JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kemarin (15/1) pemerintah telah memulai vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan pada tahap pertama. Sayangnya, belum semua nakes yang melakukan registrasi ulang. Di sisi lain, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono berharap prajurit TNI AL yang bertugas di atas KRI didahulukan dalam vaksinasi Covid-19.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan tentang Vaksin Covid-19 Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Jawa Pos (JPG) menyatakan bahwa nakes yang melakukan registrasi ulang untuk mendapatkan vaksin baru 88,51 persen. Artinya baru 500.029 orang dari 565.220 nakes. Ini baru untuk 91 kabupaten/kota se Indonesia. Sementara yang divaksin baru 15.301 orang.
Vaksinasi akan dilakukan bertahap. Vaksinasi untuk nakes dilakukan hingga akhir Februari nanti. "Sasaran untuk nakes yang mendapatkan vaksin ini sejumlah 1,4 juta jiwa," ungkapnya.
Penerimanya pun harus memenuhi rentan usia 18 hingga 59 tahun. Selain itu juga dalam kondisi sehat, tidak terkena Covid-19, dan tidak hamil dan menyusui. Bagi pemilik penyakit komorbid tertentu juga tidak diperbolehkan menerima vaksin ini.
"Diharapkan bagi tenaga kesehatan yang mendapatkan SMS blast diharapkan segera merespons," ungkapnya.
Sebab setelah merespons akan mendapatkan elektornik tiket yang akan dibawa tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksin.
Selain itu untuk menentukan waktu dan tempat penyuntikan vaksin. Pemerintah akan mengerahkan dinas kesehatan dan Babinsa untuk mendata ulang mereka yang belum registrasi. Termasuk juga bagi mereka yang kesulitan registrasi ulang akan dibantu.
"Bersama tim akan terus mengevaluasi jika ada kekurangan dalam registrasi ulang ini," tutur Nadia.
Kemenkes juga telah memiliki kontak center untuk dihubungi ketika ada kendala. Pada kesempatan lain, Nadia menjelaskan bahwa angka pertambahan kasus yang cukup tinggi di Indonesia merupakan warning. Berarti penularan di masyarakat cukup tinggi.
"Angka positivitas terus naik. Padahal bisa menurunkan pada September," katanya.
Angka positivitas di Tanah Air mencapai 24 persen. Menurut Nadia ini berarti setiap ada 10 orang, dua atau tiga diantaranya positif Covid-19.
Untuk itu perlu dikurangi mobilitas dan kerumunan. Berkaitan dengan vaksinasi, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono berharap pemerintah turut mendahulukan prajurit TNI AL yang bertugas di atas KRI.
"Yang tugas di KRI nggak bisa work from home. Sehingga harus dapat dispensasi pertama divaksin," terang dia kepada awak media.
Menurut Yudo, tidak kurang 60 KRI beroperasi setiap hari. Mereka tidak pernah libur untuk menjaga kedaulatan di laut Indonesia. Selain mengusulkan anak buahnya di KRI masuk prioritas vaksinasi, Yudo menyebut, dirinya sudah menginstruksikan seluruh prajurit Angkatan Laut agar turut serta dalam program vaksinasi. Khususnya yang selama ini bertugas di garda terdepan dalam penanggulangan Covid-19. "Yang di lapangan, di Wisma Atlet, di rumah sakit," imbuhnya. Dia memastikan, tidak akan ada satupun personel TNI AL menolak apalagi takut divaksin. "Prajurit disuntik masa takut," tambahnya.
Di level Mabes TNI AL, yudo menyatakan, pihaknya masih menunggu instruksi dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Kapan kami akan divaksin dan bisa diatur di masing-masing dinas Kesehatan," bebernya.
Khusus personel TNI AL di daerah, beberapa di antara mereka sudah ikut vaksinasi bersama pemerintah daerah masing-masing.
Dia menegaskan, TNI AL mendukung program vaksinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan kasus positif harian kembali memecahkan rekor kemarin. Tercatat 12.818 kasusbaru pada periode 14 hingga 15 Januari 2021 menjadikan total kumulatif kasus positif nasional menjadi 882.418.
Sementara kasus sembuh tidak dapat mengimbangi dan tertinggal jauh di angka 7.491 dengan total kumulatif 718.696 sementara kasus kematian juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Pertumbuhannya kini mencapai lebih dari 200 orang per hari dengan pertumbuhan kemarin mencapai 238 orang kasus meninggal.
Dengan pertambahan kasus ini, persentase kesembuhan drop di angka 81,4 persen. Sementara kasus aktif terus menanjak ke angka 138.238 dengan prosentase 15,7 persen. Pertumbuhan kasus terbanyak dipimpin oleh Jawa Barat yakni 3.095 kasus baru disusul DKI Jakarta 2541 kasus kemudian disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur masih masing 1993 dan 1198 kasus positif baru.(lyn/syn/tau/jpg)