Jumat, 11 Juli 2025

Laboratorium di Wuhan Bantah Jadi Biang Keladi Virus Corona

BEIJING (RIAUPOS.CO) — Klaim bahwa corona (Covid-19) bersumber dari Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Cina di Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology/WIV) tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. Hal itu ditegaskan oleh Yuan Zhiming, direktur laboratorium tersebut dalam sebuah wawancara tertulis dengan kantor berita Reuters.

Yuan mengatakan klaim jahat tentang laboratorium yang dipimpinnya itu tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. "WIV tidak memiliki niat dan kemampuan untuk merancang atau menciptakan coronavirus baru, dan tidak ada informasi dalam genom SARS-CoV-2 yang mengindikasikan bahwa virus itu buatan manusia," paparnya seperti dilansir Antara dari Xinhua.

Beberapa teori konspirasi dipicu oleh sebuah makalah ilmiah yang banyak dibaca dari Institut Teknologi India sebelum akhirnya ditarik kembali. Makalah tersebut mengklaim bahwa protein dalam korona memiliki kesamaan luar biasa dengan virus HIV.

Baca Juga:  Dana Desa Langsung Ditransfer ke Rekening Desa

Sebagian besar ilmuwan kini mengatakan bahwa SARS-CoV-2 bersumber dari satwa liar, dengan kelelawar dan trenggiling diidentifikasi yang paling mungkin menjadi spesies inang. Konsensus ilmiah saat ini pun mengatakan bahwa virus corona berevolusi secara alami.

"Lebih dari 70 persen penyakit menular yang muncul berasal dari hewan, terutama hewan liar," kata Yuan.

Para ilmuwan menyebutkan bahwa semua dari tujuh virus corona yang diketahui dapat menular ke manusia bersumber dari kelelawar, tikus, atau hewan peliharaan.

Yuan juga membantah teori bahwa laboratoriumnya secara tidak sengaja telah menyebarkan virus corona yang telah dipanen dari kelelawar untuk tujuan penelitian, seraya menambahkan bahwa prosedur biosekuriti lab telah dilaksanakan secara ketat.

Baca Juga:  Dugaan Penipuan hingga Rp9,7 M, Anak Nia Daniaty Siapkan Bukti Bantahan

"Laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi memiliki fasilitas perlindungan canggih dan langkah-langkah ketat untuk memastikan keselamatan staf laboratorium dan melindungi lingkungan dari kontaminasi," tutur Yuan.

Dia juga menambahkan bahwa lembaganya telah berkomitmen penuh pada transparansi dan siap membagikan semua data yang ada terkait corona. Adapun asal-usul pasti dari virus tersebut, Yuan mengatakan masih belum ada jawaban mengenai hal itu.

Dia mengutip sebuah makalah yang ditulis ilmuwan Inggris dan Jerman yang diterbitkan belum lama ini bahwa varian SARS-CoV-2 yang beredar di Amerika Serikat adalah versi yang lebih primitif dari virus corona yang merebak, dan muncul pertama kali di Cina. (*)

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

BEIJING (RIAUPOS.CO) — Klaim bahwa corona (Covid-19) bersumber dari Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Cina di Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology/WIV) tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. Hal itu ditegaskan oleh Yuan Zhiming, direktur laboratorium tersebut dalam sebuah wawancara tertulis dengan kantor berita Reuters.

Yuan mengatakan klaim jahat tentang laboratorium yang dipimpinnya itu tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. "WIV tidak memiliki niat dan kemampuan untuk merancang atau menciptakan coronavirus baru, dan tidak ada informasi dalam genom SARS-CoV-2 yang mengindikasikan bahwa virus itu buatan manusia," paparnya seperti dilansir Antara dari Xinhua.

Beberapa teori konspirasi dipicu oleh sebuah makalah ilmiah yang banyak dibaca dari Institut Teknologi India sebelum akhirnya ditarik kembali. Makalah tersebut mengklaim bahwa protein dalam korona memiliki kesamaan luar biasa dengan virus HIV.

Baca Juga:  Didesak Nonaktifan Kadiv Propam Irjen Sambo, Begini Kata Kapolri

Sebagian besar ilmuwan kini mengatakan bahwa SARS-CoV-2 bersumber dari satwa liar, dengan kelelawar dan trenggiling diidentifikasi yang paling mungkin menjadi spesies inang. Konsensus ilmiah saat ini pun mengatakan bahwa virus corona berevolusi secara alami.

"Lebih dari 70 persen penyakit menular yang muncul berasal dari hewan, terutama hewan liar," kata Yuan.

- Advertisement -

Para ilmuwan menyebutkan bahwa semua dari tujuh virus corona yang diketahui dapat menular ke manusia bersumber dari kelelawar, tikus, atau hewan peliharaan.

Yuan juga membantah teori bahwa laboratoriumnya secara tidak sengaja telah menyebarkan virus corona yang telah dipanen dari kelelawar untuk tujuan penelitian, seraya menambahkan bahwa prosedur biosekuriti lab telah dilaksanakan secara ketat.

- Advertisement -
Baca Juga:  Mantan Mentan Amran Loyal tanpa Batas pada Presiden Jokowi

"Laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi memiliki fasilitas perlindungan canggih dan langkah-langkah ketat untuk memastikan keselamatan staf laboratorium dan melindungi lingkungan dari kontaminasi," tutur Yuan.

Dia juga menambahkan bahwa lembaganya telah berkomitmen penuh pada transparansi dan siap membagikan semua data yang ada terkait corona. Adapun asal-usul pasti dari virus tersebut, Yuan mengatakan masih belum ada jawaban mengenai hal itu.

Dia mengutip sebuah makalah yang ditulis ilmuwan Inggris dan Jerman yang diterbitkan belum lama ini bahwa varian SARS-CoV-2 yang beredar di Amerika Serikat adalah versi yang lebih primitif dari virus corona yang merebak, dan muncul pertama kali di Cina. (*)

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BEIJING (RIAUPOS.CO) — Klaim bahwa corona (Covid-19) bersumber dari Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Cina di Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology/WIV) tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. Hal itu ditegaskan oleh Yuan Zhiming, direktur laboratorium tersebut dalam sebuah wawancara tertulis dengan kantor berita Reuters.

Yuan mengatakan klaim jahat tentang laboratorium yang dipimpinnya itu tidak berdasar dan bertentangan dengan semua bukti yang ada. "WIV tidak memiliki niat dan kemampuan untuk merancang atau menciptakan coronavirus baru, dan tidak ada informasi dalam genom SARS-CoV-2 yang mengindikasikan bahwa virus itu buatan manusia," paparnya seperti dilansir Antara dari Xinhua.

Beberapa teori konspirasi dipicu oleh sebuah makalah ilmiah yang banyak dibaca dari Institut Teknologi India sebelum akhirnya ditarik kembali. Makalah tersebut mengklaim bahwa protein dalam korona memiliki kesamaan luar biasa dengan virus HIV.

Baca Juga:  Mudik, Penumpang Kendaraan Pribadi Dibatasi

Sebagian besar ilmuwan kini mengatakan bahwa SARS-CoV-2 bersumber dari satwa liar, dengan kelelawar dan trenggiling diidentifikasi yang paling mungkin menjadi spesies inang. Konsensus ilmiah saat ini pun mengatakan bahwa virus corona berevolusi secara alami.

"Lebih dari 70 persen penyakit menular yang muncul berasal dari hewan, terutama hewan liar," kata Yuan.

Para ilmuwan menyebutkan bahwa semua dari tujuh virus corona yang diketahui dapat menular ke manusia bersumber dari kelelawar, tikus, atau hewan peliharaan.

Yuan juga membantah teori bahwa laboratoriumnya secara tidak sengaja telah menyebarkan virus corona yang telah dipanen dari kelelawar untuk tujuan penelitian, seraya menambahkan bahwa prosedur biosekuriti lab telah dilaksanakan secara ketat.

Baca Juga:  Penyelidikan 25 Kasus Terorisme Terkait Serangan Gedung Capitol Dibuka 

"Laboratorium keamanan hayati tingkat tinggi memiliki fasilitas perlindungan canggih dan langkah-langkah ketat untuk memastikan keselamatan staf laboratorium dan melindungi lingkungan dari kontaminasi," tutur Yuan.

Dia juga menambahkan bahwa lembaganya telah berkomitmen penuh pada transparansi dan siap membagikan semua data yang ada terkait corona. Adapun asal-usul pasti dari virus tersebut, Yuan mengatakan masih belum ada jawaban mengenai hal itu.

Dia mengutip sebuah makalah yang ditulis ilmuwan Inggris dan Jerman yang diterbitkan belum lama ini bahwa varian SARS-CoV-2 yang beredar di Amerika Serikat adalah versi yang lebih primitif dari virus corona yang merebak, dan muncul pertama kali di Cina. (*)

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari