JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali erupsi untuk yang kedua kalinya, Senin (10/8) pada pukul 10.16 WIB. Letusan kali ini lebih besar dari letusan freatik pada sabtu (8/8).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan Sinabung memuntahkan material dengan tinggi kolom abu hingga 5 kilometer di atas puncak atau 7.460 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Karo Nathanail Peranginangin mengungkapkan, embusan angin membawa material letusan ke arah Timur-Tenggara.
"Tiga kecamatan terdekat dengan Sinabung yakni Kecamatan Namanteran, Berastagi dan Merdeka terpapar abu vulkanik yang cukup tebal," jelasnya.
Pria yang akrab disapa Nael ini mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan armada mobol pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Karo yang disiagakan di simpang empat untuk membersihkan abu vulkanik.
"Kami juga berkoordinasi dengan PMI untuk membantu proses penyiraman," jelas Nael.
PVMBG segera mengeluarkan peringatan agar pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di daerah merah. Yakni di desa-desa yang sudah di relokasi. Serta areal dalam radius 3 kilometer dari puncak, 4 kilometer di sektor timur-utara, serta 5 kilometer di sektor selatan-timur.
Masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. Selain itu, mewaspadai bahaya banjir lahar dingin untuk yang tinggal di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Nia Haerani mengatakan, bahwa letusan kali ini memang relatif lebih besar daripada letusan pada hari Sabtu lalu. Namun, sudah karakter letusan Sinabung yang berbentuk eksplosif dan disertai potensi awan panas.
"Memang besar tapi tidak melebihi letusan besar pada Februari 2018 lalu," jelas Nia.
TRC BPBD setempat sedang mendirikan pos komando (posko) dan dapur umum untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan para penyintas. Selain pengaktifan posko dan dapur umum, BPBD mengerahkan 6 unit mobil tanki air dan 1 unit water-canon. Mobil water-canon diperlukan untuk membersihkan abu vulkanik yang menutupi jalan atau fasilitas umum tersebar di beberapa wilayah.(tau/jpg)