Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Patroli Bersama, Kampanyekan Bahaya Karhutla

(RIAUPOS.CO) – Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak melaksanakan patroli bersama, terdiri dari Manggala Agni, BPBD/Damkar, TNI, Polri, aparat desa dan masyarakat berkesadaran hukum yang sudah dilakukan pelatihan pada Agustus lalu.

Menurut Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak Ihsan Abdilah, mereka patroli bersama di Dosan Kacamatan Pusako, Kabupaten Siak sebanyak 22 orang, dan Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, sebanyak 33 orang. “Patroli ini dilakukan selama 5 hari mulai, 27 sampai 31 Oktober 2020,” jelas Ihsan kemarin.

Patroli ini bertujuan untuk melakukan pencegahan dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi rawan karhutla. “Kami juga dari  rumah ke rumah mengajak masyarakat bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mencegah dan memadamkan karhutla secara dini,” ungkap Ihsan.

Baca Juga:  Silaturahmi IAI Tazkia Bogor dengan Pemkab Siak

Lebih jauh dikatakan Ihsan, desa yang ditunjuk merupakan desa yang rawan terjadinya karhutla. Patroli ini diharapkan berdampak pada pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. “Tim kami yang turun, mendapat respon positif dari para petani. Sebab para petani tak ingin berurusan dengan pihak kepolisian. Terlebih jika itu menyangkut karhutla,” jelas Ihsan.

Hal itu yang membuat tim semakin bersemangat untuk terus berada di lapangan, mengampanyekan bahaya karhutla.  Disebutkan Ihsan, sebenarnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya karhutla serta larangan membakar lahan sudah cukup baik. Namun hal itu tentunya perlu pengawasan.

Perlu kerja sama semua pihak untuk terus mengingatkan dengan cara patroli dan diskusi bahwa besar akibatnya jika terjadi karhutla, tidak hanya tenaga dan waktu, tapi juga biaya yang tak sedikit haru dikeluarkan.

Baca Juga:  Warga Meranti Diserang Harimau di Sungai Apit

Maka dari itu, tim yang terdiri dari 22 orang ambil bagian berpatroli bersama. Sebenarnya tidak cukup dengan jumlah itu saja saat patroli. Tapi setidaknya jumlah itu dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk mengampanyekan bahaya karhutla.(ade)    

Laporan Monang Lubis, Siak

    
   

(RIAUPOS.CO) – Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak melaksanakan patroli bersama, terdiri dari Manggala Agni, BPBD/Damkar, TNI, Polri, aparat desa dan masyarakat berkesadaran hukum yang sudah dilakukan pelatihan pada Agustus lalu.

Menurut Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak Ihsan Abdilah, mereka patroli bersama di Dosan Kacamatan Pusako, Kabupaten Siak sebanyak 22 orang, dan Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, sebanyak 33 orang. “Patroli ini dilakukan selama 5 hari mulai, 27 sampai 31 Oktober 2020,” jelas Ihsan kemarin.

Patroli ini bertujuan untuk melakukan pencegahan dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi rawan karhutla. “Kami juga dari  rumah ke rumah mengajak masyarakat bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mencegah dan memadamkan karhutla secara dini,” ungkap Ihsan.

Baca Juga:  Wabup Dilantik sebagai Ketum PD-MES Kabupaten Siak

Lebih jauh dikatakan Ihsan, desa yang ditunjuk merupakan desa yang rawan terjadinya karhutla. Patroli ini diharapkan berdampak pada pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. “Tim kami yang turun, mendapat respon positif dari para petani. Sebab para petani tak ingin berurusan dengan pihak kepolisian. Terlebih jika itu menyangkut karhutla,” jelas Ihsan.

Hal itu yang membuat tim semakin bersemangat untuk terus berada di lapangan, mengampanyekan bahaya karhutla.  Disebutkan Ihsan, sebenarnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya karhutla serta larangan membakar lahan sudah cukup baik. Namun hal itu tentunya perlu pengawasan.

- Advertisement -

Perlu kerja sama semua pihak untuk terus mengingatkan dengan cara patroli dan diskusi bahwa besar akibatnya jika terjadi karhutla, tidak hanya tenaga dan waktu, tapi juga biaya yang tak sedikit haru dikeluarkan.

Baca Juga:  Dishub Batasi Tinggi dan Lebar Kendaraan

Maka dari itu, tim yang terdiri dari 22 orang ambil bagian berpatroli bersama. Sebenarnya tidak cukup dengan jumlah itu saja saat patroli. Tapi setidaknya jumlah itu dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk mengampanyekan bahaya karhutla.(ade)    

- Advertisement -

Laporan Monang Lubis, Siak

    
   

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

(RIAUPOS.CO) – Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak melaksanakan patroli bersama, terdiri dari Manggala Agni, BPBD/Damkar, TNI, Polri, aparat desa dan masyarakat berkesadaran hukum yang sudah dilakukan pelatihan pada Agustus lalu.

Menurut Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VI/ Siak Ihsan Abdilah, mereka patroli bersama di Dosan Kacamatan Pusako, Kabupaten Siak sebanyak 22 orang, dan Desa Tanjung Medang, Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, sebanyak 33 orang. “Patroli ini dilakukan selama 5 hari mulai, 27 sampai 31 Oktober 2020,” jelas Ihsan kemarin.

Patroli ini bertujuan untuk melakukan pencegahan dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi rawan karhutla. “Kami juga dari  rumah ke rumah mengajak masyarakat bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mencegah dan memadamkan karhutla secara dini,” ungkap Ihsan.

Baca Juga:  Direktur Air Minum PUPR Puas dengan Komitmen Masyarakat Siak

Lebih jauh dikatakan Ihsan, desa yang ditunjuk merupakan desa yang rawan terjadinya karhutla. Patroli ini diharapkan berdampak pada pola pikir masyarakat ke arah yang lebih baik. “Tim kami yang turun, mendapat respon positif dari para petani. Sebab para petani tak ingin berurusan dengan pihak kepolisian. Terlebih jika itu menyangkut karhutla,” jelas Ihsan.

Hal itu yang membuat tim semakin bersemangat untuk terus berada di lapangan, mengampanyekan bahaya karhutla.  Disebutkan Ihsan, sebenarnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya karhutla serta larangan membakar lahan sudah cukup baik. Namun hal itu tentunya perlu pengawasan.

Perlu kerja sama semua pihak untuk terus mengingatkan dengan cara patroli dan diskusi bahwa besar akibatnya jika terjadi karhutla, tidak hanya tenaga dan waktu, tapi juga biaya yang tak sedikit haru dikeluarkan.

Baca Juga:  Bertabur Prestasi, Almad Siregar Bawa Tim Silat Riau ke PON Papua

Maka dari itu, tim yang terdiri dari 22 orang ambil bagian berpatroli bersama. Sebenarnya tidak cukup dengan jumlah itu saja saat patroli. Tapi setidaknya jumlah itu dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk mengampanyekan bahaya karhutla.(ade)    

Laporan Monang Lubis, Siak

    
   

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari