ROKAN HULU, (RIAUPOS.CO) – Puluhan pemuka masyarakat dan warga Desa Bonai dan Desa Kasang Padang, Kecamatan Bonai Darussalam, Rabu (10/2) pukul 10.00 WIB turun ke ruas jalan provinsi yang mengalami rusak berat selama 6 bulan terakhir. Kerusakan jalan ini diduga akibat dilintasi truk perusahaan yang melebihi tonase jalan.
Aksi unjuk rasa tersebut, masyarakat memberhentikan seluruh kendaran dan truk perusahaan yang melintasi ruas jalan provinsi Simpang Kumu-Sontang batas Duri tepatnya di Jembatan II Sakai, Dusun Kasang Salak, Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam.
Dalam aksi tersebut, tidak ada satu pun kendaraan bermotor dan truk perusahaan yang bisa melintas dari Sontang menuju arah Duri maupun sebaliknya dari Duri menuju Bonai Darussalam. Kegiatan itu sebagai bentuk amarah dan kekecewaan masyarakat dua desa itu dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang sebelumnya telah berjanji melalui dana CSR, fokus memperbaiki kerusakan ruas jalan provinsi yang merupakan akses transportasi darat masyarakat setiap hari untuk membeli keperluan sembako dari Bonai Darussalam ke Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.
Pada 2017 lalu, masyarakat Desa Bonai telah mengajukan permohonan kepada PT CPI untuk pembersihan kanal yang setiap tahun saat musim penghujan, ratusan KK rumah warga terendam banjir. Namun pihak PT CPI waktu itu tidak merealisasikan aspirasi masyarakat tersebut, malah berjanji untuk fokus perawatan infrastruktur jalan provinsi kepada masyarakat Bonai, yang saat itu kondisi jalan provinsi aspal yang kondisinya masih bagus.
Terpantau dalam aksi penyetopan mobil dan truk perusahaan di Desa Bonai tersebut, hadir pemuka adat Jonrijal, pemuka masyarakat dan ninik mamak Desa Bonai dan Desa Kasang Padang, korlap Holman serta pengamanan dilakukan personel Polsek Bonai Darussalam dan Babinsa Bonai.
"Aksi masyarakat dua desa ini sebagai bentuk kekesalan masyarakat dua desa kepada PT CPI. Karena lebih kurang 6 bulan jalan lintas tersebut rusak parah dan beberapa kali berkoordinasi kepada pihak PT CPI sebagai pelaksana yang bertanggung jawab perawatan jalan tetapi pihak PT CPI ingkar janji memperbaiki, sehingga hari ini kami dari masyarakat dua desa meluapkan rasa kesal dengan melaksanakan aksi tersebut,’’ ungkap koordinator lapangan Holman dalam aksi tersebut.
Dalam aksi tersebut, masyarakat dua desa menyampaikan dua tuntutan, yakni meminta PT CPI Untuk memperbaiki kerusakan jalan di Jembatan II Sakai Dusun Kasang Salak, Desa Bonai hingga batas Duri, sehingga dapat dilalui oleh warga yang hendak melintas. Kedua, pihak PT CPI harus memperbaiki dan membuka akses Jembatan 1 yang rusak di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Bengkalis.
Dalam aksi tersebut, meminta PT CPI agar turun ke Desa Bonai berjumpa dengan masyarakat tentang kepastian perbaikan kerusakan ruas jalan provinsi di Desa Bonai menuju Batas Duri. Saat dimediasi oleh Plt Camat Bonai Darussalam Setyono dan Upika Bonai Darussalam,
Informasi dari pihak PT CPI siap untuk rapat mediasi dengan menetapkan lokasi di Desa Petani Kecamatan Mandau, tetapi pihak warga Desa Bonai tidak mau datang ke Desa Petani dan warga meminta agar bermediasi di Desa Bonai, tetapi pihak PT CPI hingga pukul 15.00 WIB tetap bersikukuh rapat mediasi di Duri, Kecamatan Mandau.
Plt Camat Bonai Darussalam Setyono saat dikonfirmasi, Rabu (10/2) petang mengatakan, setelah dilakukan mediasi oleh Pemerintah Kecamatan dan Upika Bonai Darussalam, pihak PT CPI meminta perwakilan 5 orang pemuka masyarakat dari Desa Kasang Padang dan Desa Bonai untuk hadir rapat mediasi di Desa Petani, Kecamatan Mandau.
"Pemuka masyarakat Kasang Padang siap untuk hadir mediasi di Desa Petani, Kecamatan Mandau, namun masyarakat Desa Bonai tidak mau hadir, menginginkan mediasi PT CPI di Desa Bonai,’’ katanya.
Setyono mengaku, saat ini truk perusahaan dan mobil masyarakat dari Bonai menuju Duri maupun sebaliknya sudah bisa kembali normal melintasi ruas jalan provinsi sesuai dengan tujuannya. " Hingga pukul 16.00 WIB, pemuka masyarakat dan ninik mamak Desa Kasang Padang telah membubarkan diri untuk menghadiri rapat mediasi di Desa Petani, Kecamatan Mandau dengan pihak PT CPI. Tapi tokoh adat dan masyarakat Desa Bonai masih bertahan di tepi ruas jalan provinsi di Desa Bonai,’’ katanya.
Menyikapi aspirasi masyarakat dua desa, lanjutnya, Upika Bonai Darussalam telah berkoordinasi dengan PT CPI, dengan mengundang hadir ke Desa Petani, dalam pelaksanaan rapat mediasi mendengarkan kepastian pihak PT CPI untuk melakukan perbaikan titik ruas jalan provinsi yang telah dijanjikan sebelumnya.
"Saya bersama Upika Bonai Darussalam sedang menuju ke Desa Petani, Kecamatan Mandau bersama perwakilan masyarakat Desa Kasang Padang,’’ ujarnya.
Secara terpisah, Manager Corporate Communications PT CPI Sonitha Poernomo menyebutkan PT CPI menghormati hak setiap warga negara dan kelompok masyarakat untuk mengekspresikan pendapat dan menyampaikan aspirasinya, sepanjang dilakukan secara tertib dan damai, serta menghargai hak orang lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Dikatakannya PT CPI adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pemerintah Indonesia di Blok Rokan yang mengelola barang milik negara termasuk jalan operasi di Desa Bonai. ‘‘PT CPI senantiasa terbuka untuk melakukan diskusi terkait perbaikan jalan operasi tersebut,’’ ujarnya.
Ia juga menegaskan keselamatan masyarakat di lingkungan area operasi merupakan hal yang sangat diperhatikan. ‘‘Oleh karena itu perlu kerja sama masyarakat, pemerintah dan perusahaan pengguna jalan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan jalan operasi ini. Sesuai kapasitasnya, jalan ini tidak dapat menahan beban di atas 8 ton,’’ terangnya. (ade)