Jumat, 11 Juli 2025

Warga Tak Bisa Bedakan Mana yang Sehat dan Sudah Tertular

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Banyaknya kasus positif virus corona yang tak bergejala, menimbulkan rasa cemas di masyarakat. Pasalnya, kita tak bisa lagi membedakan mana orang yang masih sehat atau sudah tertular. Sebab sejumlah kasus menunjukkan hasil positif pada seseorang tapi tidak merasakan gejala apapun atau hanya gejala ringan.

Pemerintah kini sedang melakukan upaya memutus mata rantai penularan dengan menemukan kasus-kasus positif di masyarakat. Penelusuran kontak dilakukan dengan skrining penapisan lewat rapid tes mengantisipasi risiko tertular.

"Agar cepat isolasi mandiri, anjuran pemerintah jaga jarak pada kontak sosial di tengah masyarakat harus dipatuhi," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga:  Santri Pelaku Ditetapkan Tersangka, Korban Pindah Sekolah

Sebab penularan terjadi melalui percikan ludah atau droplet. Itu bisa mengenai orang lain yang sehat. Sehingga penting untuk menjaga jarak.

"Terjadi kontak tak langsung juga bisa. Barang-barang yang sering digunakan bersama, pegangan gagang pintu. Lalu tak disertai cuci tangan sabun. Maka hindari kontak dekat, jaga jarak komunikasi sosial dengan siapapun," katanya.

Yurianto mengaku prihatin jika banyak anak muda yang masih berkerumun. Kemudian mereka menularkan virus pada keluarga yang lebih tua di rumah.

"Usia muda mungkin tak timbulkan gejala atau imunnya kuat. Tapi ternyata yang lansia tertular lebih rentan. Kita enggak tahu pasti dan tak bisa membedakan lagi siapa di luar, siapa yang sakit atau tidak," katanya.

Baca Juga:  Subsidi Upah sampai Kuartal Pertama 2021

"Positif tapi gejala ringan ini punya peluang besar tularkan ke orang lain apalagi yang rentan dengan penyakit pendahulu. Ambil jarak aman 2 meter," tambahnya.

Yurianto mengingatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci. Cuci tangan dengan sabun menjadi penting karena virus sangat rentan dan mudah hancur terkena sabun dan deterjen.

"Tak ada alasan tak ada hand sanitizer, cuci tanganlah pakai sabun. Batasi jarak dengan anggota keluarga saat isolasi mandiri. Pakai masker di rumah. Enggak usah panik beli vitamin di toko. Makanlah buah dan sayur yang cukup," jelasnya.

Sumber: Jawapos.co
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Banyaknya kasus positif virus corona yang tak bergejala, menimbulkan rasa cemas di masyarakat. Pasalnya, kita tak bisa lagi membedakan mana orang yang masih sehat atau sudah tertular. Sebab sejumlah kasus menunjukkan hasil positif pada seseorang tapi tidak merasakan gejala apapun atau hanya gejala ringan.

Pemerintah kini sedang melakukan upaya memutus mata rantai penularan dengan menemukan kasus-kasus positif di masyarakat. Penelusuran kontak dilakukan dengan skrining penapisan lewat rapid tes mengantisipasi risiko tertular.

"Agar cepat isolasi mandiri, anjuran pemerintah jaga jarak pada kontak sosial di tengah masyarakat harus dipatuhi," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga:  Pengadilan Dumai Hukum Mati Gembong Narkoba Jaringan Internasional

Sebab penularan terjadi melalui percikan ludah atau droplet. Itu bisa mengenai orang lain yang sehat. Sehingga penting untuk menjaga jarak.

"Terjadi kontak tak langsung juga bisa. Barang-barang yang sering digunakan bersama, pegangan gagang pintu. Lalu tak disertai cuci tangan sabun. Maka hindari kontak dekat, jaga jarak komunikasi sosial dengan siapapun," katanya.

- Advertisement -

Yurianto mengaku prihatin jika banyak anak muda yang masih berkerumun. Kemudian mereka menularkan virus pada keluarga yang lebih tua di rumah.

"Usia muda mungkin tak timbulkan gejala atau imunnya kuat. Tapi ternyata yang lansia tertular lebih rentan. Kita enggak tahu pasti dan tak bisa membedakan lagi siapa di luar, siapa yang sakit atau tidak," katanya.

- Advertisement -
Baca Juga:  PPKM di Jawa-Bali Masih Berlaku

"Positif tapi gejala ringan ini punya peluang besar tularkan ke orang lain apalagi yang rentan dengan penyakit pendahulu. Ambil jarak aman 2 meter," tambahnya.

Yurianto mengingatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci. Cuci tangan dengan sabun menjadi penting karena virus sangat rentan dan mudah hancur terkena sabun dan deterjen.

"Tak ada alasan tak ada hand sanitizer, cuci tanganlah pakai sabun. Batasi jarak dengan anggota keluarga saat isolasi mandiri. Pakai masker di rumah. Enggak usah panik beli vitamin di toko. Makanlah buah dan sayur yang cukup," jelasnya.

Sumber: Jawapos.co
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Banyaknya kasus positif virus corona yang tak bergejala, menimbulkan rasa cemas di masyarakat. Pasalnya, kita tak bisa lagi membedakan mana orang yang masih sehat atau sudah tertular. Sebab sejumlah kasus menunjukkan hasil positif pada seseorang tapi tidak merasakan gejala apapun atau hanya gejala ringan.

Pemerintah kini sedang melakukan upaya memutus mata rantai penularan dengan menemukan kasus-kasus positif di masyarakat. Penelusuran kontak dilakukan dengan skrining penapisan lewat rapid tes mengantisipasi risiko tertular.

"Agar cepat isolasi mandiri, anjuran pemerintah jaga jarak pada kontak sosial di tengah masyarakat harus dipatuhi," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga:  JCH Diimbau Tak Memaksakan Diri Ibadah di Masjidilharam

Sebab penularan terjadi melalui percikan ludah atau droplet. Itu bisa mengenai orang lain yang sehat. Sehingga penting untuk menjaga jarak.

"Terjadi kontak tak langsung juga bisa. Barang-barang yang sering digunakan bersama, pegangan gagang pintu. Lalu tak disertai cuci tangan sabun. Maka hindari kontak dekat, jaga jarak komunikasi sosial dengan siapapun," katanya.

Yurianto mengaku prihatin jika banyak anak muda yang masih berkerumun. Kemudian mereka menularkan virus pada keluarga yang lebih tua di rumah.

"Usia muda mungkin tak timbulkan gejala atau imunnya kuat. Tapi ternyata yang lansia tertular lebih rentan. Kita enggak tahu pasti dan tak bisa membedakan lagi siapa di luar, siapa yang sakit atau tidak," katanya.

Baca Juga:  Jamaah Keluar Ongkos Karantina hingga Rp9,2 Juta

"Positif tapi gejala ringan ini punya peluang besar tularkan ke orang lain apalagi yang rentan dengan penyakit pendahulu. Ambil jarak aman 2 meter," tambahnya.

Yurianto mengingatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci. Cuci tangan dengan sabun menjadi penting karena virus sangat rentan dan mudah hancur terkena sabun dan deterjen.

"Tak ada alasan tak ada hand sanitizer, cuci tanganlah pakai sabun. Batasi jarak dengan anggota keluarga saat isolasi mandiri. Pakai masker di rumah. Enggak usah panik beli vitamin di toko. Makanlah buah dan sayur yang cukup," jelasnya.

Sumber: Jawapos.co
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari