- Advertisement -
PRAHA (RIAUPOS.C0) – Absennya juara dunia Marc Marquez di dua seri MotoGP 2020, yakni di Andalusia dan Ceko, tak mengurangi kesakralan dan nilai dari kebesaran balapan motor paling populer di dunia tersebut.
Pernyataan itu disampaikan salah satu legenda legenda balap motor, Wayne Rainey. Menurutnya, MotoGP 2020 akan tetap menarik dan tak mudah memprediksi siapa yang bakalan menjadi juara dunia.
- Advertisement -
Rainey menganggap kecelakaan Marquez adalah bagian dari sebuah balapan sehingga hal itu tidak mengurangi makna kompetisi musim ini.
"Dia tak punya sosok lain untuk disalahkan. Pembalap lain tidak melakukan kesalahan. Saya rasa juga Marquez akan mengatakan hal yang sama," jelas lelaki asal Amerika Serikat tersebut.
"Kalian bisa melihat di tahun 1993 antara saya dan Kevin Schwantz. Saya memimpin klasemen dan kemudian mengalami kecelakaan yang membuat saya tersingkir. Kevin Schwantz lalu menjadi juara dunia. Saya tentu tidak mengatakan bahwa kejuaraan itu berkurang nilainya karena ketidakhadiran saya," kata Rainey pada Autosport dikutip dari situs MotoGP.
- Advertisement -
Bagi Rainey, syarat juara dunia MotoGP sangat mudah yaitu menjadi pembalap terbaik dari seluruh seri yang dipertandingkan.
"Satu-satunya cara untuk menjadi juara dunia adalah menjad pembalap dengan poin terbanyak di akhir kejuaraan. Semua seri dihitung," katanya lagi.
"Marc membuat kesalahan, bukan Quartararo. Jadi tidak, tidak berkurang sama sekali (kesakralan MotoGP, red)," tutur Rainey.
Sumber: Crash/CNN/MotoGP
Editor: Hary B Koriun
PRAHA (RIAUPOS.C0) – Absennya juara dunia Marc Marquez di dua seri MotoGP 2020, yakni di Andalusia dan Ceko, tak mengurangi kesakralan dan nilai dari kebesaran balapan motor paling populer di dunia tersebut.
Pernyataan itu disampaikan salah satu legenda legenda balap motor, Wayne Rainey. Menurutnya, MotoGP 2020 akan tetap menarik dan tak mudah memprediksi siapa yang bakalan menjadi juara dunia.
- Advertisement -
Rainey menganggap kecelakaan Marquez adalah bagian dari sebuah balapan sehingga hal itu tidak mengurangi makna kompetisi musim ini.
"Dia tak punya sosok lain untuk disalahkan. Pembalap lain tidak melakukan kesalahan. Saya rasa juga Marquez akan mengatakan hal yang sama," jelas lelaki asal Amerika Serikat tersebut.
- Advertisement -
"Kalian bisa melihat di tahun 1993 antara saya dan Kevin Schwantz. Saya memimpin klasemen dan kemudian mengalami kecelakaan yang membuat saya tersingkir. Kevin Schwantz lalu menjadi juara dunia. Saya tentu tidak mengatakan bahwa kejuaraan itu berkurang nilainya karena ketidakhadiran saya," kata Rainey pada Autosport dikutip dari situs MotoGP.
Bagi Rainey, syarat juara dunia MotoGP sangat mudah yaitu menjadi pembalap terbaik dari seluruh seri yang dipertandingkan.
"Satu-satunya cara untuk menjadi juara dunia adalah menjad pembalap dengan poin terbanyak di akhir kejuaraan. Semua seri dihitung," katanya lagi.
"Marc membuat kesalahan, bukan Quartararo. Jadi tidak, tidak berkurang sama sekali (kesakralan MotoGP, red)," tutur Rainey.
Sumber: Crash/CNN/MotoGP
Editor: Hary B Koriun