JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini akan mengalami tekanan. Hal tersebut disebabkan oleh dampak wabah virus corona di Tanah Air.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meramalkan, pertumbuhan ekonomi di rentang 4,5 sampai 4,9 persen. Meskipun demikian, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan Cina yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.
"Pertumbuhan ekonomi ini capai 4,5 persen sampai 4,9 persen. Tapi, ini cukup positif dibandingkan Cina yang mengalami negatif," ujarnya dalam teleconferece dengan wartawan, Rabu (18/3).
Menurutnya, tekanan perekonomian masih akan berlanjut hingga kuartal kedua tahun ini. Seperti negara-negara lain, virus corona di beberapa wilayah diperkirakan masih menjadi faktor utama perlambatan.
"Kita akan sangat hati-hati di kuartal kedua yang mana modelling corona virus terjadi di Cina, Jepang, dan Italia karena penyebarannya," tuturnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun akan mencermati perkembangan ekonomi secara keseluruhan hingga akhir tahun ini. Dia berharap, realisasi pertumbuhan tahun ini tidak menyimpang terlalu jauh dari target.
"Ini kita lihat keseluruhannya agar pertumbuhan ekonomi tidak tertekan dengan semua kondisi yang terjadi saat ini," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini akan mengalami tekanan. Hal tersebut disebabkan oleh dampak wabah virus corona di Tanah Air.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meramalkan, pertumbuhan ekonomi di rentang 4,5 sampai 4,9 persen. Meskipun demikian, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan Cina yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.
- Advertisement -
"Pertumbuhan ekonomi ini capai 4,5 persen sampai 4,9 persen. Tapi, ini cukup positif dibandingkan Cina yang mengalami negatif," ujarnya dalam teleconferece dengan wartawan, Rabu (18/3).
Menurutnya, tekanan perekonomian masih akan berlanjut hingga kuartal kedua tahun ini. Seperti negara-negara lain, virus corona di beberapa wilayah diperkirakan masih menjadi faktor utama perlambatan.
- Advertisement -
"Kita akan sangat hati-hati di kuartal kedua yang mana modelling corona virus terjadi di Cina, Jepang, dan Italia karena penyebarannya," tuturnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun akan mencermati perkembangan ekonomi secara keseluruhan hingga akhir tahun ini. Dia berharap, realisasi pertumbuhan tahun ini tidak menyimpang terlalu jauh dari target.
"Ini kita lihat keseluruhannya agar pertumbuhan ekonomi tidak tertekan dengan semua kondisi yang terjadi saat ini," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal