Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tiga Persen Pemudik Berisiko Tertular Virus Corona

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Jelang puasa dan lebaran membuat para perantau ramai-ramai memutuskan pulang kampung lebih awal. Padahal, risiko penularan virus Corona selalu mengintai. Apalagi saat ini banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berpotensi menulari orang lain yang lebih rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyarankan agar para pemudik tidak pulang kampung halaman di tengah wabah. Sebab ada potensi risiko penularan dari orang ke orang selama perjalanan.

“Jangan mudik. Risiko penularan cukup besar. 3 persen angkanya bisa berisiko. Ya misalnya yang mudik 1.000 orang, potensinya 30 orang tertular,” katanya kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Baca Juga:  Kapal Cina Main Nyelenong ke Laut Indonesia

Menurut Ari, para pemudik yang sudah terlanjur pulang ke kampung halaman memang sebaiknya diskrining dengan ketat. Sebab seluruh orang di Indonesia saat ini sebetulnya sudah berisiko dengan tanpa gejala.

“Ada pengertian Orang Tanpa Gejala dan Orang Dengan Pemantauan. ODP itu biasanya sudah ada gejala klinis. Kalau OTG tak ada gejala,” katanya.

Sebelumnya Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-29 Achmad Yurianto berulang kali mengingatkan agar masyarakat mengikuti aturan jarak fisik dan jarak sosial (physical distancing). Maka menjaga jarak penting dilakukan. Yurianto menegaskan tak perlu meninggalkan rumah jika tak perlu.

“Terkait dengan konteks menjaga jarak, berhati-hatilah tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu bepergian yang jauh. Tidak perlu kemudian bepergian bersama keluarga menuju tempat lain yang jauh,” kata Yuri.

Baca Juga:  Sorot Kinerja PLN, Ketua DPRD Ingatkan Jangan Byarpet

Menurutnya, risiko akan sangat besar jika perjalanan tetap dilakukan. Apalagi kemudian jika masyarakat memutuskan untuk pergi ke kampung dengan keluarga yang cukup banyak di dalam satu mobil yang berdesak-desakan dalam satu alat angkutan.

“Angkutan yang berdesak-desakan ini memberikan risiko (penularan) yang berlipat ganda,” jelasnya.

Sumber:JawaPos.com

Editor: Deslina

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Jelang puasa dan lebaran membuat para perantau ramai-ramai memutuskan pulang kampung lebih awal. Padahal, risiko penularan virus Corona selalu mengintai. Apalagi saat ini banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berpotensi menulari orang lain yang lebih rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyarankan agar para pemudik tidak pulang kampung halaman di tengah wabah. Sebab ada potensi risiko penularan dari orang ke orang selama perjalanan.

- Advertisement -

“Jangan mudik. Risiko penularan cukup besar. 3 persen angkanya bisa berisiko. Ya misalnya yang mudik 1.000 orang, potensinya 30 orang tertular,” katanya kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Baca Juga:  Festival GMC untuk Edukasi

Menurut Ari, para pemudik yang sudah terlanjur pulang ke kampung halaman memang sebaiknya diskrining dengan ketat. Sebab seluruh orang di Indonesia saat ini sebetulnya sudah berisiko dengan tanpa gejala.

- Advertisement -

“Ada pengertian Orang Tanpa Gejala dan Orang Dengan Pemantauan. ODP itu biasanya sudah ada gejala klinis. Kalau OTG tak ada gejala,” katanya.

Sebelumnya Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-29 Achmad Yurianto berulang kali mengingatkan agar masyarakat mengikuti aturan jarak fisik dan jarak sosial (physical distancing). Maka menjaga jarak penting dilakukan. Yurianto menegaskan tak perlu meninggalkan rumah jika tak perlu.

“Terkait dengan konteks menjaga jarak, berhati-hatilah tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu bepergian yang jauh. Tidak perlu kemudian bepergian bersama keluarga menuju tempat lain yang jauh,” kata Yuri.

Baca Juga:  Dorong Perpanjang PPKM Mikro 

Menurutnya, risiko akan sangat besar jika perjalanan tetap dilakukan. Apalagi kemudian jika masyarakat memutuskan untuk pergi ke kampung dengan keluarga yang cukup banyak di dalam satu mobil yang berdesak-desakan dalam satu alat angkutan.

“Angkutan yang berdesak-desakan ini memberikan risiko (penularan) yang berlipat ganda,” jelasnya.

Sumber:JawaPos.com

Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari