesia mendorong perputaran mesin perekonomiannya.

"Kita berharap Pertamina Hulu Rokan akan memberi yang terbaik bagi Provinsi Riau dan Indonesia," ujar Achmad mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Sabtu (1/5/2021) hitungan mundur (countdown) memasuki 100 hari masa transisi alih kelola Blok Rokan, Provinsi Riau, dari Chevron ke Pertamina. Namun demikian, Proses transisi tersebut terkendala pembangkit listrik.

Padahal, kebutuhan listrik di sana selama ini dipasok oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN). Untuk itu, legislator Partai Demokrat dari Dapil Riau, H Achmad, meminta agar Pertamina segera mengambil langkah untuk mengatasi pasokan listrik di Blok Rokan tersebut.

"Seratus hari itu tidak lama lho, Pertamina tidak boleh gegabah, harus mengambil langkah cepat. Masalahnya kan PT Mandau yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan listrik di Blok Rokan, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Chevron Standar Limited (CSL), tidak mau menyerahkan begitu saja pembangkitnya," ujar Achmad kepada Wartawan, Sabtu (1/5/2021).

Jika PT MCTN tidak mau menyerahkan pembangkitnya, kata Achmad, Pertamina harus secepatnya menyiapkan beberapa rencana lain. 

Baca Juga:  OJK Komit Terhadap Ekonomi Hijau

"Kalau memang bisa, Pertamina duduk bersama dulu dengan PT MCTN, ambil kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Jika akhirnya mentok, baru cari rencana lain sebelum masa transisi itu tiba," jelasnya.

Selain itu, kata Mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini, PT Pertamina  sebagai pemegang kendali akuisisi atas Blok Rokan tersebut juga diminta memperhatikan problem lain yang saat ini dialami Provinsi Riau.

"Misalnya infrastruktur, ini juga penting. Seperti jalan yang selama ini menjadi beban Pemprov Riau dan kebetulan melintas di kawasan Blok Rokan hingga kini juga belum terselesaikan," jelasnya. 

Ia berharap dengan produksi minyak dari Blok Rokan ini dapat dimaksimalkan untuk menyejahterakan masyarakat Riau. Sebab, kata Achmad, pendapatan daerah Riau sangat bergantung pada bagi hasil Migas. 

Baca Juga:  KaryaKarsa Rumahnya Konten Kreator Indonesia

"Kalau misalnya bagi hasil Migas seadanya, tentu Riau akan kesulitan. Blok Rokan ini merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang tentunya juga harus bisa menyejahterkan masyarakat di 5 Kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir," katanya lagi.

Blok Rokan ini, kata Achamd, memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. 

Sektor Migas, jelas Achmad, masih menjadi revenue generator, meski menempati posisi penyumbang kedua terbesar di APBN setelah pajak, namun sejatinya dari Migas-lah, Indonesia mendorong perputaran mesin perekonomiannya.

"Kita berharap Pertamina Hulu Rokan akan memberi yang terbaik bagi Provinsi Riau dan Indonesia," ujar Achmad mengakhiri.

Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari