JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ketinggian abu vulkanik akibat letusan Gunung Tangkuban Parahu di daerah Subang dan Bandung Barat, Jawa Barat, teramati sekitar 200 m di atas puncak atau 2.284 mdpl.
Saat ini, pemerintah setempat sudah menutup sementara kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu hingga waktu yang belum ditentukan mulai Jumat sore (26/7/2019).
Menurut data Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG, dan Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik.
Dijelaskan juga, saat ini status gunung berapi tersebut masih pada level I (Normal) dan sedang dievaluasi. Dengan level normal, rekomendasi untuk masyarakat di sekitar gunung, wisatawan maupun pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan kawah Upas.
''Tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia,'' tulis siaran pers PVMBG.
Berikutnya, masyarakat di sekitar gunung, pedagang, hingga pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.(fat)
Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ketinggian abu vulkanik akibat letusan Gunung Tangkuban Parahu di daerah Subang dan Bandung Barat, Jawa Barat, teramati sekitar 200 m di atas puncak atau 2.284 mdpl.
Saat ini, pemerintah setempat sudah menutup sementara kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu hingga waktu yang belum ditentukan mulai Jumat sore (26/7/2019).
- Advertisement -
Menurut data Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG, dan Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik.
Dijelaskan juga, saat ini status gunung berapi tersebut masih pada level I (Normal) dan sedang dievaluasi. Dengan level normal, rekomendasi untuk masyarakat di sekitar gunung, wisatawan maupun pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan kawah Upas.
- Advertisement -
''Tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia,'' tulis siaran pers PVMBG.
Berikutnya, masyarakat di sekitar gunung, pedagang, hingga pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.(fat)
Sumber: JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga