PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) – Sejak Kamis (15/4) pagi, rumah bernomor 63 di Jalan Durian Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru sudah ramai. Papan bunga ucapan duka cita dari para tokoh di Riau berjejer di sepanjang jalan. Rumah tersebut adalah milik almarhum Drs Asparaini Rasyad, mantan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan juga komisaris Riau Pos yang baru saja meninggal dunia, Rabu (14/4) sore
Sejak Kamis (15/4) pagi, rumah bernomor 63 di Jalan Durian Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru sudah ramai. Papan bunga ucapan duka cita dari para tokoh di Riau berjejer di sepanjang jalan. Rumah tersebut adalah milik almarhum Drs Asparaini Rasyad, mantan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dan juga komisaris Riau Pos yang baru saja meninggal dunia, Rabu (14/4) sore.
Para pejabat lainnya seperti Asisten I Setdako Pekanbaru Azwan juga terlihat duduk di kursi pelayat. Tokoh lainnya seperti Anggota DPR RI Achmad, Direktur Utama Riau Televisi Zulmansyah Sekedang, Wakil Direktur Utama Riau Pos Ahmad Dardiri juga datang langsung ke rumah duka.
Dikatakan Syamsuar, almarhum sendiri semasa hidupnya pernah menjabat sebagai Kabiro Humas Pemerintah Provinsi Riau serta beberapa jabatan eselon II lainnya hingga komisaris BUMD. "Beliau ini salah seorang putra terbaik Riau. Cukup lama mengabdi di Provinsi Riau, termasuk di pemerintah provinsi," kata Gubri.
Gubri Syamsuar secara pribadi dan mewakili pemerintah provinsi juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum. Ia bermohon agar diampunkan segala dosanya dan semua pengabdiannya selama ini agar dapat menjadi amal ibadah.
"Kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan. Apalagi saat ini dalam Bulan Ramadan, kesabaran kita diuji dengan musibah ini," ungkapnya.
Dikatakan Syamsuar, bahwa almarhum adalah seniornya semasa mengenyam pendidikan APDN (Akademi Pemerintah Dalam Negeri). "Beliau cukup lama di provinsi, saya tahu betul beliau. Saat jadi Kabiro Humas (Pemprov Riau) beliau sangat terkenal karena beliau dekat dengan wartawan. Beliau juga senior saya di APDN," terangnya.
Bahkan, dikatakan Syamsuar saat melakukan kunjungan ke daerah, almarhum tidur dengan wartawan. Karena itu almarhum sangat dekat dengan wartawan dan komunikatif. "Semasa beliau menjadi Kabiro Humas itulah yang banyak orang kenal, karena sangat dekat dengan wartawan," ujarnya.
Anggota DPR RI Achmad menyebut, almarhum merupakan seorang senior, yang juga seorang dosen. Ia menilai almarhum merupakan orang yang penuh gembira, ceria, dan tidak pernah menampakkan kesulitan. "Saat dia menjabat Kabiro Humas ia paling terkenal. Semua wartawan merupakan sahabat," katanya.
Karena sikapnya itu, dapat membuat pimpinan sangat senang terhadap wartawan, dan membuat suasana kondusif. "Beliau betul-betul paiawai membuat nyaman seorang pimpinan," ujar mantan Bupati Rohul ini.
Selain itu, almarhum di mata Achmad merupakan orang pintar, cerdas, dan mudah bergaul karena berbagai jabatan pernah dijabat. "Karena dia menjalani pekerjaan itu dengan enjoy. Kami ucapkan selamat jalan, kami ikhlas, semoga diampuni segala dosa dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," ungkapnya.
Ganda Yuda, anak pertama almarhum saat melepas jenazah ayahnya memohon maaf atas segala perbuatan almarhum semasa hidupnya jika ada yang tidak berkenan. Ia merasa sangat kehilangan sosok panutan dalam keluarganya.
Dikatakannya, almarhum meninggalkan seorang istri, lima anak, dan 15 orang cucu. Almarhum sendiri sebelum mengembuskan napas terakhir sempat menjalani perawatan dan masuk ruang ICU Rumah Sakit Eka Hospital selama 10 hari. "Kami sangat merasa kehilangan. Kami juga memohon maaf atas segala kesalahan beliau semasa hidupnya," katanya.
Imam, salah seorang tetangga almarhum menyebut bahwa almarhum merupakan sosok yang aktif di lingkungan dan bermasyarakat. "Almarhum ini seorang pekerja keras. Sejak tahun 2001 saya kenal almarhum, dia orang yang baik. Dermawan dan suka menolong orang," ujarnya.
Almarhum sendiri sudah sejak dua tahun terakhir rutin berobat ke rumah sakit. Ia rutin melakukan kontrol kadar gulanya. Almarhum tinggal di rumah ini bersama istri dan seorang anak perempuan beserta menantunya. Ia mengaku, merasa benar-benar kehilangan, merasa kehilangan seorang tokoh, yang selalu membina, membimbing.
"Hendaknya apa yang menjadi pekerjaannya selama ini menjadi ladang amal baginya," tuturnya.
Menjelang waktu zuhur, jenazah disalatkan di Masjid Baiturrahman yang berada di di lingkungan kediaman almarhum. Sanak keluarga dan kaum kerabat menggotong keranda almarhum dengan penuh kesedihan. Sejumlah kaum kerabat turut serta mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Payung Sekaki, Jalan Beringin.(das)
Laporan : Soleh Saputra (Pekanbaru)