Minggu, 22 Juni 2025

Penghormatan untuk Floyd

HOUSTON (RIAUPOS.CO) – George Floyd yang kematiannya kembali menghidupkan gerakan Black Lives Matter secara global itu bakal dikubur hari ini. Pada Senin (8/6), ribuan orang datang ke kampung halaman Floyd untuk memberikan penghormatan terakhir.

Di bawah terik matahari, pelayat datang mengantre untuk bisa melihat kali terakhir jenazah Floyd di Gereja Fountain of Praise. Beberapa di antara mereka menggunakan kaus dengan gambar wajah Floyd dan kalimat ”I Can’t Breathe”, kata-kata terakhir pria 46 tahun itu. La’Torria Lemon, juru bicara penyelenggaran upacara, mengatakan, setidaknya 6 ribu pengunjung hadir. ’’Apa yang terjadi padanya akan membuat perbedaan bagi dia,’’ ungkap Pam Robinson, teman masa kecil Floyd kepada Associated Press.

Baca Juga:  Tepat di Hari Pahlawan, Lewat Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Berbayar

Pemakaman Floyd bakal dihadiri kerabat dekat saja. Namun, upacara tersebut bakal ditayangkan langsung oleh beberapa stasiun TV. ’’Hati kami sakit. Kami akan terus agar dia mendapatkan keadilan,’’ ujar Philonise Floyd, adik kandung George Floyd.

Selama 14 hari, warga AS terus melakukan demonstrasi untuk meminta perubahan dalam sistem kepolisian dan penanganan isu rasisme. Lebih dari 10 ribu orang ditangkap di berbagai negara bagian karena menentang jam malam yang diberlakukan. Gerakan tersebut pun meluas ke beberapa negara lain.

Aksi tersebut baru saja mendapat tandingan dari serikat pekerja kepolisian. Anggota SP Kepolisian Philadelphia terlihat berkumpul di markas untuk mendukung salah satu anggota mereka, Joseph Bologna. Bologna sedang menghadapi tuntutan karena menyerang salah seorang demonstran dengan tongkat besi.

Baca Juga:  Calon Pimpinan KPK Bakal Dilacak BNPT dan BNN

Beberapa pihak menganggap bahwa SP kepolisian merupakan salah satu alasan aparat yang bandel tak bisa ditindak. Menurut Ronal Serpas, mantan kepala kepolisian di New Orleans dan Nashville, serikat pekerja berhasil melakukan negosiasi terhadap sebagian besar tindakan indisipliner yang dilakukan institusi. ’’Untuk mengubah budaya kepolisian, kami juga harus mengubah kontrak selama ini,’’ paparnya kepada CNN.(bil/c13/dos/jpg)

 

HOUSTON (RIAUPOS.CO) – George Floyd yang kematiannya kembali menghidupkan gerakan Black Lives Matter secara global itu bakal dikubur hari ini. Pada Senin (8/6), ribuan orang datang ke kampung halaman Floyd untuk memberikan penghormatan terakhir.

Di bawah terik matahari, pelayat datang mengantre untuk bisa melihat kali terakhir jenazah Floyd di Gereja Fountain of Praise. Beberapa di antara mereka menggunakan kaus dengan gambar wajah Floyd dan kalimat ”I Can’t Breathe”, kata-kata terakhir pria 46 tahun itu. La’Torria Lemon, juru bicara penyelenggaran upacara, mengatakan, setidaknya 6 ribu pengunjung hadir. ’’Apa yang terjadi padanya akan membuat perbedaan bagi dia,’’ ungkap Pam Robinson, teman masa kecil Floyd kepada Associated Press.

Baca Juga:  Bongkar Relasi Nurdin-Kontraktor

Pemakaman Floyd bakal dihadiri kerabat dekat saja. Namun, upacara tersebut bakal ditayangkan langsung oleh beberapa stasiun TV. ’’Hati kami sakit. Kami akan terus agar dia mendapatkan keadilan,’’ ujar Philonise Floyd, adik kandung George Floyd.

Selama 14 hari, warga AS terus melakukan demonstrasi untuk meminta perubahan dalam sistem kepolisian dan penanganan isu rasisme. Lebih dari 10 ribu orang ditangkap di berbagai negara bagian karena menentang jam malam yang diberlakukan. Gerakan tersebut pun meluas ke beberapa negara lain.

Aksi tersebut baru saja mendapat tandingan dari serikat pekerja kepolisian. Anggota SP Kepolisian Philadelphia terlihat berkumpul di markas untuk mendukung salah satu anggota mereka, Joseph Bologna. Bologna sedang menghadapi tuntutan karena menyerang salah seorang demonstran dengan tongkat besi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Polda Metro Sebut Kasus Penembakan Brigadir J Disampaikan Mabes Polri

Beberapa pihak menganggap bahwa SP kepolisian merupakan salah satu alasan aparat yang bandel tak bisa ditindak. Menurut Ronal Serpas, mantan kepala kepolisian di New Orleans dan Nashville, serikat pekerja berhasil melakukan negosiasi terhadap sebagian besar tindakan indisipliner yang dilakukan institusi. ’’Untuk mengubah budaya kepolisian, kami juga harus mengubah kontrak selama ini,’’ paparnya kepada CNN.(bil/c13/dos/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

HOUSTON (RIAUPOS.CO) – George Floyd yang kematiannya kembali menghidupkan gerakan Black Lives Matter secara global itu bakal dikubur hari ini. Pada Senin (8/6), ribuan orang datang ke kampung halaman Floyd untuk memberikan penghormatan terakhir.

Di bawah terik matahari, pelayat datang mengantre untuk bisa melihat kali terakhir jenazah Floyd di Gereja Fountain of Praise. Beberapa di antara mereka menggunakan kaus dengan gambar wajah Floyd dan kalimat ”I Can’t Breathe”, kata-kata terakhir pria 46 tahun itu. La’Torria Lemon, juru bicara penyelenggaran upacara, mengatakan, setidaknya 6 ribu pengunjung hadir. ’’Apa yang terjadi padanya akan membuat perbedaan bagi dia,’’ ungkap Pam Robinson, teman masa kecil Floyd kepada Associated Press.

Baca Juga:  4 Saksi Diperiksa secara Intensif

Pemakaman Floyd bakal dihadiri kerabat dekat saja. Namun, upacara tersebut bakal ditayangkan langsung oleh beberapa stasiun TV. ’’Hati kami sakit. Kami akan terus agar dia mendapatkan keadilan,’’ ujar Philonise Floyd, adik kandung George Floyd.

Selama 14 hari, warga AS terus melakukan demonstrasi untuk meminta perubahan dalam sistem kepolisian dan penanganan isu rasisme. Lebih dari 10 ribu orang ditangkap di berbagai negara bagian karena menentang jam malam yang diberlakukan. Gerakan tersebut pun meluas ke beberapa negara lain.

Aksi tersebut baru saja mendapat tandingan dari serikat pekerja kepolisian. Anggota SP Kepolisian Philadelphia terlihat berkumpul di markas untuk mendukung salah satu anggota mereka, Joseph Bologna. Bologna sedang menghadapi tuntutan karena menyerang salah seorang demonstran dengan tongkat besi.

Baca Juga:  352 WNA Cina Masuk Indonesia, MPR Pertanyakan Kebijakan Pemerintah

Beberapa pihak menganggap bahwa SP kepolisian merupakan salah satu alasan aparat yang bandel tak bisa ditindak. Menurut Ronal Serpas, mantan kepala kepolisian di New Orleans dan Nashville, serikat pekerja berhasil melakukan negosiasi terhadap sebagian besar tindakan indisipliner yang dilakukan institusi. ’’Untuk mengubah budaya kepolisian, kami juga harus mengubah kontrak selama ini,’’ paparnya kepada CNN.(bil/c13/dos/jpg)

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari