JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Seorang pria meninggal dunia karena positif Hantavirus di China. Virus tersebut ditularkan melalui perantara tikus. Sehingga tidak menular dari manusia ke manusia. Lalu apa bedanya dengan penyakit lepstospirosis yang juga ditularkan oleh tikus?
Hantavirus
Dalam laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) disebutkan, Hantavirus ditularkan oleh hewan pengerat. Jenisnya adalah tikus rusa (Peromyscus maniculatus), tikus kapas (Sigmodon Hispidus), tikus padi (Oryzomys palustris), dan tikus putih (Peromyscus leucopus).
Agen pembawanya adalah virus. Penyakit itu terjadi sebelumnya di sebagian besar Amerika Utara dan Selatan. Penyakit tersebut menyebar karena seseorang menghirup debu yang terkontaminasi dengan urin atau kotoran hewan pengerat. Kontak langsung dengan hewan pengerat atau urinnya dan kotorannya. Serta luka gigitan, meskipun hal ini tidak sering terjadi. Penyakit yang ditularkan adalah Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).
Dalam laman India Today disebutkan, Selasa (24/3), jika orang terkena HPS, mereka akan merasa sakit satu hingga lima minggu setelah mereka berada di sekitar tikus yang membawa Hantavirus. Pada awalnya orang dengan HPS akan merasa demam otot yang parah dan pegal-pegal. Setelah beberapa hari, mereka akan kesulitan bernapas. Terkadang orang akan mengalami sakit kepala, pusing, kedinginan, mual, muntah, diare, dan sakit perut.
Lepstospirosis
Dalam laman CDC, penularan juga dari hewan pengerat. Bedanya, penyakit ini bukan dibawa oleh virus seperti Hantavirus. Akan tetapi agennya adalah bakteri.
Penyakit ini bisa terjadi di seluruh dunia. Terutama di daerah pasca banjir atau sanitasi tak baik. Makanan atau air minum yang terkontaminasi dengan urin dari hewan yang terinfeksi.
Sebelumnya Ahli Endoskopi Gastrointenstinal yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan, lepstospirosis adalah penyakit yang ditularkan melalui hewan dari ordo Rodentia, yaitu tikus merupakan penyakit yang juga sering didapat saat pasca banjir. Salah satu jenis rodent borne disease yang dapat timbul pada bencana banjir adalah leptospirosis.
“Penyakit ini dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir,” katanya.
Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan. Pasien dengan leptospirosis datang dengan keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis, mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit. Buang air kecil berubah seperti air teh.
“Sekilas pasien ini seperti pasien dengan infeksi hepatitis virus,” ungkapnya.
Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak. Pelindung diri meliputi masker, sarung tangan dan memakai sepatu boot. Hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman