Ribuan Warga Sipil Jadi Korban Perang Sipil di Ethiopia

AMHARA (RIAUPOS.CO) – Pasukan pemberontak Tigray meluncurkan roket-roket menargetkan wilayah Amhara di Ethiopia. Konflik etnik di wilayah tersebut dikhawatirkan memicu perang lebih luas. 

AFP melaporkan pada Jumat (20/11/2020), serangan pemberontak Tigray diperkirakan telah menewaskan ratusan hingga ribuan orang serta memaksa puluhan ribu penduduk meninggalkan rumah dalam dua pekan terakhir.

- Advertisement -

Menurut otoritas Amhara, serangan roket terbaru pemberontak Tigray tidak menyebabkan kerusakan maupun korban. Namun demikian, situasi tersebut memunculkan keraguan dari masyarakat pada kemampuan Perdana Menteri (PM) Ethiopia, Abiy Ahmed, dalam mengelola keragaman etnis di negara itu. 

"Kelompok TPLF yang ilegal telah meluncurkan serangan roket sekitar pukul 1.40 pagi di Bahir Dar," demikian pernyataan kantor komunikasi pemerintah Amhara. 

- Advertisement -

Bahir Dar merupakan ibu kota daerah di tepi Danau Amhara, terletak ratusan mil dari pertempuran di Tigray. Pengungsi Tigrayan mengatakan bahwa milisi Amhara bertempur di pihak pemerintah, dan kedua wilayah tersebut memiliki konflik perbatasan.

Konflik bersenjata antaretnis meletus di Ethiopia dua pekan lalu setelah apa yang disebut pemerintah sebagai serangan TPLF terhadap pasukan militer yang ditempatkan di wilayah tersebut. 

Dalam beberapa dekade, etnik Tigray yang tergabung dalam koalisi dipimpin TPLF mendominasi negara Federasi Ethiopia di dalamnya terdapat 10 wilayah etnis. Akan tetapi, kekuasan etnik Tigray berakhir setelah diambil-alih oleh PM Abiy yang merupakan keturunan Amhara dan Oromo dua tahun lalu. 

TPLF menolak pernyataan PM Abiy yang bertujuan berbagi otoritas secara adil di negara itu, dan menganggap pemerintah tersebut berniat balas dendam. 

Sepekan lalu, pasukan Tigray menembakkan roket ke dua bandara di Amhara. Mereka juga menembakkan roket ke negara tetangga Eritrea, yang memiliki permusuhan jangka panjang dengan kepemimpinan TPLF dan berdamai dengan Ethiopia pada 2018 hingga PM Abiy mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Sumber: AFP/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

AMHARA (RIAUPOS.CO) – Pasukan pemberontak Tigray meluncurkan roket-roket menargetkan wilayah Amhara di Ethiopia. Konflik etnik di wilayah tersebut dikhawatirkan memicu perang lebih luas. 

AFP melaporkan pada Jumat (20/11/2020), serangan pemberontak Tigray diperkirakan telah menewaskan ratusan hingga ribuan orang serta memaksa puluhan ribu penduduk meninggalkan rumah dalam dua pekan terakhir.

Menurut otoritas Amhara, serangan roket terbaru pemberontak Tigray tidak menyebabkan kerusakan maupun korban. Namun demikian, situasi tersebut memunculkan keraguan dari masyarakat pada kemampuan Perdana Menteri (PM) Ethiopia, Abiy Ahmed, dalam mengelola keragaman etnis di negara itu. 

"Kelompok TPLF yang ilegal telah meluncurkan serangan roket sekitar pukul 1.40 pagi di Bahir Dar," demikian pernyataan kantor komunikasi pemerintah Amhara. 

Bahir Dar merupakan ibu kota daerah di tepi Danau Amhara, terletak ratusan mil dari pertempuran di Tigray. Pengungsi Tigrayan mengatakan bahwa milisi Amhara bertempur di pihak pemerintah, dan kedua wilayah tersebut memiliki konflik perbatasan.

Konflik bersenjata antaretnis meletus di Ethiopia dua pekan lalu setelah apa yang disebut pemerintah sebagai serangan TPLF terhadap pasukan militer yang ditempatkan di wilayah tersebut. 

Dalam beberapa dekade, etnik Tigray yang tergabung dalam koalisi dipimpin TPLF mendominasi negara Federasi Ethiopia di dalamnya terdapat 10 wilayah etnis. Akan tetapi, kekuasan etnik Tigray berakhir setelah diambil-alih oleh PM Abiy yang merupakan keturunan Amhara dan Oromo dua tahun lalu. 

TPLF menolak pernyataan PM Abiy yang bertujuan berbagi otoritas secara adil di negara itu, dan menganggap pemerintah tersebut berniat balas dendam. 

Sepekan lalu, pasukan Tigray menembakkan roket ke dua bandara di Amhara. Mereka juga menembakkan roket ke negara tetangga Eritrea, yang memiliki permusuhan jangka panjang dengan kepemimpinan TPLF dan berdamai dengan Ethiopia pada 2018 hingga PM Abiy mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Sumber: AFP/News/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya