MELBOURNE (RIAUPOS.CO) – Seperti halnya fenomena gunung es, pembatalan race perdana Formula 1 musim ini di GP Australia hanya sebagai permulaan dari rangkaian masalah lain yang akan menyusul. Kemarin, FIA, F1 dan penyelenggara GP Australia memutuskan untuk membatalkan race yang dinanti para fans setelah melalui perdebatan yang melibatan tim peserta dan penyelenggara.
Padahal, semua persiapan sudah 100 persen. Pembalap dan semua aspek pendukung siap menggelar balapan. Bahkan sempat mencuat wacana race akan berlangsung tertutup, tanpa penonton. Menyusul satu anggota tim McLaren terkena Covid-19.
Sebenarnya ada tiga tim yang menginginkan balapan tetap berlangsung. Yakni Red Bull, Alpha Tauri dan Racing Point. Namun, tim yang lainnya menolak. Pembalap Ferrari Sebastian Vettal dan Kimi Raikkonen (Alfa Romeo) berada di antara pembalap yang meninggalkan Melbourne lebih cepat kemarin.
Crash melaporkan kemarin pagi (13/3), kru dari enam tim sudah mulai melakukan persiapan di paddock Sirkuit Albert Park. Tetapi tidak ada tanda-tanda dari McLaren, Ferrari, Mercedes dan Renault. Meskipun banyak pihak yang kecewa, pembatalan GP Australia adalah sebuah keputusan yang tepat.
"Kami menghormati, kabar ini sangat mengecewakan buat ribuan fans yang akan menyaksikan race," sebut pernyataan resmi yang dikutip situs resmi Formula 1.
Namun, pemegang tiket tidak perlu risau. Karena mereka akan mendapatkan penggantian tiket dari penyelenggara.
"Tidak ada satupun yang menginkan ini (pembatalan, red). Kami siap berada di mobil dan membalap, tetapi kami harus realistis dan menempatkan kesehatan dan keamanan sebagai yang utama," cuit Lewis Hamilton sebagaimana dikutip Crash.
Tadi malam, GP Bahrain dan Vietnam yang sedianya berlangsung setelah balapan di Melbourne akhirnya turut ditunda.
Otoritas terkait tidak mau menempatkan pembalap, dan kru dalam situasi yang lebih sulit. Padahal GP Bahrain sebelumnya percaya diri dan memutuskan tetap menggelar balapan tanpa adanya penonton. Sayang, kebijakan itu tampaknya belum cukup untuk membuat mereka terhindar dari Covid-19.
Direktur Pelaksana F1 Ross Brawn mengungkapkan timnya bersiap menerima dampak ekonomi terkait pembatalan race perdana tahun ini.
"Tim peserta mencoba bertahan dengan pendanaan mereka dari balapan, sehingga akan berdampak pada anggaran tim di masa mendatang," ujar Brawn.
Bahkan, dikabarkan nilai saham F1 anjlok lebih dari USD 1 miliar (sekitar Rp14,7 triliun). Memberikan total kerugian dalam seminggu menjadi lebih dari USD 3,6 miliar (Rp 52,9 triliun).
Di sisi lain, dari laporan yang muncul, F1 disarankan memulai balapan setidaknya hingga Juni 2020. Praktis, setelah penundaan race di Bahrain dan Vietnam, ada empat balapan yang kemungkinan terancam. Yakni di GP Belanda, Spanyol. Monako. (nap)
Sumber: Crash/Jawa Pos
Editor: Hary B Koriun