JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kondisi mobil yang terawat baik eksterior maupun interior sangatlah penting diperhatikan untuk kenyamanan. Berbicara interior mobil pastikan tak ada kebocoran gas buang, karena ini bisa mengakibatkan kematian.
Keracunan gas karbonmonoksida (CO) di dalam mobil, bisa saja terjadi akibat adanya kebocoran atau celah yang memungkinkan gas tersebut masuk ke kabin. Nah, untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perhatikan dan lakukan beberapa hal berikut ini:
- Keluarlah dari mobil atau matikan mesin ketika Anda harus menunggu di dalam mobil dalam jangka waktu yang lama, terutama di tempat tertutup seperti di parkiran bawah tanah atau garasi. Selain untuk mencegah masuknya gas CO, tindakan ini akan mengurangi konsumsi bahan bakar serta mengurangi resiko catalitic converter menjadi terlalu panas.
- Periksa kondisi mobil terutama bodi bagian bawah, dekat mesin, dan knalpot, dari kemungkinan keropos atau adanya celah yang memungkinkan gas buang masuk ke dalam kabin.
- Bila sistem pendingin (AC) dilengkapi pemilihan sirkulasi udara kabin, hindari memilih sirkulasi udara luar saat kondisi macet karena dapat mengakibatkan udara luar bercampur gas buang dari kendaraan lain masuk ke dalam kabin. Tak kalah penting, lakukan perawatan berkala untuk saringan udara AC agar kebersihan udara di dalam kabin tetap terjaga.
Anda harus mengetahui gejala-gejala keracunan CO karena gas ini tidak berwarna dan tidak berbau. Gejala yang umum terjadi adalah sakit kepala, mual dan kelelahan. Kemudian pada paparan berikutnya atau keracunan CO pada konsentrasi lebih tinggi dapat menyebabkan kebingungan, pusing, lemah, mengantuk, sakit kepala parah, bahkan pingsan.
Bila Anda menjumpai korban yang keracunan gas karbonmonoksida, segera berikan pertolongan pertama, dengan cara:
- Pindahkan korban ke tempat yang jauh dari sumber karbonmonoksida, berudara segar dan hangat.
- Longgarkan pakaian korban supaya mudah bernapas, dan lakukan pernapasan buatan jika korban sulit bernapas
- Tenangkan korban, karena terlalu banyak gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen sehingga persediaan oksigen ke otak dapat berkurang.
- Segera bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kondisi mobil yang terawat baik eksterior maupun interior sangatlah penting diperhatikan untuk kenyamanan. Berbicara interior mobil pastikan tak ada kebocoran gas buang, karena ini bisa mengakibatkan kematian.
Keracunan gas karbonmonoksida (CO) di dalam mobil, bisa saja terjadi akibat adanya kebocoran atau celah yang memungkinkan gas tersebut masuk ke kabin. Nah, untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perhatikan dan lakukan beberapa hal berikut ini:
- Advertisement -
- Keluarlah dari mobil atau matikan mesin ketika Anda harus menunggu di dalam mobil dalam jangka waktu yang lama, terutama di tempat tertutup seperti di parkiran bawah tanah atau garasi. Selain untuk mencegah masuknya gas CO, tindakan ini akan mengurangi konsumsi bahan bakar serta mengurangi resiko catalitic converter menjadi terlalu panas.
- Periksa kondisi mobil terutama bodi bagian bawah, dekat mesin, dan knalpot, dari kemungkinan keropos atau adanya celah yang memungkinkan gas buang masuk ke dalam kabin.
- Bila sistem pendingin (AC) dilengkapi pemilihan sirkulasi udara kabin, hindari memilih sirkulasi udara luar saat kondisi macet karena dapat mengakibatkan udara luar bercampur gas buang dari kendaraan lain masuk ke dalam kabin. Tak kalah penting, lakukan perawatan berkala untuk saringan udara AC agar kebersihan udara di dalam kabin tetap terjaga.
Anda harus mengetahui gejala-gejala keracunan CO karena gas ini tidak berwarna dan tidak berbau. Gejala yang umum terjadi adalah sakit kepala, mual dan kelelahan. Kemudian pada paparan berikutnya atau keracunan CO pada konsentrasi lebih tinggi dapat menyebabkan kebingungan, pusing, lemah, mengantuk, sakit kepala parah, bahkan pingsan.
Bila Anda menjumpai korban yang keracunan gas karbonmonoksida, segera berikan pertolongan pertama, dengan cara:
- Advertisement -
- Pindahkan korban ke tempat yang jauh dari sumber karbonmonoksida, berudara segar dan hangat.
- Longgarkan pakaian korban supaya mudah bernapas, dan lakukan pernapasan buatan jika korban sulit bernapas
- Tenangkan korban, karena terlalu banyak gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen sehingga persediaan oksigen ke otak dapat berkurang.
- Segera bawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman