Rabu, 27 Agustus 2025
spot_img

Tak Ada Perubahan, Berarti Video Presiden Marah Tak Ada Gunanya

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya pada para menteri yang ia pilih. Hal itu terungkap dalam sebuah video pada saat rapat kabinet pada 18 Juni lalu. Mantan Wali Kota Solo itu juga mengancam akan melakukan reshuffle di kabinetnya.

Menanggapi itu, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay mengatakan, jika video Jokowi soal reshuffle itu tidak ada tindak lanjutnya dari para menteri, maka sama saja tidak ada maknanya.

"Jadi kalau misalnya santai saja dan enggak ada perubahan apa-apa. Berarti tidak ada gunanya video itu," ujar Saleh di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).

Saleh juga menuturkan, marahnya Presiden Jokowi sangatlah wajar. Karena penanganan virus corona atau Covid-19 di dalam negeri sangat jauh dari ekspestasi‎.

Baca Juga:  KPU Rohil Bersiap Hadapi Gugatan Pilkada

"Misalnya tes Covid-19 masih sangat sedikit sampelnya. Kemudian dari hari ke hari orang yang terpapar makin banyak. Kalau itu belum memuaskan kinerja-kinerja para pembantu presiden," katanya.

Namun demikan Presiden Jokowi juga harus mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Jika masyarakat tidak puas terhadap kinerja para pembantu presiden tersebut, maka Jokowi perlu melakukan perombakan kabinet.

"Kalau masyarakat menginginkan terjadi perubahan-perubahan di kabinet, maka menurut saya presiden harus mendengar," pungkasnya.

‎Diketahui, video kemarahan Presiden Jokowi terhadap jajaran menterinya diunggah pada 28 Juni lalu. Video tersebut baru diunggah 10 hari setelah pidato itu dilakukan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020.

Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.

Baca Juga:  KPU Sebut 47 Partai Politik Sudah Punya Akun Sipol

Jokowi berujar tidak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle atau perombakan kabinetnya jika diperlukan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya pada para menteri yang ia pilih. Hal itu terungkap dalam sebuah video pada saat rapat kabinet pada 18 Juni lalu. Mantan Wali Kota Solo itu juga mengancam akan melakukan reshuffle di kabinetnya.

Menanggapi itu, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay mengatakan, jika video Jokowi soal reshuffle itu tidak ada tindak lanjutnya dari para menteri, maka sama saja tidak ada maknanya.

"Jadi kalau misalnya santai saja dan enggak ada perubahan apa-apa. Berarti tidak ada gunanya video itu," ujar Saleh di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).

Saleh juga menuturkan, marahnya Presiden Jokowi sangatlah wajar. Karena penanganan virus corona atau Covid-19 di dalam negeri sangat jauh dari ekspestasi‎.

Baca Juga:  Golkar Targetkan Menang Pilkada 60 Persen, Pileg 20 Persen

"Misalnya tes Covid-19 masih sangat sedikit sampelnya. Kemudian dari hari ke hari orang yang terpapar makin banyak. Kalau itu belum memuaskan kinerja-kinerja para pembantu presiden," katanya.

- Advertisement -

Namun demikan Presiden Jokowi juga harus mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Jika masyarakat tidak puas terhadap kinerja para pembantu presiden tersebut, maka Jokowi perlu melakukan perombakan kabinet.

"Kalau masyarakat menginginkan terjadi perubahan-perubahan di kabinet, maka menurut saya presiden harus mendengar," pungkasnya.

- Advertisement -

‎Diketahui, video kemarahan Presiden Jokowi terhadap jajaran menterinya diunggah pada 28 Juni lalu. Video tersebut baru diunggah 10 hari setelah pidato itu dilakukan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020.

Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.

Baca Juga:  KPU Sebut 47 Partai Politik Sudah Punya Akun Sipol

Jokowi berujar tidak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle atau perombakan kabinetnya jika diperlukan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekecewaannya pada para menteri yang ia pilih. Hal itu terungkap dalam sebuah video pada saat rapat kabinet pada 18 Juni lalu. Mantan Wali Kota Solo itu juga mengancam akan melakukan reshuffle di kabinetnya.

Menanggapi itu, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay mengatakan, jika video Jokowi soal reshuffle itu tidak ada tindak lanjutnya dari para menteri, maka sama saja tidak ada maknanya.

"Jadi kalau misalnya santai saja dan enggak ada perubahan apa-apa. Berarti tidak ada gunanya video itu," ujar Saleh di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).

Saleh juga menuturkan, marahnya Presiden Jokowi sangatlah wajar. Karena penanganan virus corona atau Covid-19 di dalam negeri sangat jauh dari ekspestasi‎.

Baca Juga:  KPU Rohil Bersiap Hadapi Gugatan Pilkada

"Misalnya tes Covid-19 masih sangat sedikit sampelnya. Kemudian dari hari ke hari orang yang terpapar makin banyak. Kalau itu belum memuaskan kinerja-kinerja para pembantu presiden," katanya.

Namun demikan Presiden Jokowi juga harus mendengarkan aspirasi dari masyarakat. Jika masyarakat tidak puas terhadap kinerja para pembantu presiden tersebut, maka Jokowi perlu melakukan perombakan kabinet.

"Kalau masyarakat menginginkan terjadi perubahan-perubahan di kabinet, maka menurut saya presiden harus mendengar," pungkasnya.

‎Diketahui, video kemarahan Presiden Jokowi terhadap jajaran menterinya diunggah pada 28 Juni lalu. Video tersebut baru diunggah 10 hari setelah pidato itu dilakukan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020.

Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.

Baca Juga:  AHY Temui Jokowi Lagi, Hmmm... Ada Apa Nih?

Jokowi berujar tidak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle atau perombakan kabinetnya jika diperlukan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari