Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pascagempa M6,3 Kepulauan Mentawai, Begini Penjelasan BMKG

PEKANBARU (RIAU POS.CO) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai masih memantau dampak gempa M6.3 yang terjadi di sekitar Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/11/2020) sekitar pukul 08.44 WIB. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi menyebutkan, guncangan dirasakan kuat masyarakat di Kepulauan Mentawai. Kuatnya guncangan membuat warga panik dan ke luar rumah. 
 
“Guncangan gempa dirasakan kuat. Warga Betaet merasakan guncangan kuat dan masyarakat spontan evakuasi ke bukit,” ujar Novriadi melalui pesan video pada Selasa (17/11/2020).

Di samping itu, masyarakat di Peipei, Tuapejat, Beriulo dan Sikakap merasakan guncangan kuat hingga membuat masyarakat keluar rumah. Sedangkan di Labuan Bajau dan Saumanganya, warga merasakan gempa namun tidak terasa kuat. 

Baca Juga:  Kemenkes RI Beri Penghargaan GP2SP kepada PT RAPP

Dijelaskannya, pasca kejadian, BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai masih mengumpulkan informasi kemungkinan dampak gempa dari para camat. Pusdalops BPBD Kota Padang juga masih mengumpulkan informasi dampak gempa. Dilaporkan dari BPBD Kota Padang, kondisi jaringan listrik normal meskipun gempa kuat terjadi. Warga Kota Padang merasakan guncangan kuat sekitar 3 sampai dengan 4 detik. 

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, BMKG mengidentifikasi parameter gempa berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 13 km.

Di samping itu, melihat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran  di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng. 

Baca Juga:  Jokowi Ingin Tekan Biaya Logistik agar Lebih Murah

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau strike slip fault,” ujar Rahmat Triyono.

Selanjutnya BMKG mencatat guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kota Padang, Painan, Sipora III-IV MMI, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang II-III MMI, dan Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan I-II MMI.

Dijelaskannya, hingga Selasa (17/11), pukul 08.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD untuk mengetahui kondisi terkini pascagempa. 

 

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

PEKANBARU (RIAU POS.CO) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai masih memantau dampak gempa M6.3 yang terjadi di sekitar Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Selasa (17/11/2020) sekitar pukul 08.44 WIB. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi menyebutkan, guncangan dirasakan kuat masyarakat di Kepulauan Mentawai. Kuatnya guncangan membuat warga panik dan ke luar rumah. 
 
“Guncangan gempa dirasakan kuat. Warga Betaet merasakan guncangan kuat dan masyarakat spontan evakuasi ke bukit,” ujar Novriadi melalui pesan video pada Selasa (17/11/2020).

- Advertisement -

Di samping itu, masyarakat di Peipei, Tuapejat, Beriulo dan Sikakap merasakan guncangan kuat hingga membuat masyarakat keluar rumah. Sedangkan di Labuan Bajau dan Saumanganya, warga merasakan gempa namun tidak terasa kuat. 

Baca Juga:  Mangkuk Terbang

Dijelaskannya, pasca kejadian, BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai masih mengumpulkan informasi kemungkinan dampak gempa dari para camat. Pusdalops BPBD Kota Padang juga masih mengumpulkan informasi dampak gempa. Dilaporkan dari BPBD Kota Padang, kondisi jaringan listrik normal meskipun gempa kuat terjadi. Warga Kota Padang merasakan guncangan kuat sekitar 3 sampai dengan 4 detik. 

- Advertisement -

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, BMKG mengidentifikasi parameter gempa berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dengan kedalaman 13 km.

Di samping itu, melihat dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas penyesaran  di Investigator Fracture Zone (IFZ) dekat dengan batas tumbukan lempeng. 

Baca Juga:  Polisi Gagalkan Impor Kuning Telur Asin Rp1 M

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau strike slip fault,” ujar Rahmat Triyono.

Selanjutnya BMKG mencatat guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kota Padang, Painan, Sipora III-IV MMI, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang II-III MMI, dan Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan I-II MMI.

Dijelaskannya, hingga Selasa (17/11), pukul 08.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock. BNPB terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan BPBD untuk mengetahui kondisi terkini pascagempa. 

 

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari