JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perdagangan pasar saham Indonesia tak bergerak di pembukaannya pada level 4.690 seiring dengan dampak virus corona Covid-19 yang mulai menyebar di tanah air. Namun, menit ketiga kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus turun sebesar 2,79 persen atau 131 poin menjadi 4.559.
Pada awal pembukaan perdagangan pagi ini, hanya 31 emiten bergerak menguat, 175 emiten melemah dan 47 emiten stagnan. Seluruh sektor bergerak melemah.
Sektor yang melemah paling dalam adalah infrastruktur sebesar 4,65 persen menjadi 784 serta industri dasar sebesar 4,29 persen menjadi 575. Disusul kemudian sektor konsumer 3,45 persen menjadi 1.554, manufaktur melemah 3,63 persen menjadi 1.001, dan keuangan melemah 2,10 persen menjadi 1.047.
Kemudian, sektor perkebunan melemah 2,35 persen menjadi 915, aneka industri sebesar 3,04 persen menjadi 809, sektor pertambangan sebesar 2,65 persen menjadi 1.114, properti melemah 2,14 persen menjadi 342 dan perdagangan melemah 1,73 persen menjadi 581.
Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, secara teknikal IHSG masih menunjukkan sinyal negatif. Meski begitu, indikator Stochastic dan RSI mulai menunjukkan kondisi jenuh jual.
“Di sisi lain, terlihat pola bullish inside bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga indeks berpeluang menuju area resistance,” ujarnya, Selasa (17/3).
Pihaknya memperkirakan, saat ini IHSG memiliki support rentang di level 4.640 dan 4.611. Sedangkan resistance di posisi 4.860.
Nafan mengatakan, peluang pembalikan arah menguat pada laju IHSG hari ini bisa disikapi para investor dengan mengoleksi saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman