Senin, 23 Juni 2025

Virus Corona Tak Berdaya Terkena Sinar Matahari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebuah penelitian dari satu lembaga pemerintah di Amerika Serikat menyebutkan bahwa virus corona bisa musnah ketika kena sinar matahari secara langsung. Pasalnya, sinar ultraviolet (UV) yang ada di matahari mempunyai temperatur lebih hangat yang membuat virus Covid-19 tidak berdaya ketika terkena pancaran cahaya itu.

"Pengamatan kami sejauh ini yang paling mencolok ialah efek powerfull yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun udara," ungkap Direktur Divisi Sains dan teknologi di Departemen of Homeland Security salah satu lembaga di AS, William Bryan, seperti dikutip dari i24news, Jumat (24/4).

Menurut Bryan, temperatur dan kelembapan yang meningkat membuat virus itu tidak kuat menahannya.

Baca Juga:  Honda Perbarui Civic Hatchback 2020

"Kami melihat efek yang serupa dengan temperatur dan kelembapan juga, di mana peningkatan suhu dan kelembapan atau keduanya secara umumnya kurang bagus buat virus," tambah Bryan.

Di permukaan yang kena sinar matahari dalam temperatur 25 derajat celcius atau di atas itu, virus Covid-19 disebut bisa mati hanya dalam waktu setengah menit saja.

Selain itu, temuan lain juga menemukan bisa menggunakan cairan pemutih atau disenfektan untuk membunuh virus itu dalam waktu 5 menit dan konsenterasi alkohol mematikanya hanya dalam 30 detik.

Namun demikian, bukan berarti dengan cuaca musim panas ini bisa membuat virus itu mati. Namun, peneliti meminta agar masyarakat harus tetap waspada.

Baca Juga:  BPOM Sita Kosmetik Ilegal Rp 2,5 M

Peneliti juga memperingatkan kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada, sebab virus corona bisa selamat di cuaca tidak terpapar oleh sinar matahari langsung. Namun temuan itu membuat ada harapan bisa tersolusikan.

"Sebenarnya sudah lama sinar ultraviolet memiliki efek sterilisasi, karena radiasinya bisa merusak genetik virus dan kemampuannya untuk bereplikasi," pungas Bryan.

Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebuah penelitian dari satu lembaga pemerintah di Amerika Serikat menyebutkan bahwa virus corona bisa musnah ketika kena sinar matahari secara langsung. Pasalnya, sinar ultraviolet (UV) yang ada di matahari mempunyai temperatur lebih hangat yang membuat virus Covid-19 tidak berdaya ketika terkena pancaran cahaya itu.

"Pengamatan kami sejauh ini yang paling mencolok ialah efek powerfull yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun udara," ungkap Direktur Divisi Sains dan teknologi di Departemen of Homeland Security salah satu lembaga di AS, William Bryan, seperti dikutip dari i24news, Jumat (24/4).

Menurut Bryan, temperatur dan kelembapan yang meningkat membuat virus itu tidak kuat menahannya.

Baca Juga:  Lebih dari 20 Jurnalis Asing Dipaksa Meninggalkan Cina

"Kami melihat efek yang serupa dengan temperatur dan kelembapan juga, di mana peningkatan suhu dan kelembapan atau keduanya secara umumnya kurang bagus buat virus," tambah Bryan.

Di permukaan yang kena sinar matahari dalam temperatur 25 derajat celcius atau di atas itu, virus Covid-19 disebut bisa mati hanya dalam waktu setengah menit saja.

- Advertisement -

Selain itu, temuan lain juga menemukan bisa menggunakan cairan pemutih atau disenfektan untuk membunuh virus itu dalam waktu 5 menit dan konsenterasi alkohol mematikanya hanya dalam 30 detik.

Namun demikian, bukan berarti dengan cuaca musim panas ini bisa membuat virus itu mati. Namun, peneliti meminta agar masyarakat harus tetap waspada.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dorong Sentra Usaha Sehat dan Maju

Peneliti juga memperingatkan kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada, sebab virus corona bisa selamat di cuaca tidak terpapar oleh sinar matahari langsung. Namun temuan itu membuat ada harapan bisa tersolusikan.

"Sebenarnya sudah lama sinar ultraviolet memiliki efek sterilisasi, karena radiasinya bisa merusak genetik virus dan kemampuannya untuk bereplikasi," pungas Bryan.

Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebuah penelitian dari satu lembaga pemerintah di Amerika Serikat menyebutkan bahwa virus corona bisa musnah ketika kena sinar matahari secara langsung. Pasalnya, sinar ultraviolet (UV) yang ada di matahari mempunyai temperatur lebih hangat yang membuat virus Covid-19 tidak berdaya ketika terkena pancaran cahaya itu.

"Pengamatan kami sejauh ini yang paling mencolok ialah efek powerfull yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun udara," ungkap Direktur Divisi Sains dan teknologi di Departemen of Homeland Security salah satu lembaga di AS, William Bryan, seperti dikutip dari i24news, Jumat (24/4).

Menurut Bryan, temperatur dan kelembapan yang meningkat membuat virus itu tidak kuat menahannya.

Baca Juga:  Dorong Sentra Usaha Sehat dan Maju

"Kami melihat efek yang serupa dengan temperatur dan kelembapan juga, di mana peningkatan suhu dan kelembapan atau keduanya secara umumnya kurang bagus buat virus," tambah Bryan.

Di permukaan yang kena sinar matahari dalam temperatur 25 derajat celcius atau di atas itu, virus Covid-19 disebut bisa mati hanya dalam waktu setengah menit saja.

Selain itu, temuan lain juga menemukan bisa menggunakan cairan pemutih atau disenfektan untuk membunuh virus itu dalam waktu 5 menit dan konsenterasi alkohol mematikanya hanya dalam 30 detik.

Namun demikian, bukan berarti dengan cuaca musim panas ini bisa membuat virus itu mati. Namun, peneliti meminta agar masyarakat harus tetap waspada.

Baca Juga:  Meraih Kecerdasan Spiritual

Peneliti juga memperingatkan kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada, sebab virus corona bisa selamat di cuaca tidak terpapar oleh sinar matahari langsung. Namun temuan itu membuat ada harapan bisa tersolusikan.

"Sebenarnya sudah lama sinar ultraviolet memiliki efek sterilisasi, karena radiasinya bisa merusak genetik virus dan kemampuannya untuk bereplikasi," pungas Bryan.

Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari