JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pelaku industri dan usaha mikro, kecil dan menengah berperan vital terhadap performa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tanah air, baik dalam situasi normal maupun di tengah tantangan pandemi COVID-19.
Untuk itu, UKM khususnya di bidang tekstil dan fesyen diharapkan untuk terus kreatif dan berinovasi. UKM harus jeli dalam memaksimalkan peluang pasar lewat platform digital di tengah era kebiasaan baru.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong pelaku UKM untuk menyesuaikan
bisnisnya dengan preferensi konsumen saat ini dan memanfaatkan peluang baru di tengah
pandemi.
“Pelaku industri dan usaha mikro kecil dan menengah berperan penting terhadap performa
tekstil dan produk tekstil di tanah air. Tahun lalu nilai ekspor sektor ini mencapai hampir
US$13 miliar, dengan pandemi ini dapat diharapkan para pelaku UMKM bidang fesyen juga
siap melakukan perubahan dan inovasi salah satunya dengan memanfaatkan platform digital
atau daring,” kata Teten saat memberikan sambutan dalam Webinar Everything
Indonesia ”Strategi UKM Fashion di Masa Pandemi”, Kamis (23/7/2020).
Selama ini, keberadaan UKM berperan kunci dalam mendorong perekonomian negeri
dengan total 64,2 juta unit usaha, menyerap hingga 120,6 juta jiwa tenaga kerja serta
pangsa pasar hingga 99 persen dari total jumlah usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, Teten juga mendorong pelaku UKM untuk memaksimalkan penggunaan bahan
baku dalam negeri sekaligus mewujudkan gerakan #BanggaBuatanIndonesia dan
#SemuanyaAdaDisini seperti yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo.
Salah satu perusahaan yang sejalan dengan gerakan nasional tersebut adalah
Asia Pacific Rayon (APR). APR yang merupakan perusahaan penghasil serat viscose rayon
dalam negeri menyosialisasikan semangat Everything Indonesia, yakni mendorong
penggunaan produk buatan dalam negeri sejalan dengan operasional perusahaan yang
sepenuhnya berasal dari dalam negeri.
“Kami berharap semangat everything Indonesia dan bangga buatan Indonesia ini dapat
menjadi penggerak bagi UKM untuk terus berkarya dan berkolaborasi bersama dalam
menciptakan produk-produk unggulan asli dari Indonesia,” kata Basrie Kamba, Direktur Asia
Pacific Rayon.
Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih,
menambahkan, saat ini pemerintah terus membina UKM bidang tekstil dan fesyen dengan
berbagai program. Tercatat ekspor pakaian jadi hasil UKM Indonesia mencapai US2,82
miliar.
“Teman-teman UKM cukup cepat beradaptasi dengan kondisi yang ada, mulai dari masker
hingga APD non-medis. Penjualan via market place pun meningkat hingga 300%. Pemerintah juga menyediakan KUR tanpa bunga selama 6 bulan khusus untuk pembelian mesin tekstil,” ungkap Gati selaku salah satu pembicara webinar.
Strategi UKM Fesyen
Dalam webinar kali ini, tiga UKM fesyen membagikan pengalaman dan strategi pemasaran
produk selama masa pandemi. Ketiga pelaku fashion tersebut yaitu owner Indische Riri
Rengganis, Co-founder and Creative Director Sare Studio Putri Andamdewi, dan Co-Founder
Tepa Selira Astika Aquilla.
“Di Indische, strategi kami adalah dengan membuat masker yang matching sama baju.
Penjualan daring pun menjadi salah satu cara kami bertahan,” kata owner Indische, Riri
Rengganis.
Sementara itu, Co-founder and Creative Director Sare Studio Putri Andamdewi
mengatakan, adaptasi produk loungewear premium menyokong bisnis di tengah tekanan
daya beli.
Adapun Co-Founder Tepa Selira, Astika Aquilla, mengatakan, dengan mengadakan online
fashion show dan kolaborasi dengan selebgram menjadi salah satu cara untuk
mempromosikan produknya.
Sumber: APR
Editor: Hary B Koriun