JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan pemerintah tidak ingin negara lain menilai Indonesia lemah dalam menangani kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Padahal upaya keras sudah dilakukan untuk mengatasi kejadian itu di berbagai daerah.
Pertimbangan ini pula yang membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan jajaran tidak terima tiga kali kalah dalam perkara gugatan karhutla yang diajukan masyarakat Kalimantan Tengah. Sehingga, mempertimbangkan mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA).
’’Ini berkaitan dengan obligation (kewajiban), responsibility (tanggung jawab), jangan sampai nanti dilihat oleh negara luar, wah negara Indonesia masih lemah dalam menangani ini. Jangan sampai dikatakan seperti itu,’’ ucap Moeldoko di kantornya, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Diketahui, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo pasang badan untuk Presiden RI Joko Widodo guna menghadapi perkara karhutla di Kalimatan Tengah. Kejaksaan, kata Prasetyo, siap menjadi pengacara Jokowi untuk menghadapi perkara karhutla. Pihaknya juga sedang mencari bukti baru untuk memuluskan pengajuan PK.
Sebelumnya MA menolak kasasi yang diajukan Presiden RI Jokowi dkk terkait perkara Karhutla di Kalimantan Tengah. Penolakan MA itu membuat vonis hakim di tingkat Pengadilan Tinggi Palangkaraya, tetap berlaku.
Diketahui, putusan di PN Palangkaraya menyatakan bahwa Jokowi, Menteri LHK, Menteri Pertanian, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Menteri Kesehatan, Gubernur Kalimantan Tengah, dan DPRD Kalimantan Tengah, melakukan perbuatan melawan hukum berkaitan dengan karhutla.