Jumat, 11 Juli 2025

Wajib Jaga Jarak Cegah Covid-19

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dokter Reisa Broto Asmoro mengajak agar masyarakat sungguh-sungguh memperhatikan physical distancing di tempat umum. Tidak bersentuhan secara fisik, kata Reisa, tidak menjamin seorang tidak akan tertular Covid-19.

"Jaga jarak dan jangan sentuhan fisik, seperti jabat tangan, berpelukan, salaman, cium tangan. Bahkan bisik-bisik sekalipun sebaiknya dihindari. Ingat banyak orang yang terkesan sehat tapi dia membawa virus," paparnya.

Mantan finalis Puteri Indonesia itun mengingatkan bahwa virus corona bisa menempel di banyak benda. Karena itu, masyarakat harus membiasakan diri tak langsung menyentuh lansia dan anak kecil jika belum mencuci tangan.

"Tidak memegang anak kecil apalagi bayi kalau kita bukan ortunya. Kita sempat baca bahwa ada bayi positif Covid-19 yang diduga tertular dari penjenguk, tentunya kategori orang tanpa gejala," ungkapnya.

Baca Juga:  Kasus Novel Dilimpahkan ke Kabareskrim Baru

Reisa membandingkan dengan Jepang di mana tidak menerapkan lockdown tetapi memberlakukan kebijakan social conformity, yang merupakan kebiasaan menghindari keramaian dan kontak fisik.

"Social conformity adalah kepatuhan terhadap aturan otoritas pemerintah, disiplin menaati anjuran PSBB. Pencegahan lain tetap pakai masker apalagi kalau terpaksa berdekatan dengan orang lain, cuci tangan dengan air dan sabun," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dokter Reisa Broto Asmoro mengajak agar masyarakat sungguh-sungguh memperhatikan physical distancing di tempat umum. Tidak bersentuhan secara fisik, kata Reisa, tidak menjamin seorang tidak akan tertular Covid-19.

"Jaga jarak dan jangan sentuhan fisik, seperti jabat tangan, berpelukan, salaman, cium tangan. Bahkan bisik-bisik sekalipun sebaiknya dihindari. Ingat banyak orang yang terkesan sehat tapi dia membawa virus," paparnya.

Mantan finalis Puteri Indonesia itun mengingatkan bahwa virus corona bisa menempel di banyak benda. Karena itu, masyarakat harus membiasakan diri tak langsung menyentuh lansia dan anak kecil jika belum mencuci tangan.

"Tidak memegang anak kecil apalagi bayi kalau kita bukan ortunya. Kita sempat baca bahwa ada bayi positif Covid-19 yang diduga tertular dari penjenguk, tentunya kategori orang tanpa gejala," ungkapnya.

Baca Juga:  Menko Airlangga: Kendala Realisasi PEN Terus Dimonitor Pemerintah

Reisa membandingkan dengan Jepang di mana tidak menerapkan lockdown tetapi memberlakukan kebijakan social conformity, yang merupakan kebiasaan menghindari keramaian dan kontak fisik.

- Advertisement -

"Social conformity adalah kepatuhan terhadap aturan otoritas pemerintah, disiplin menaati anjuran PSBB. Pencegahan lain tetap pakai masker apalagi kalau terpaksa berdekatan dengan orang lain, cuci tangan dengan air dan sabun," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

- Advertisement -

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dokter Reisa Broto Asmoro mengajak agar masyarakat sungguh-sungguh memperhatikan physical distancing di tempat umum. Tidak bersentuhan secara fisik, kata Reisa, tidak menjamin seorang tidak akan tertular Covid-19.

"Jaga jarak dan jangan sentuhan fisik, seperti jabat tangan, berpelukan, salaman, cium tangan. Bahkan bisik-bisik sekalipun sebaiknya dihindari. Ingat banyak orang yang terkesan sehat tapi dia membawa virus," paparnya.

Mantan finalis Puteri Indonesia itun mengingatkan bahwa virus corona bisa menempel di banyak benda. Karena itu, masyarakat harus membiasakan diri tak langsung menyentuh lansia dan anak kecil jika belum mencuci tangan.

"Tidak memegang anak kecil apalagi bayi kalau kita bukan ortunya. Kita sempat baca bahwa ada bayi positif Covid-19 yang diduga tertular dari penjenguk, tentunya kategori orang tanpa gejala," ungkapnya.

Baca Juga:  Kasus Baru Turun, Angka Kematian Catat Rekor

Reisa membandingkan dengan Jepang di mana tidak menerapkan lockdown tetapi memberlakukan kebijakan social conformity, yang merupakan kebiasaan menghindari keramaian dan kontak fisik.

"Social conformity adalah kepatuhan terhadap aturan otoritas pemerintah, disiplin menaati anjuran PSBB. Pencegahan lain tetap pakai masker apalagi kalau terpaksa berdekatan dengan orang lain, cuci tangan dengan air dan sabun," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari