PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinamika kota besar yang digadang sebagai kota metropolitan, tak bisa dielakkan dari pemandangan miris di jalan-jalan protokol. Pengemis, pemulung dan lainnya menjadi sisi lain yang nyata di sekitar kita. Salah satunya seperti Sartini (52), ia ke Pekanbaru berniat mencari sang anak, namun tak bertemu dan akhirnya memilih jalannya sendiri menyusuri hiruk pikuk kota.
Dikisahkan Rumah Yatim Cabang Riau, Selasa (22/12/2020) lalu, mereka menyalurkan program bantuan Ibnu Sabil yang ditujukan kepada Sartini. Ia menjadi pemulung di Kota Pekanbaru dan mengaku berasal dari Yogyakarta. Sudah satu tahun terakhir berada di Ibukota Provinsi Riau ini.
Rizky, Relawan Rumah Yatim menyampaikan, ia menemui Sartini di pelataran Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Kala itu si ibu sedang mengumpulkan botol kosong untuk kelak dijual.
"Ibu Sartini saat ini kos di daerah Jalan Mangga, Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Biaya untuk tempat tinggalnya sebesar Rp200 ribu per bulan. Untuk makan sehari-hari kadang ia sering diberi tetangga atau tempat lain yang membagikan nasi kotak gratis,” terang Rizky yang sempat berbincang.
Perantau ini ke Pekanbaru, dijelaskan Rizki karena ingin mencari anaknya yang dikabarkan oleh kerabat ada di Pekanbaru. Namun malang, hingga kini ia belum dapat bertemu dengan anaknya.
"Semoga bantuan ini dapat bermanfaat untuk Ibu Sartini, juga semoga ia cepat dipertemukan dengan anaknya", lanjut Rizky.
Editor: Eka G Putra
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinamika kota besar yang digadang sebagai kota metropolitan, tak bisa dielakkan dari pemandangan miris di jalan-jalan protokol. Pengemis, pemulung dan lainnya menjadi sisi lain yang nyata di sekitar kita. Salah satunya seperti Sartini (52), ia ke Pekanbaru berniat mencari sang anak, namun tak bertemu dan akhirnya memilih jalannya sendiri menyusuri hiruk pikuk kota.
Dikisahkan Rumah Yatim Cabang Riau, Selasa (22/12/2020) lalu, mereka menyalurkan program bantuan Ibnu Sabil yang ditujukan kepada Sartini. Ia menjadi pemulung di Kota Pekanbaru dan mengaku berasal dari Yogyakarta. Sudah satu tahun terakhir berada di Ibukota Provinsi Riau ini.
- Advertisement -
Rizky, Relawan Rumah Yatim menyampaikan, ia menemui Sartini di pelataran Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Kala itu si ibu sedang mengumpulkan botol kosong untuk kelak dijual.
"Ibu Sartini saat ini kos di daerah Jalan Mangga, Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Biaya untuk tempat tinggalnya sebesar Rp200 ribu per bulan. Untuk makan sehari-hari kadang ia sering diberi tetangga atau tempat lain yang membagikan nasi kotak gratis,” terang Rizky yang sempat berbincang.
- Advertisement -
Perantau ini ke Pekanbaru, dijelaskan Rizki karena ingin mencari anaknya yang dikabarkan oleh kerabat ada di Pekanbaru. Namun malang, hingga kini ia belum dapat bertemu dengan anaknya.
"Semoga bantuan ini dapat bermanfaat untuk Ibu Sartini, juga semoga ia cepat dipertemukan dengan anaknya", lanjut Rizky.
Editor: Eka G Putra